21.6 C
Sukabumi
Kamis, Mei 9, 2024

Sumbangan terbesar dari asetnya di Sukabumi, harta Prajogo Pangestu tembus Rp1.013 T

sukabumiheadline.com - Kekayaan pemilik PT Barito Renewables...

Sport Bike Honda Dax 125 MY 2024 Memikat Pecinta Motor Retro, Harga?

sukabumiheadline.com l Motor sport berdimensi ringkas, Honda...

Tinggalkan Modelling, Pria Cicurug Sukabumi Ternak Kambing Beromset Ratusan Juta Rupiah

EkonomiTinggalkan Modelling, Pria Cicurug Sukabumi Ternak Kambing Beromset Ratusan Juta Rupiah

SUKABUMIHEADLINE.com l CICURUG – Shendi adalah seorang model profesional asal Sukabumi. Awalnya ia mengaku tak pernah terpikir untuk menetap di Jakarta karena merasa belum tahu banyak tentang kota metropolitan itu. Baca selengkapnya: Jadi Model, Pria Asal Cicurug Sukabumi Ini Akhirnya Berani Tinggal di Jakarta

Pemilik nama lengkap Hendi Suhendi, warga Kampung Lebaksinyar RT 003/006 Kelurahan/Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kini memilih pensiun dari dunia modeling dan memilih menjadi peternak domba milik almarhum ayahnya.

Shendi
Shendi alias Hendi Suhendi. l Koleksi DAV

Diakui pria 28 tahun itu, semenjak ayahnya meninggal dunia dua tahun lalu, ia memutuskan untuk melanjutkan usaha ternak domba dan kambing yang sudah dirintis sang ayah semenjak 20 tahun silam.

Walaupun Shendi sempat merasa ragu untuk meneruskan usaha itu, karena kondisi ekonomi sedang terpuruk akibat pandemi, Shendi memutuskan banting stir menjadi peternak.

“Dulu sih gak kepikiran buat nerusin usaha ternak kambing. Tapi aku pikir ya sudah, karena semenjak bapak meninggal duni, masalah ekonomi juga yang menurun. Akhirnya aku beranikan diri untuk ambil dan nerusin usaha bapak dengan mengubah metode ternak dan penjualannya,” ungkapnya kepada sukabumiheadline.com, pada Sabtu, 24 Juli 2021.

Lebih jauh, Shendi menjelaskan, untuk metode peternakan kambing dan domba di HS Farm, ia memilih cara modern. Sedangkan untuk menjual ternaknya dia mengandalkan media sosial. Shendi sendiri memilih cara praktis dengan metode penggemukan agar dalam dua bulan sudah bisa dipanen.

Untuk pakan, ia juga telah bekerja sama dengan peternak lain di petani sekitar Cicurug. Total pakan yang dikonsumsi ternaknya, ada 19 jenis. Selain itu, ada tambahan obat dan vitamin untuk ternak, sehingga total per harinya menghabiskan 10 karung pakan dan 4 karung kosentrat.

“Sekarang beternak relatif mudah karena banyak menggunakan metode-metode yang canggih juga. Dulu aku juga berpikiran jualan kambing tuh ribet banget. Tapi sekarang, lebih canggih. Ditambah sekarang kita bisa dengan mudahnya mengakses media sosial,” jelas Shendi.

Omset dan 15 Karyawan

Karena usahanya terus berkembang, saat ini HS Farm sudah memiliki 15 karyawan. Dia memilih melibatkan saudara-saudaranya agar ada rasa memiliki tinggi. “Sekarang ada 15 karyawan, masih muda dan berjiwa muda kan. Jadi saya kasih tahu mereka bahwa jadi peternak itu gak ribet. Gampang banget kalau kitanya mau berusaha keras,” yakin Shendi.

Untuk mengembangkan usahanya, Shendi menjual semua jenis kambing dan domba. Karenanya, ia telah menjalin kerja sama dengan peternak dari kampung sekitar, hingga wilayah selatan Sukabumi dan Cianjur.

Kambing dari HS Farm sudah dipasarkan ke Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Jogjakarta. Selain itu, ia juga menjual daging kambing yang langsung di potong di peternakannya.

“Jadi ada dua model penjualan. Kambing hidup dan kambing yang sudah dipotong di sini. Biasanya per hari kita potong 60 ekor. Sebanyak 50 ekor untuk pesanan restoran khas Arab di Jakarta dan 10 ekor untuk pesanan yang di wilayah Sukabumi,” papar Shendi lagi.

Selain di Cicurug, Shendi juga memiliki peternakan kambing di daerah Cioray, Kecamatan Parungkuda, Cimande dan Cibeureum Puncak, Kabupaten Bogor. Untuk kisaran harga, kambingnya dijual dari mulai Rp 500 ribu hingga puluhan juta Rupiah.

“Sistem penjualannya kita open PO. Karena memang kita keluar masuk juga. Tidak di-briding. Biasanya kalau untuk di kandang sini, ada 150 ekor,” jelas dia.

Bicara soal suka dukanya menjadi peternak kambing, Shendi mengaku suka minder kalau ada mahasiswa yang melakukan penelitian atau KKN di HS Farm karena merasa ilmu yang mereka miliki lebih tinggi, sedangkan dirinya hanya lulusan SMP.

“Kalau ada mahasiswa yang melakukan penelitian atau KKN suka malu karena ilmunya tinggian mereka. Aku kan hanya lulusan SMP, jadi aku benar-benar belajar dari pengalaman dan internet. Selain itu, aku pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta Rupiah,” ungkapnya.

Sedangkan sukanya, Shendi merasa bangga bisa mengangkat derajat orang tua, dan memiliki properti pribadi. Proses nya memang panjang dan melelahkan, aku dia, untuk bisa sampai di titik saat ini memang dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan.

“Sukanya, alhamdulllah bisa mengangkat derajat orang tua, bisa membangun rumah dan punya mobil sendiri. Prosesnya memang panjang dan butuh kerja keras. Sayangnya, aku gak bisa nunjukin capaian ini ke bapak, gak bisa nunjukin bahwa aku bisa nerusin usaha bapak dan jadi seperti sekarang,” Shendi mengakhiri perbincangan.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer