sukabumiheadline.com – Menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah bagian penting dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, sedikitnya ada 7 kondisi yang tidak disarankan hingga dilarang mencabut gigi menjadi tindakan yang tidak disarankan karena adanya potensi berbahaya.
Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan dalam beberapa kondisi medis tertentu karena dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan. Dari mulai posisi gigi yang dekat dengan tumor kanker, penyakit menular, penyakit kardiovaskular akut, dan kondisi lainnya.
Menurut Supervisor Dentist Human Capital di Damessa Dental Care, drg. Brenda Regina Christy, kondisi yang menghambat pencabutan gigi hanya bisa dinilai setelah pemeriksaan menyeluruh oleh dokter gigi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun dikutip sukabumiheadline.com dari estomed.am, berikut adalah 7 kondisi tidak boleh mencabut gigi karena dinilai ada potensi bahaya dan penjelasannya, Kamis (17//4/2025).
1. Gigi terletak di dekat tumor kanker
Pencabutan gigi dalam kondisi ini dapat mempercepat penyebaran sel kanker ke jaringan lain di sekitarnya. Selain itu, pasien dengan kanker sering mengalami sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat pengobatan seperti kemoterapi atau radioterapi, sehingga proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi menjadi lebih sulit.
Dokter gigi biasanya akan berkonsultasi dengan dokter onkologi sebelum mengambil keputusan terkait pencabutan gigi. Dalam beberapa kasus, tindakan alternatif seperti perawatan saluran akar atau prosedur konservatif lainnya mungkin lebih disarankan agar tidak membahayakan kondisi kesehatan pasien.
2. Penyakit menular
Pasien yang mengalami penyakit menular seperti infeksi saluran pernapasan akut, radang amandel, flu HSV pada bibir, atau hepatitis A sebaiknya menunda pencabutan gigi.
Hal itu karena penyakit ini dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan terhadap infeksi setelah prosedur pencabutan dilakukan. Risiko komplikasi seperti penyebaran infeksi ke area mulut dan gusi juga meningkat. Karenanya, pasien dengan penyakit menular berisiko dapat menularkan infeksi kepada tenaga medis atau pasien lain di klinik.
3. Diabetes melitus dan penyakit endokrin lainnya dalam tahap dekompensasi
Diabetes yang tidak terkontrol atau dalam tahap dekompensasi dapat menyebabkan gangguan penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi. Pencabutan gigi dalam kondisi ini bisa berujung pada komplikasi serius seperti infeksi gusi yang sulit sembuh atau bahkan nekrosis jaringan.
Sebelum menjalani prosedur pencabutan gigi, pasien diabetes sebaiknya memastikan kadar gula darahnya dalam kondisi stabil. Dokter gigi mungkin akan merekomendasikan konsultasi dengan dokter spesialis endokrin untuk memastikan prosedur aman dilakukan tanpa menimbulkan komplikasi.
4. Infark miokard akut dan penyakit kardiovaskular dalam keadaan eksaserbasi
Pasien yang baru saja mengalami serangan jantung (infark miokard akut) atau sedang mengalami eksaserbasi angina pektoris sebaiknya menghindari pencabutan gigi. Stres yang disebabkan oleh prosedur ini dapat memicu peningkatan tekanan darah atau bahkan menyebabkan serangan jantung mendadak.
Sebagai langkah pencegahan, dokter gigi biasanya akan meminta persetujuan dari dokter spesialis jantung sebelum melakukan tindakan. Jika pencabutan tidak mendesak, prosedur ini sebaiknya ditunda hingga kondisi pasien lebih stabil.
5. Gangguan mental akut
Pasien yang mengalami gangguan mental akut seperti psikosis manik-depresif atau skizofrenia dalam fase tidak terkontrol sebaiknya tidak menjalani pencabutan gigi. Gangguan ini dapat menyebabkan pasien kesulitan bekerja sama dengan dokter gigi serta meningkatkan risiko komplikasi akibat stres dan ketidakstabilan emosi.
Dalam beberapa kasus, pasien dengan gangguan mental berat perlu menjalani perawatan medis terlebih dahulu untuk menstabilkan kondisi psikologisnya sebelum dilakukan tindakan pencabutan gigi. Penggunaan obat penenang atau anestesi khusus juga dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko selama prosedur berlangsung.
6. Gangguan sistem saraf
Penyakit yang memengaruhi sistem saraf seperti meningitis atau kecelakaan serebrovaskular akut (stroke) dapat menjadi kontraindikasi pencabutan gigi. Prosedur ini dapat memperburuk kondisi neurologis pasien dan meningkatkan risiko komplikasi selama atau setelah tindakan dilakukan.
Pasien dengan riwayat stroke atau gangguan saraf lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf sebelum menjalani pencabutan gigi. Dalam beberapa kasus, dokter gigi mungkin akan menyarankan metode perawatan alternatif yang lebih aman bagi pasien dengan kondisi ini.
7. Penyakit darah
Gangguan darah seperti leukemia, anemia berat, atau gangguan pembekuan darah dapat meningkatkan risiko perdarahan yang berlebihan saat pencabutan gigi. Pasien dengan kondisi ini lebih rentan mengalami komplikasi seperti perdarahan yang sulit dihentikan atau infeksi pasca prosedur.
Sebelum mencabut gigi, pasien dengan penyakit darah perlu menjalani pemeriksaan darah lengkap untuk memastikan bahwa kadar trombosit dan faktor pembekuan darah berada dalam kondisi yang aman. Jika diperlukan, dokter gigi akan bekerja sama dengan dokter hematologi untuk menentukan langkah perawatan terbaik bagi pasien.