25.2 C
Sukabumi
Sabtu, April 20, 2024

Di utara Sukabumi macet, pantai selatan gelombang tinggi

sukabumiheadline.com - Arus kendaraan pada musim libur...

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

5 Fakta Bocah SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok Empat Orang

LIPSUS5 Fakta Bocah SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok Empat Orang

sukabumiheadline.com l SUKARAJA – Seorang bocah berinisial MH (9) meninggal dunia setelah mengalami luka cukup parah yang diduga akibat dikeroyok teman temanya.

Diketahui, MH sendiri merupakan siswa kelas 2 sekolah dasar (SD) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Berikut 5 fakta seputar tewasnya MH.

1. Dianiaya Selama Dua Hari

MH dikabarkan meninggal dunia saat sedang berada di rumah sakit pada Sabtu (20/5/2023) pagi. Ia dilarikan ke RS setelah mengalami luka dalam akibat dikeroyok teman dan kakak kelasnya.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, aksi penganiayaan terhadap MH diduga terjadi pada 15 dan 16 Mei 2023.

2. Alami Luka Parah di Sekujur Tubuh 

Berdasarkan diagnosa dokter, seperti dituturkan kakek korban, HY (52), MH mengalami luka di bagian dada, punggung, kepala dan rahang. Karenanya, korban sempat dirawat di rumah sakit selama empat hari. Namun nyawa korban tidak tertolong.

“Meninggal di rumah sakit. Berdarah dari mulut. Cucu saya ini pindahan kalau enggak salah empat bulan lalu baru pindah,” ungkap HY.

3. Dianiaya di Lingkungan Sekolah 

Ditambahkan HY, aksi penganiayaan dilakukan di tempat berbeda. Korban dianiaya di sekitar lingkungan sekolah pada Senin (15/5/2023). Lalu, MH mendapatkan perundungan di belakang sekolah atau dekat kamar mandi pada Selasa (16/5/2023).

Akibat penganiayaan itu, korban mengeluh dada dan punggungnya merasa sakit dan sesak napas. Mulanya, korban tidak mengaku bahwa sakit yang dialaminya itu akibat penganiayaan.

Kendati demikian, ia akhirnya mau mengaku usai dibujuk oleh dokter rumah sakit yang menanganinya dan mengaku bahwa dirinya telah dianiaya oleh kakak kelas dan teman seangkatannya yang berjumlah empat orang.

Pihak keluarga mengaku tak menyangka bahwa korban mengalami penganiayaan.

“Kita enggak nyangka itu penganiayaan. Pas saya bawa ke RS Primaya, anak itu enggak ngaku, mungkin diancam saya kurang faham. Setelah dokter nanya sampai empat kali baru dia ngaku, dipukulin,” ujar HY (52), kakek korban pada (20/5/2023).

Menurut HY, cucunya memberi tahu dokter telah dikeroyok oleh empat siswa SD selama dua hari. Dia menyebut empat bocah tersebut ada yang duduk di bangku kelas 5 SD, kelas 4 SD, hingga juga ada yang masih kelas 2 SD.

“Kejadian dari hari Senin, Selasa. Jadi dua hari itu dipukulin di lingkungan sekolah. Dianiayanya di belakang sekolah dekat kamar mandi, (hari kedua di kamar mandi?), ya,” jelas HY.

4. Gerak Cepat Polisi

Sementara, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi Kota mendalami kasus ini, termasuk memeriksa sejumlah saksi.

“Kami sudah meminta keterangan dari enam saksi yang berasal dari pihak keluarga korban dan sekolah, terkait kasus penganiayaan hingga tewas seorang pelajar SD di salah satu SD di Kecamatan Sukaraja,” kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto di Sukabumi, Ahad (21/5/2023).

Yanto mengatakan, sehari pascakorban dikebumikan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi terkait peristiwa dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Mulanya, kasus ini tidak dilaporkan oleh keluarga korban dan orang tuanya pun menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban.

Namun, pihak kepolisian akan tetap menangani kasus ini dengan melakukan berbagai pengembangan untuk mengungkap pelaku dan motifnya.

Hingga saat ini, jajaran kepolisian masih mengumpulkan keterangan dan mencari saksi maupun bukti pendukung sekaligus meminta hasil visum dari rumah sakit untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

“Untuk hasil visum kami masih menunggu dari rumah sakit. Kami tetap berkomitmen untuk mengungkap kasus ini meskipun ada penolakan proses autopsi dari keluarga korban,” kata Yanto.

5. Respons Gubernur Jawa Barat 

Sementara Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mendorong agar kasus perundungan yang menimpa siswa SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, dapat masuk ke ranah hukum. Ridwan Kamil (Kang Emil) mengaku mengutuk keras peristiwa yang membuat korbannya meninggal dunia tersebut.

Kang Emil menyampaikan turut prihatin kepada keluarga korban. Peristiwa perundungan yang mengakibatkan korbannya, siswa kelas 2 SD meninggal dunia terjadi di Kabupaten Sukabumi. Korban diduga dikeroyok sejumlah kakak kelasnya.Kang Emil menegaskan, bila praktisi psikologi tidak menyatakan para pelaku kejahatan tersebut perlu dilakukan pembinaan, jalur hukum harus tetap ditempuh. Sebab apa yang telah mereka lakukan telah merenggut nyawa orang lain.“Menurut saya, tidak boleh ada kompromi, kecuali ada statement dari psikolog yang menyatakan solusinya adalah pembinaan. Kalau tidak, menurut saya jalur hukum harus dipertimbangkan,” ujar Gubernur Jabar di Gedung Pakuan, Kamis (25/5/2023).

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer