21.6 C
Sukabumi
Jumat, April 26, 2024

Lakalantas di Parungkuda Sukabumi, Avanza tabrak pagar lalu terguling

sukabumiheadline.com - Insiden kecelakaan lalu lintas (lakalantas)...

Vespa 300 GTV special edition cuma 140 meluncur, cek harga dan spesifikasinya

sukabumiheadline.com - Dalam rangka merayakan 140 tahun...

Tidak Sekadar Hobi, Pertanian Hidroponik Jadi Peluang Bisnis di Sukabumi

SukabumiTidak Sekadar Hobi, Pertanian Hidroponik Jadi Peluang Bisnis di Sukabumi

SUKABUMIHEADLINES.com l Pola tanam dengan cara hidroponik tidak lagi dianggap sekadar hobi, tapi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Selain tidak membutuhkan lahan luas, sistem hidroponik juga memberikan hasil yang cukup higienis.

Terlebih lagi, saat ini masyarakat sudah banyak membutuhkan tanaman ataupun sayuran untuk dikonsumsi, sehingga tak heran jika permintaan semakin tinggi.

Karenanya, wajar jika saat ini pertanian sistem hidroponik sudah menjadi tren di kalangan warga Sukabumi, meskipun lebih banyak menjadikannya sekadar hobi untuk dikonsumsi sendiri. Padahal, hasil pertanian hidroponik bukan hanya digemari konsumen individu saja, tapi hotel dan restoran pun membutuhkan pasokan dalam jumlah cukup besar.

Salah satu pelaku usaha pertanian hidroponik di Kabupaten Sukabumi, adalah Pohaci Farm di Kecamatan Nagrak. Setelah berjalan setahun, Pohaci Farm kini juga membantu petani lainnya dalam memasarkan produk pertaniannya, dengan omset lumayan besar.

Mochammad Salahudin atau sering disapa Dede, warga Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, ini salah seorang warga yang berupaya bangkit di masa pandemi Covid-19 dengan merintis usaha pertanian hidroponik.

Dede yang sebelumnya berprofesi sebagai kontraktor, itu mendirikan Pohaci Farm sejak Oktober 2020, bersama beberapa temannya.

“Semuanya berawal dari hobi bercocok tanam. Di awal pandemi ini saya melihat prospek tanaman hidroponik, dan kebetulan ada kelompok pemuda yang emang tertarik di bidang agribisnis dan pemberdayaan pemuda milenial,” ucap Dede saat berbincang dengan sukabumiheadlines.com, Selasa (27/10/2021) lalu.

Lebih jauh, Dede mengakui bahwa ilmu bertani hidroponik secara otodidak dengan mempelajari dari media sosial. Ditambah dari hasil sharing dengan komunitas petani hidroponik di Sukabumi.

“Belajar otodidak, sesekali melihat dari media sosial media seperti YouTube. Selain itu, saya juga rajin sharing dengan komunitas (hidroponik-red). Semua dilakukan bareng bareng bersama pemuda milenial dari mulai instalasi, meracik nutrisi dan proses penyemaian hingga panen,” tambah Dede.

Pada awalnya, Dede mengaku bingung ke mana hasil pertanian hidroponiknya harus dipasarkan, mengingat hasil pertanian model hidroponik tentu berbeda harga dan pasarnya dengan pertanian konvensional.

“Awalnya bingung pemasarannya gimana, lalu dicoba mencari market sendiri oleh tim marketing ke restoran-restoran dan supermarket. Alhamdulillah berhasil. Sekarang kita rutin kirim ke restoran. Bahkan, sudah bisa masuk ke supermarket di sejumlah kota-kota besar,” ungkapnya.

Usaha pertanian milik Pohaci Farm terus berkembang dan kini sudah memiliki tiga kebun yang menyediakan beragam sayuran hidroponik, mulai dari sayuran oriental, pakcoy, bayam, macam-macam selada, kailan, kale, dan buah melon.

Selama satu tahun berjalan, kini Pohaci Farm punya omset yang terbilang luar besar, Rp8 juta per bulan.

“Dulu kami mendirikan Pohaci Farm dengan modal awal Rp10 juta, dan sekarang bisa meraih omset Rp8 juta setiap bulannya,” ungkap pria berusia 28 tahun itu.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer