sukabumiheadline.com l Tidak banyak warga Jawa Barat yang mengetahui bahwa Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur saat ini telah menjadi calon Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, sebuah lembaga di bawah naungan PBB.
Tentunya akan menjadi kebanggan tersendiri bagi warga Jawa Barat jika pengakuan internasional itu diberikan atas kepentingan budaya dan sejarah yang luar biasa dari situs tersebut.
Keajaiban arkeologi ini menjadi daya tarik wisata yang populer di Indonesia, terutama bagi orang yang penasaran untuk melihat piramida kuno yang memukau sekaligus merasakan atmosfer misteriusnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan, tidak sedikit yang mengaitkan keberadaan Gunung Padang dengan Benua Atlantis, yakni gugusan pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh filsuf Plato.
Lantas apa dan bagaimana sebenarnya Gunung Padang? Benarkah Situs Gunung Padang merupakan Benua Atlantis yang hilang seperti dikatakan oleh Plato? Berikut 5 faktanya dirangkum sukabumiheadline.com dari berbagai sumber.

1. Situs Gunung Padang Dikaitkan Benua Atlantis yang Hilang
Diketahui, filsuf Plato mengungkap pertama kali keberadaan Benua Atlantis dalam bukunya, Timaeus dan Kritias. Dalam bukunya, Plato menyebut Atlantis hilang pada 360 SM dan hingga kini menjadi misteri.
Tulisan Plato tersebut kemudian, diperkuat oleh pernyataan ilmuwan Brasil, Arysio Nunes dos Santos, dalam bukunya ‘Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization‘.
Salam tulisannya, Arysio membandingkan beberapa negara dengan ciri-ciri Benua Atlantis, mulai dari luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi hingga cara bercocok tanam.
Tak tanggung-tanggung, penelitiannya untuk buku tersebut menghabiskan waktu 30 tahun.
Jika benar, maka tentunya tidak keliru jika sejumlah kalangan mengaitkan Benua Atlantis dengan Indonesia. Dugaan ini mencuat karena adanya penemuan bangunan buatan manusia di bawah Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur.
Namun, temuan-temuan ini masih terus digali dan masih menjadi cerita bahkan mitos yang belum terpecahkan.
2. Gunung Padang Ditawar Rp12 Triliun
Dari informasi yang beredar di masyarakat, Gunung Padang memiliki makna “Gunung Cahaya”.
Terlepas dari kebenaran makna nama Gunung Padang, yang jelas situs ini menjadi fenomena tersendiri karena penemuan sejumlah batuan megalithnya yang diduga berusia sangat tua. Bahkan, jika dibandingkan dengan Piramida Giza di Mesir sekalipun.
Situs ini juga telah banyak menyedot perhatian para peneliti baik luar maupun dalam negeri untuk menelitinya.
Keseriusan para peneliti tersebut bahkan tidak main-main, riset di situs megalitikum yang fenomenal ini sempat ditawar seharga Rp12 triliun.
Penawaran itu di lakukan oleh seorang pengusaha pribumi yang mewakili sebuah konsorsium (pembiayaan bersama suatu proyek atau perusahaan beberapa bank atau lembaga keuangan).
Dengan ketentuan uang sejumlah Rp12 triliun tersebut nantinya akan ditukar dengan 60 persen saham riset.

3. Kompleks Tersembunyi di Bawah Tanah
Pada awalnya, pada zaman kolonial Belanda, peneliti dari Negeri Keju itu menjadi orang Eropa pertama yang menemukan Situs Gunung Padang, yakni pada awal abad ke-20. Ini berawal dari perasaan terpesona oleh besarnya lingkungan yang dipenuhi batu di lokasi.
Dari hasil penelitian, piramida Gunung Padang terdiri dari 5 teras menanjak, dibangun selama beberapa era antara 5.000 SM dan mungkin sejauh 20.000 SM.
Selain teras paling atas yang terlihat, Gunung Padang memiliki struktur kompleks yang masih terkubur di bawah tanah. Sebuah penelitian menggunakan metode pemindaian georadar dan metode geolistrik resistivitas telah mengungkapkan adanya struktur piramida yang lebih besar yang mungkin terkubur di bawah lapisan tanah.
Hal tersebut tentunya menunjukkan bahwa Situs Gunung Padang masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap sepenuhnya ke publik.
Dan ternyata, sejak pertama kali ditemukan, Gunung Padang disebut-sebut sebagai situs megalitik terbesar di seluruh Asia Tenggara.
Jika temuannya benar, maka Situs Gunung Padang adalah bukti peradaban kuno yang sangat maju, semacam Atlantis yang terlupakan dan mengubah semua yang dianggap arkeolog tentang sejarah peradaban manusia.
Tidak hanya menghebohkan tanah air saja, namun juga berhasil mencuri perhatian dunia. Karenanya, para ilmuwan, peneliti, arkeolog dan jurnalis terus berdatangan ke Indonesia karena sangat tertarik dengan rahasia dan misteri yang masih terkubur di dalam Gunung Padang.
Sudah banyak sekali permintaan para ilmuwan dan arkeolog dunia untuk bisa bergabung dalam tim riset. Namun sejauh ini penelitian masih di pegang oleh tim riset dalam Negeri.
Wajar jika kemudian Gunung Padang telah menjadi pusat perdebatan di kalangan para ahli. Tak sedikit arkeolog dan sejarawan yang skeptis mengenai usia dan keaslian situs ini.
Namun, sejumlah teori berbeda muncul tentang asal-usul dan fungsi sebenarnya dari Gunung Padang.
Hal itu tentunya menciptakan diskusi yang terus berlanjut di antara para ahli dan masyarakat umum.

4. Situs Megalitikum Peninggalan Manusia Terbesar di Dunia
Situs Gunung Padang memiliki luas 900 meter persegi pada bagian permukaan yang menjadi kompleks utama situs ini. Sebagian besar berupa batu-batuan vulkanik alami berbentuk persegi dan tersusun bertingkat-tingkat yang disebut dengan punden berundak.
Gunung Padang juga di sebutkan sebagai situs megalitikum yang memiliki punden berundak paling besar di Asia Tenggara dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi yang terbesar di dunia.
Diketahui, Situs Gunung Padang merupakan yang tertua di bumi dengan usia diperkirakan mencapai 25.000 tahun SM. Bahkan, sejumlah riset terkini yang telah di lakukan baik oleh peneliti dalam negeri di bawah Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) maupun peneliti dari luar negeri, ditemukan fakta-fakta yang membuktikan bahwa Situs Gunung Padang memiliki usia yang sudah sangat tua.
Hal ini didukung dengan berbagai hasil pengujian karbon pada sampel-sampel yang di peroleh dari berbagai titik, di mana lembaga tenaga atom asal Amerika Serikat yang bertempat di Miami telah merilis hasil uji karbon pada sampel coring yang ada di sejumlah titik.
Hasilnya menunjukkan bahwa usia Situs Gunung Padang ini lebih tua dari 11 ribu tahun. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi yaitu adanya temuan pada kedalaman lapisan 5-12 meter yang di perkirakan berusia lebih tua dari 25.000 Tahun SM.
5. Pengakuan UNESCO
Gunung Padang telah menjadi calon untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO. Jika berhasil, Gunung Padang akan menerima pengakuan internasional atas kepentingan budaya dan sejarahnya yang luar biasa.
Proses pencalonan ini menyoroti pentingnya situs ini dalam konteks peradaban manusia dan sejarah global.
Seperti halnya Geopark Ciletuh-Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi, jauh sebelum mendapatkan pengakuan dari UNESCO, keberadaannya telah berhasil menjadi daya tarik wisata yang populer di Indonesia.
Banyak wisatawan lokal dan internasional yang mengunjungi situs ini untuk melihat piramida kuno yang memukau dan merasakan atmosfer misteriusnya.
Karenanya, penelitian dan eksplorasi lebih lanjut diharapkan dapat mengungkapkan lebih banyak informasi tentang peradaban kuno dan mengungkap misteri yang terkait dengan situs.