Iran ogah gencatan senjata dengan Israel, didukung Pakistan ingin perang habis-habisan

- Redaksi

Selasa, 17 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Demonstrasi pro pemerintah Iran - Antara Foto

Demonstrasi pro pemerintah Iran - Antara Foto

sukabumiheadline.com – Iran dengan tegas menolak membuka negosiasi gencatan senjata dengan Israel. Menurut seorang pejabat yang mengetahui komunikasi diplomatik tersebut, Teheran telah menyampaikan kepada mediator Qatar dan Oman bahwa perundingan hanya bisa dilakukan setelah Iran merespons serangan Israel.

“Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka hanya akan melakukan negosiasi serius setelah Iran menyelesaikan tanggapannya terhadap serangan pendahuluan Israel,” kata pejabat itu kepada Reuters, Ahad (15/6/2025), dengan syarat anonim karena sensitivitas isu ini.

Pejabat tersebut menegaskan bahwa Iran tidak bersedia membuka pembicaraan damai selagi masih berada di bawah tekanan militer. “Mereka tidak akan berunding saat diserang,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Israel diketahui melancarkan serangan udara mendadak pada Jumat pagi (13/6/2025) yang menyasar komando militer Iran dan fasilitas nuklirnya. Pemerintah Israel menyatakan operasi militer ini akan terus ditingkatkan dalam beberapa hari mendatang.

Sebagai respons, Iran berjanji akan membalas dengan keras dan menyebut tindakan Israel sebagai pemicu konfrontasi terbesar dalam sejarah hubungan kedua negara. Iran bahkan mengancam akan “membuka gerbang neraka” sebagai bentuk balasan.

Baca Juga :  Mengenal Jihad Islam Palestina, Kecil tapi Ditakuti Israel dan Amerika

Pernyataan ini juga menepis laporan media yang menyebut Iran meminta bantuan Qatar dan Oman untuk melibatkan Amerika Serikat dalam menengahi gencatan senjata dan membuka kembali perundingan nuklir. “Laporan itu tidak akurat,” tegas pejabat yang sama.

Sebagai informasi, Oman dan Qatar selama ini dikenal sebagai jembatan diplomatik antara Iran dan Amerika Serikat. Keduanya pernah memediasi sejumlah perundingan, termasuk pertukaran tahanan antara Iran dan AS pada 2023.

Oman juga sempat memfasilitasi pembicaraan nuklir, meski putaran terakhir dibatalkan setelah Israel memulai serangan udara besar-besaran.

Dukungan dari Pakistan

Sementara itu, Mayor Jenderal Mohsen Rezaei, perwira senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang juga anggota Dewan Keamanan Nasional Iran, mengeklaim bahwa Pakistan akan menjatuhkan bom nuklir ke Israel jika perang melawan Iran berubah menjadi konflik nuklir.

“Pakistan telah memberi tahu Republik Islam ini: ‘Jika Israel menjatuhkan bom nuklir di Teheran, kami akan menjatuhkan bom nuklir ke mereka’,” kata Rezaei dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah Iran, yang dilansir Turkiye Today.

Rezaei mengatakan Islamabad telah bersumpah untuk mendukung Iran dan menyerukan persatuan negara-negara Muslim untuk melawan Israel setelah serangan terhadap Iran.

Baca Juga :  Jelang Hari Kemerdekaan, Bendera Israel Berkibar di Atas Masjid Ibrahimi Palestina

Namun, tidak ada pejabat Pakistan yang membuat pernyataan seperti itu di depan publik bahkan setelah Israel melancarkan serangan langsung ke Iran dan fasilitas nuklirnya sejak 13 Juni lalu.

Pertempuran antara kedua negara itu terus berlanjut sejak saat itu, dengan rudal balistik dan pesawat nirawak memasuki wilayah udara masing-masing.

Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan kepada Majelis Nasional pada Sabtu pekan lalu bahwa negara-negara Muslim harus bersatu melawan Israel atau mereka akan “menghadapi nasib yang sama” seperti Iran dan Palestina.

“Israel telah menargetkan Iran, Yaman, dan Palestina. Jika negara-negara Muslim tidak bersatu sekarang, masing-masing akan menghadapi nasib yang sama,” katanya.

Asif juga mendesak negara-negara Muslim yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel untuk memutuskan hubungan tersebut. Dia juga meminta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengadakan pertemuan guna membentuk strategi bersama melawan negara Yahudi tersebut.

Berita Terkait

Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara
Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina
Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB
Intip kecanggihan M142 HIMARS, tentara AS berlatih perang di dekat Sukabumi
Perancis akan akui Negara Palestina tahun ini, dibenci Israel-AS, dipuji spanyol dan Arab Saudi
Tim Persib ditengok Dubes Indonesia untuk Thailand
Iran akan lanjutkan perang dengan Israel
Kasus ijazah palsu, Wali Kota Shizuoka Jepang Maki Takubo mundur

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 02:23 WIB

Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina

Minggu, 27 Juli 2025 - 10:00 WIB

Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Minggu, 27 Juli 2025 - 00:55 WIB

Intip kecanggihan M142 HIMARS, tentara AS berlatih perang di dekat Sukabumi

Jumat, 25 Juli 2025 - 18:43 WIB

Perancis akan akui Negara Palestina tahun ini, dibenci Israel-AS, dipuji spanyol dan Arab Saudi

Selasa, 22 Juli 2025 - 18:47 WIB

Tim Persib ditengok Dubes Indonesia untuk Thailand

Berita Terbaru

Bendera Partai Gerindra. l Istimewa

Politik

Susunan Pengurus DPP Gerindra Periode 2025-2030

Minggu, 3 Agu 2025 - 19:21 WIB

Oil Refinery atau kilang minyak - Ist

Ekonomi

Ternyata ini tujuan kilang minyak Sukabumi dibangun

Minggu, 3 Agu 2025 - 03:46 WIB