Dari Sukabumi Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir Prediksi Kehancuran Hindia Belanda

- Redaksi

Minggu, 4 Februari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir. l Des Alwi

Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir. l Des Alwi

sukabumiheadline.com l Sukabumi, Jawa Barat, adalah salah satu kota kecil di timur Jakarta. Jaraknya yang relatif dekat dari ibu kota, membuat kota ini relatif sering dikunjungi penduduk Jakarta dan sekitarnya.

Namun, warga Sukabumi tentunya pernah mendengar kisah bahwa Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Mohammad Hatta, dan pahlawan nasional, Sutan Sjahrir pernah dibuang dari Jakarta (kala itu masih bernama Batavia) ke Sukabumi.

Mengutip dari sukabumixyz.com, Hatta dan Sjahrir dibuang dan ditempatkan di sebuah rumah di Jl. Bhayangkara No. 156 A, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebuah rumah yang menjadi saksi sejarah perjuangan kedua tokoh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melawan dua kekuatan besar kolonial yaitu Belanda dan Jepang.

Rumah tersebut adalah bekas rumah dinas seorang inspektur Belanda. Pada masanya, rumah tersebut berada di paling ujung kompleks karenanya jalan disebut bernama Jl. Kompleks.

Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan nama dan peruntukan jalan menjadi Jl. Dr. Vogelweg dan digunakan masyarakat luas. Kini, nama jalan tersebut kita kenal dengan nama Jl. Bhayangkara.

Baca Juga :  5 tokoh nasional yang pernah diasingkan ke Sukabumi, dari wakil presiden hingga ulama besar
IMG 20240204 072820
Rumah pengasingan Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. l Istimewa

Rumah tersebut sempat pula ditinggali kakak dari Sutan Sjahrir bernama Putri Syahrizad (istri Prof. Djoehana Wiradikarta yang biasa dipanggil Nyonya Djuhana). Djuhana kerap datang dengan membawa dua anaknya, Akki dan Hedda. Selain itu, ibunda Bung Hatta, Siti Saleha, juga pernah mengunjungi putranya itu di rumah tersebut.

Bahkan, ketika banyak yang berkunjung dan rumah penuh sesak, Hatta kerap memilih tidur di sebuah bangku panjang. Sedangkan Akki dan Ali tidur bersama Sjahrir, Djuhanna dengan Hedda, Lili, dan Mimi.

Tempat Diskusi para Pejuang Kemerdekaan 

Tercatat, beberapa pertemuan penting Hatta dan Sjahrir dengan tokoh-tokoh pergerakan lain pernah dilakukan di rumah tersebut, mulai dari dr Tjipto Mangoenkoesoemo yang sudah lebih dahulu tinggal di Sukabumi, Soejitno Mangoenkoesoemo dan Amir Sjarifudin yang mengunjungi mereka sebanyak dua kali.

Kemudian penulis, Beb Vuyk, yang juga tinggal di Sukabumi, bahkan sudah tiga kali bertemu Sjahrir. Selain itu, Sastrawan komunis yang menyelinap masuk, dan tokoh lainnya yang belum termuat dalam kisah resmi, seperti KH Ahmad Sanusi dan para santrinya yang sering berdiskusi bersama mereka.

Baca Juga :  Mengenal Cagar Budaya Rumah Tahanan Bung Hatta-Sjahrir di Sukabumi

Memprediksi kehancuran Hindia Belanda dari Sukabumi

Menjelang keruntuhan Hindia Belanda, Hatta dan Sjahrir dipindahkan dari pembuangannya di Banda Neira ke tempat yang sejuk di pegunungan yaitu Sukabumi, tepatnya di Kompleks Sekolah Polisi. Pemindahan ke Sukabumi dilandasi kepanikan pasca gagalnya Perundingan Selabintana sehingga akhirnya Jepang memutuskan untuk menyerang Hindia Belanda.

Lokasi Sukabumi yang tidak jauh dari Batavia dan Bandung, justru menjadikan rumah pembuangan tersebut pada akhirnya menjadi lokasi diskusi kaum pergerakan. Hal ini tak bisa dilakukan oleh keduanya saat dibuang ke Boven Digoel atau Banda Neira.

Hatta dan Sjahrir seolah memulai perjuangan riilnya dari Sukabumi, walaupun pembuangan keduanya di Sukabumi berlangsung menjelang Jepang masuk dan selesai tak lama kemudian. Durasinya memang singkat, kurang dari dua bulan, mulai 3 Februari 1942 hingga 22 Maret 1942.

IMG 20240204 072354
Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. l Dokumen Rosihan Anwar

Pertemuan awal keduanya dengan asisten residen Sukabumi P. Huijsting menyiratkan tanda-tanda kehancuran Hindia Belanda sudah tidak lama lagi.

Sejarah kecil dengan masa tahanan yang singkat ini, ternyata bergema besar karena menentukan nasib bangsa ke depannya. Baca lengkap: Tatkala Hatta dan Sjahrir memprediksi kehancuran Hindia Belanda dari Sukabumi

Berita Terkait

Cicurug Sukabumi tempo dulu yang terlupakan, penanda navigasi penting masa lampau
Profil Mayjen TNI Kurnia Dewantara asal Sukabumi, anak Babinsa yang dermawan
Mengungkap konsesi jalur rel KA Cibadak-Pelalabuhanratu Sukabumi milik RA Eekhout
Profil dan pemikiran Luki Abdullah, profesor Fapet IPB University asal Sukabumi
Kisah Cecep Abdullah, viral bersihkan masjid di Sukabumi, kini diundang naik haji Raja Salman
5 tokoh nasional yang pernah diasingkan ke Sukabumi, dari wakil presiden hingga ulama besar
Sejarah singkat RSUD Sekarwangi Sukabumi, berdiri sejak 1932
Kisah penemuan guci besar berisi emas dan berlian di perbatasan Sukabumi

Berita Terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 04:12 WIB

Cicurug Sukabumi tempo dulu yang terlupakan, penanda navigasi penting masa lampau

Sabtu, 7 Juni 2025 - 03:18 WIB

Profil Mayjen TNI Kurnia Dewantara asal Sukabumi, anak Babinsa yang dermawan

Jumat, 6 Juni 2025 - 02:50 WIB

Mengungkap konsesi jalur rel KA Cibadak-Pelalabuhanratu Sukabumi milik RA Eekhout

Jumat, 30 Mei 2025 - 04:14 WIB

Profil dan pemikiran Luki Abdullah, profesor Fapet IPB University asal Sukabumi

Selasa, 27 Mei 2025 - 18:24 WIB

Kisah Cecep Abdullah, viral bersihkan masjid di Sukabumi, kini diundang naik haji Raja Salman

Berita Terbaru

Demonstrasi pro pemerintah Iran - Antara Foto

Internasional

Warga Iran ingin perang dan warga Israel malah ketakutan

Sabtu, 14 Jun 2025 - 17:47 WIB