sukabumiheadline.com – Cerita pilu dialami Sunandi, seorang tuna netra yang hidup sebatang kara di Kampung Karikil RT 003/001, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Pria kelahiran 4 Juli 1987 itu hidup sendiri di rumah tidak layak huni (rutilahu). Sebuah bangunan rumah panggung berdinding bilik bambu dengan semua bagian sudah terlihat lapuk. Sehingga, sewaktu-waktu rawan ambruk.
Berita Terkait: Update jumlah penduduk miskin di Sukabumi dan Jawa Barat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ibunya, menurut tetangga Sunandi, Bayu Anggara, sudah meninggal dunia. Sementara itu, bapaknya sudah menikah lagi, dan tinggal bersama istri barunya.
“Ibunya sudah meninggal, kalau bapaknya menikah lagi dan gak tinggal di sini,” kata Bayu kepada sukabumiheadline.com, Senin (8/9/2025).
Saat ini Sunandi tinggal sendiri dengan segala keterbatasan yang ada, termasuk penglihatannya yang kurang awas. Namun, meskipun demikian, Sunandi memiliki kelebihan bisa memperbaiki barang elektronik yang rusak.
Hasil dari upah servis barang elektronik milik tetangga dan kenalan, itu digunakan Sunandi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Namun, hasil yang diperoleh juga tidak seberapa. Sehingga, untuk memperbaiki rumahnya, jauh dari kata mampu.
“Alhamdulillah, Sukabumi ada yang minta bantuan memperbaiki peralatan elektronik yang rusak, kalau untuk makan mah,” kata Sunandi.
“Mang Sunandi ini alhamdulillah diberikan kelebihan oleh Allah SWT, punya kemampuan memperbaiki peralatan elektronik. Cuma masalahnya kan penglihatannya tidak terlalu jelas,” timpal Bayu.
Berita Terkait: Jumlah penduduk miskin 5 tahun terakhir, Kabupaten Sukabumi naik, kota turun
Sementara terkait rumah Sunandi, Bayu menambahkan, rumah tersebut pada 4 tahun lalu pernah diperbaiki warga dengan cara gotong royong. Namun, kini kondisi rumah kembali butuh bantuan perbaikan.
“Kalau mang Sunandi tinggal sendiri. Kasihan rumahnya sudah mau ambruk. Empat tahun lalu warga gotong royong memperbaiki bagian dapurnya. Nah, sekarang bagian utama rumahnya yang mau ambruk,” jelas Bayu.
“Saya berharap ada perhatian dari pemerintah. Karena kalau untuk kebutuhan makan sehari hari, saya dan warga di sini juga sering membantu,” pungkas Bayu.