sukabumiheadline.com – Sebagai seorang mukmin kita diwajibkan memahami dan meyakini bahwa kehidupan dunia ini bukanlah kehidupan yang kekal, dunia bukanlah tempat menetap, dunia bukanlah tempat mencapai kebahagiaan yang sebenarnya, dunia bukanlah tujuan utama untuk mencapai cita-cita.
Karenanya, menurut Abd. Kholid, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, jika ada seorang mukmin memiliki orientasi (tujuan) hidup untuk dunia semata, maka sesungguhnya ia telah tertipu.
Berita Terkait: Analisis geologi gempa bumi di Sukabumi: Wilayah Tersier, batuan sedimen rombakan gunung api
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu juga sesuai dengan QS. Luqman ayat 33, di mana Allah memperingatkan agar jangan sampai kehidupan dunia ini menipu kita semua. Ayat ini menurut Abu al-Laits al-Samarqandy merupakan peringatan Allah yang sangat keras bagi seorang Muslim agar tidak tertipu dengan kehidupan dunia.
“Sehingga, ia senang, merasa tenang dan bahagia yang pada akhirnya ia lupa kehidupan akhirat sehingga ia tidak tidak mempersiapakan amal untuk kehidupan yang sebenarnya itu , sebagaimana tersurat dalam QS. Hud ayat 15-16,” kata Kholid di laman resmi UIN Sunan Ampel.
Dijelaskan Kholid, dalam kajian Islam, dibalik adanya ujian, cobaan, musibah, bencana, dan lain-lain yang ditimpahkan kepada umat manusia dalam kehidupannya, “Sesungguhnya di dalamnya terkandung hikmah-hikmah dan pelajaran yang berharga untuk dipetik dan dijadikan pedoman dalam kehidupan ini.”
Bencana alam dalam pandangan Islam

Dalam pandangan Islam, bencana alam yang menimpa, terutama umat Muslim, bukanlah semata-mata azab (hukuman), melainkan memiliki berbagai hikmah dan tujuan, seperti ujian keimanan, peringatan, dan penebus dosa. Hal ini dijelaskan dalam beberapa dalil AlQuran dan hadits.
Baca Juga: Januari – Desember 2025, Sukabumi Earthquake Report: 600 kali gempa guncang Sukabumi
Mengapa Allah menurunkan bencana kepada umat Muslim?
Allah SWT dan Rasulullah SAW sejatinya telah memperingatkan melalui dalil-dalil tentang bencana alam, yakni:
1. Sebagai Ujian Keimanan dan Kesabaran: Bencana berfungsi untuk menguji keteguhan iman dan kesabaran seseorang. Allah SWT ingin melihat siapa di antara hamba-Nya yang tetap teguh di jalan-Nya saat menghadapi kesulitan.
Hal itu tersurat dalam QS. Ali ‘Imran (3): 142 yang berbunyi: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar?“
2. Sebagai Peringatan dan Akibat Perbuatan Manusia: Banyak bencana terjadi akibat kerusakan yang dilakukan oleh tangan manusia sendiri, baik secara langsung (perusakan lingkungan) maupun tidak langsung (kemaksiatan). Tujuannya adalah agar manusia sadar dan kembali ke jalan yang benar (bertaubat).
Allah SWT telah memperingatkan hal itu dalam QS. Ar-Rum (30): 41 yang berbunyi: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).“
Kemudian, dalam QS. An-Nisa (4): 79, berbunyi: “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.”
3. Sebagai Penebus Dosa dan Penghapus Kesalahan: Bagi umat Muslim yang beriman dan bersabar, musibah yang menimpa dapat berfungsi sebagai cara Allah menghapus dosa-dosa dan kesalahan yang telah mereka perbuat. Sebagaimana bunyi hadits:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, dan kegundahan, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya karena hal tersebut, sampai pun duri yang menusuknya.” (HR. Bukhari no. 5641 dan Muslim no. 2573)
4. Sebagai Tanda Kekuasaan Allah SWT: Bencana alam juga merupakan bukti nyata dari kekuasaan Allah SWT atas alam semesta. Hal ini mengingatkan manusia akan keagungan-Nya dan bahwa segala sesuatu berada di bawah kendali-Nya.
Sebagaimana bunyi QS. Al-Hadid (57): 22: “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.”
Dengan demikian, bencana alam dalam Islam adalah bagian dari takdir Allah yang penuh hikmah, berfungsi sebagai pengingat, pembersih dosa, dan ujian untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat Muslim. Wallahualam.









