Dedi Mulyadi akan rekonstruksi Situs Gunung Padang, Menbud undang ahli luar negeri

- Redaksi

Minggu, 18 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perkiraan bentuk asli Situs Gunung Padang Cianjur - Istimewa

Perkiraan bentuk asli Situs Gunung Padang Cianjur - Istimewa

sukabumiheadline.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana melakukan rekonstruksi struktur bangunan Situs Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.

Pria yang akrab dipanggil Kang Dedi Mulyadi atau KDM itu menjanjikan proses pembangunan ulang akan dilakukan dalam lima tahun ke depan. Hal itu diungkap KDM dalam salah satu video dikutip sukabumiheadline.com, Ahad (18/5/2025).

“Rekonstruksi, sehingga Gunung Padang itu bisa berdiri situsnya dalam lima tahun ke depan,” kata Dedi Mulyadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sesuai dengan aslinya, dan itu butuh biaya besar, dan saya selalu optimistis kalau demi peradaban,” lllanjut dia.

Undang ahli dari luar negeri

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan berencana berkolaborasi dengan berbagai ahli untuk melakukan kajian lebih lanjut terhadap situs Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Penelitian mengenai cagar budaya yang menyimpan banyak misteri ini sempat terhenti sejak 2014.

Fadli mengungkapkan hal itu dalam diskusi yang bertajuk ‘Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan‘ di Graha Utama, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kemendikdasmen, Selasa (11/2/2025) lalu.

“Termasuk jika diperlukan, saya kira juga mengundang atau mempersilakan kalau ada ahli-ahli dari luar negeri yang ingin melakukan riset terhadap situs megalitik Gunung Padang,” kata dia.

Baca Juga :  Mulai hari ini Dedi Mulyadi basmi aksi premanisme di Jawa Barat, begini caranya

Menurut Fadli, penelitian ini akan melengkapi informasi tentang Gunung Padang. Pasalnya, hingga kini belum ada kepastian mengenai usia cagar budaya tersebut, dengan berbagai pendapat yang memperkirakan usianya bisa mencapai ratusan, ribuan, bahkan puluhan ribu tahun.

“Situs itu sampai sekarang masih menimbulkan satu tanda tanya yang besar. Dan inilah, saya kira, tentu tantangan yang sangat besar dan challenging bagi terutama para arkeolog, para sejarawan,” kata dia.

Fadli berharap ke depan dapat ditemukan cara untuk menjawab misteri Gunung Padang ini. Ia menyadari bahwa beberapa jawaban bisa diperoleh dengan cepat, sementara yang lain memerlukan waktu lebih lama untuk diungkap. Oleh karena itu, ia mewajarkan jika ada polemik atau perdebatan mengenai situs ini.

“Justru yang saya bingung itu kalau tidak ada polemik, berarti konsensus. Nah, ini yang tidak melahirkan banyak kemajuan,” kata dia.

Sebelumnya, Fadli memang ingin melanjutkan penelitian situs Gunung Padang ini.

“Riset situs Gunung Padang sempat lama terhenti. Ada pandangan berbeda-beda dari para arkeolog,” kata politikus Gerindra ini kepada awak media di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.

Situs Gunung Padang merupakan punden berundak terbesar dan tertua di Indonesia. Warisan budaya megalitik ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional (CBN).

Baca Juga :  Perolehan suara paling jeblok, biaya kampanye paslon Cagub Jawa Barat Jeje-Ronal terbesar

Fadli bersama Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo sebelumnya melakukan kunjungan kerja ke situs Gunung Padang, pada 1 Januari 2025 lalu.

“Banyak yang berpendapat situs Gunung Padang ini sudah ada sejak belasan hingga puluhan ribu tahun lalu. Situs ini membutuhkan penelitian lebih dalam untuk mengungkap sejarah dan jejak peradaban nenek moyang kita,” ujar Fadli.

Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, sebelumnya telah menerbitkan penelitian situs ini dengan judul “Geo-archaeological Prospecting of Gunung Padang Buried Prehistoric Pyramid in West Java, Indonesia” pada jurnal Archaeological Prospection sejak 20 Oktober 2023.

Namun, artikel ilmiah itu ditarik kembali oleh penerbit John Wiley & Sons. Artikel itu hilang dari Wiley Online Library, basis data milik penerbit tersebut, sejak 18 Maret lalu.

Kasus penarikan publikasi riset soal piramida di Cianjur yang disebut lebih tua daripada Piramida Giza di Mesir menjadi perbincangan kalangan ilmuwan. Pakar paleotsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan masalah itu memang menyulitkan tim untuk melanjutkan penelitian Gunung Padang.

Tim riset tak setuju dengan vonis major error yang diputuskan oleh pemilik jurnal di Wiley Online Library. Para peneliti ini meminta dukungan dari komunitas akademis, organisasi ilmiah, dan individu yang peduli untuk menentang penarikan.

Mereka juga menjunjung tinggi prinsip integritas, transparansi, dan keadilan dalam penelitian dan penerbitan ilmiah.

Berita Terkait

Sejarah Kampung Sunda di Bali: Promosikan budaya, dipererat Wanita Sukabumi
Jampang Creative Camp, kemah edutainment dan kegelisahan generasi muda Sukabumi selatan
Ribuan warga antusias saksikan wayang golek di Lapang Merdeka Sukabumi
Raperda Desa Adat, Abah Asep Nugraha: Kasepuhan di Sukabumi menuju Desa Istimewa
Nganteuran, diplomasi rantang yang semakin dilupakan warga Sukabumi
Mengenal asal-usul, populasi dan agama Suku Sunda
Lamping, karees, pasir, babakan dan 15 istilah geografis dalam basa Sunda dan artinya
38 nama desa unik di Sukabumi, ada yang mirip majelis taklim

Berita Terkait

Minggu, 18 Mei 2025 - 00:53 WIB

Dedi Mulyadi akan rekonstruksi Situs Gunung Padang, Menbud undang ahli luar negeri

Senin, 12 Mei 2025 - 13:00 WIB

Sejarah Kampung Sunda di Bali: Promosikan budaya, dipererat Wanita Sukabumi

Sabtu, 3 Mei 2025 - 15:02 WIB

Jampang Creative Camp, kemah edutainment dan kegelisahan generasi muda Sukabumi selatan

Minggu, 27 April 2025 - 02:44 WIB

Ribuan warga antusias saksikan wayang golek di Lapang Merdeka Sukabumi

Kamis, 17 April 2025 - 10:09 WIB

Raperda Desa Adat, Abah Asep Nugraha: Kasepuhan di Sukabumi menuju Desa Istimewa

Berita Terbaru