23.1 C
Sukabumi
Jumat, April 26, 2024

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Paman Anwar Usman langgar etik lagi, MKMK kembali beri sanksi

sukabumiheadline.com - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK)...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Bukan Korupsi Direksi AMKA, Ini Sebab Megaproyek Rp18 Triliun di Sukabumi Berantakan

NasionalBukan Korupsi Direksi AMKA, Ini Sebab Megaproyek Rp18 Triliun di Sukabumi Berantakan

sukabumiheadline.com l Ketua Pelaksana KSO Bukit Algoritma, Budiman Sudjatmiko mengatakan proyek Bukit Algoritma tidak terpengaruh dengan adanya kasus korupsi yang menjerat Perusahaan BUMN PT Amarta Karya (AMKA).

Budiman beralasan masalah korupsi di AMKA terkait direksi lama, bukan direksi yang saat ini terlibat sebagai kontraktor pembangunan Bukit Algoritma.

“Yang kerja sama dengan kita kan direksi baru, yang kena kasus korupsi itu direksi lama,” kata Budiman, Rabu (17/5/2023) lalu.

Karenanya, tambah politikus PDI Perjuangan itu tidak ada pengaruh sedikit pun masalah di internal AMKA terhadap proyek pengembangan industri dan teknologi 4.0 di Cikidang dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Hal itu karena sebagai kontraktor utama, sambung dia, AMKA hanya sebagai kontraktor dan tidak ada dana mereka yang bersumber dari APBN digunakan sama sekali.

“Ekosistem dari swasta, tidak ada uang negara sepeser pun dari BUMN. Dan itu aman-aman aja gak ada masalah, udah dirombak semua dipimpin Pak Niko (Dirut AMKA Nikolas Agung),” yakin Budiman.

Baca Juga: 5 Fakta Megaproyek Senilai Rp 18 Triliun di Sukabumi Dipastikan Mangkrak

Adapun, terkait alasan proyek senilai Rp18 triliun yang dua tahun ini tidak ada pembangunan fisik sama sekali, Budiman tak menampiknya. Menurut dia, tidak adanya progres lanjutan di lahan seluas 888 hektare sejak pertama kali peletakan batu pertama (groundbreaking), karena masalah investasi berkala.

“Penggantian direksi rasa-rasanya tidak menghambat time line. Ini soal tahap pencairan investasinya, jadi sepenuhnya tahapan bisnis,” yakin Budiman.

Selain itu, kata Budiman, pengerjaan proyek di Bukit Algoritma saat ini masih berjalan, berupa renovasi gedung eksisting. Sedangkan beberapa proyek lainnya dari investasi yang telah cair, kata dia, dialokasikan untuk pilot project di beberapa daerah. “Masih ke gedung yang sudah ada dulu,” kata dia.

Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, pembangunan Bukit Algoritma yang digadang-gadang seperti Silicon Valley di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hingga kini belum menunjukkan kejelasan.

Padahal, warga menanti jika proyek besar tersebut dibangun, dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer