23.5 C
Sukabumi
Senin, April 29, 2024

Mengenal Ajai Lauw, bos Hotel Regent International Singapura berdarah Sukabumi

sukabumiheadline.com - Tidak banyak yang mengenal sosok...

Tidak ada AQUA, ini perusahaan pendukung Zionis Israel versi PBB

sukabumiheadline.com - Aksi boikot produk Israel masih...

Demokrat Berharap Usulannya Dihargai, tapi AHY Malah Disentil NasDem

PolitikDemokrat Berharap Usulannya Dihargai, tapi AHY Malah Disentil NasDem

SUKABUMIHEADLINE.com l Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan beberapa kriteria Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 yang akan diusung Partai Demokrat saat memberikan pidato kebangsaan pada acara Rapimnas Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022) lalu.

Dalam kesempatan itu, AHY menyebut Presiden Jokowi tinggal meresmikan proyek infrastruktur yang diklaim olehnya kebanyakan telah dibangun terlebih dahulu di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Kami rencanakan, persiapkan, dialokasikan anggarannya, dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen, tinggal gunting pita. Setahun (pemerintahan) gunting pita kira-kira masuk akal enggak,” ujarnya.

Sontak saja politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem), Irma Suryani Chaniago menanggapi sindiran AHY yang menyebut Jokowi tinggal ‘gunting pita’ terkait pembangunan infrastruktur.

Irma mengungkapkan jika AHY ingin menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024 maka tidak perlu untuk menyindir era kepemimpinan Jokowi.

“Kalau (AHY) mau jadi (calon) presiden, silahkan aja bertarung, enggak usah sindir-menyindir. Bicarakan saja hal-hal yang konstruktif, ke depan programnya seperti apa,” ujarnya dikutip dari YouTube tvOne, Ahad (25/9/2022).

Irma juga mengungkapkan sindiran AHY itu tidak pantas dilontarkan kepada Jokowi karena di Pilpres selanjutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga tidak mencalonkan diri kembali.

Sementara, Direkrut Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut serangan AHY kepada pemerintahan Jokowi terkait pembangunan infrastruktur, dinilai salah sasaran.

Adi menuturkan AHY dan Demokrat sebenarnya ingin menusuk jantung kekuatan politik andalan Jokowi. Namun, Demokrat justru terkena serangan balik.

Pasalnya, kata dia, jika dilihat dari data dan fakta di lapangan, memang menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur pada era Jokowi lebih gencar dibandingkan pada era pemerintahan Presiden SBY.

“Tidak perlu ahli ataupun orang pintar untuk mengatakan bahwa jalan tol, pelabuhan, bandara dan seterusnya termasuk bendungan itu jauh lebih masif dan banyak dibangun di era Jokowi ketimbang pemerintahan SBY,” tegasnya.

Usulan Cawapres dari Demokrat

Penjajakan koalisi yang terus digemborkan oleh Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat belum menemukan titik temu.

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menyatakan progres kerja sama mendekati angka 80 persen. Namun, proses negosiasi masih membutuhkan waktu karena ketiga partai politik belum pernah bekerja sama.

“Tentu ini enggak bisa kawin paksa kan, tentu proses pembangunan chemistry di dua ranah, ranah antar partai, dan ranah antara kandidat (capres-cawapres) dengan partai,” paparnya, Senin (19/9/2022) lalu.

Sementara itu, Juru Bicara PKS M Kholid menyampaikan salah satu yang belum menjadi kesepakatan adalah penentuan figur calon wakil presiden (cawapres).

Kholid mengungkapkan ada 6 nama yang dipertimbangkan untuk menjadi cawapres yang diusung jika PKS, Partai Nasdem, dan PKS jadi berkoalisi, yaitu mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, mantan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

“Tentu kami juga menghormati aspirasi Demokrat yang ajukan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono),” ungkap dia.

Sementara Partai Nasdem, lanjut Kholid, mengajukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Kholid menegaskan ketiga parpol sepakat bakal mengusung capres-cawapres yang memiliki kemungkinan menang paling tinggi.

Di sisi lain, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra ingin usulan pengusungan capres-cawapres Partai Demokrat didengarkan.

Ia mengaku pihaknya belum memilih figur capres-cawapres, karena mekanisme itu menjadi kewenangan Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum ketok palu.

“Kami menghargai dan menghormati independensi mekanisme penentuan capres-cawapres dari tiap parpol sahabat calon mitra koalisi. Harapan kami, begitu pula dengan sikap parpol sahabat calon mitra koalisi terhadap usulan paslon dari kami,” ujar Herzaky, Jumat (23/9/2022).

Sementara, diberitakan sebelumnya, untuk kandidat kuat capres, koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat kemungkinan akan mengusung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer