sukabumiheadline.com – Film horor Tenung by Risa Saraswati & Dimasta telah tayang di bioskop sejak pertengahan 2025. Film horor terbaru MD Pictures ini menghadirkan teror mistis sekaligus drama keluarga yang emosional, dengan setting lokasi di Sukabumi, Jawa Barat.
Tak hanya ceritanya yang menegangkan, proses syuting film ini juga memberikan pengalaman yang mendebarkan bagi para pemainnya, termasuk Aisyah Aqilah. Ia bahkan mengaku sempat merasa takut ketika harus mengambil adegan tertentu yang mencekam. Baca selengkapnya: Syuting di Sukabumi: Sinopsis dan bintang film Tenung, cerita teror gaib mematikan
“Sebetulnya aku tuh suka nonton horor suka main film horor tapi emang terkadang ada beberapa adegan yang aku tuh takut. Jadi kadang kalau ada adegan lorong sepi misalkan gelap kan, itu kalau oncam sendiri aku pasti minta temenin. Tapi seru aku suka,” ujar Aisyah beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Aisyah menambahkan bahwa dirinya butuh pendampingan dalam momen-momen tertentu agar tetap merasa aman saat menjalani proses syuting di lokasi yang menyeramkan.
“Harus ada orang yang nemenin di situ. Aku begitu sih. Tapi seru, aku suka,” sambungnya.
Kejadian mistis saat syuting
“Aku justru biasanya pengalaman horor ketika bukan syuting film horor haha syuting horor malah enggak,” tambahnya sambil tertawa.
Meskipun demikian, Aisyah sempat mendengar bahwa beberapa kru produksi mengalami pengalaman-pengalaman yang tidak bisa dijelaskan secara logis selama syuting.
“Tapi kru kru sih setahu aku ya,” ujar Aisyah.
17 kali masuk angin

Berbeda dengan Aisyah, pemeran lainnya, Emir Mahira yang memerankan tokoh Ari, salah satu anak dari karakter Linda yang menjadi pusat cerita film ini.
Emir mengaku mengalami tantangan fisik yang cukup berat selama proses syuting. Lokasi pengambilan gambar di Sukabumi yang dikenal dingin ditambah dengan kondisi cuaca buatan menjadi faktor utama.
“Capek banget ya karena kebetulan ini syutingnya di Sukabumi, which is dingin banget. Itu dengan ujan buatan, dan hujan buatan juga segala macam, enggak bisa dipungkiri aku masuk angin mungkin ada 17 kali, syuting film ini ya haha,” ungkap Emir Mahira.
Meski begitu, Emir tetap menjalani syuting dengan penuh semangat dan profesional. Ia menegaskan bahwa kondisi fisiknya tidak sampai mengganggu jadwal produksi film.
“Enggak ada sih, kami kan juga harus tetap profesional ya, aku juga menjaga diriku, kalaupun aku sakit aku bisa mengontrol diriku dengan vitamin, segala macam, tapi kalau pun sudah parah banget break sehari syuting,” jelasnya.

Emir juga menyebut bahwa tantangan terbesar dalam film ini justru datang dari adegan akhir yang sangat menguras tenaga dan emosinya. Meskipun tampak seperti satu rangkaian adegan, ternyata proses pengambilan gambar memakan waktu tiga hari.
“Mungkin yang di ending ya. Di ending menguras tenaganya mati-matian banget karena itu teknis banget kan, mungkin kalau nonton keliatannya kayak oh ini satu sequence, padahal itu di syutingin 3 hari karena sesusah itu,” kata Emir.
Selain itu, Emir harus membayangkan dirinya sebagai sosok ayah dari anak remaja, sesuatu yang belum pernah ia alami di dunia nyata. Untuk mendalami karakter Ari, Emir banyak berdiskusi dengan ayahnya sendiri dan beberapa teman yang sudah menjadi orangtua.
“Saya ngobrol sama bapak saya sendiri, sama teman-teman saya yang sudah jadi bapak juga. Paling risetnya di situ sih,” ujarnya.
Uniknya, Emir justru merasa peran ini mendekatkan dirinya dengan kenyataan sosial saat ini. Banyak pria muda yang harus menjalani peran sebagai ayah tanpa persiapan.
“Ya kan, kenyataannya banyak di dunia ini yang seperti Ari. Yang belum siap jadi bapak tapi akhirnya jadi bapak. Itu saja sih sebenarnya walaupun mungkin itu jauh dari aku sekarang, tetapi itu dekat dengan realita sekarang,” tuturnya.