29.8 C
Sukabumi
Sabtu, April 27, 2024

Kisah perjalanan spiritual Philippe Troussier, eks pelatih Timnas Vietnam Mualaf

sukabumiheadline.com - Philippe Troussier, mantan pelatih Tim...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Dukung Timnas Indonesia di SEA Games Kamboja, ternyata Muslim Cham tak shalat dan puasa

KhazanahDukung Timnas Indonesia di SEA Games Kamboja, ternyata Muslim Cham tak shalat dan puasa

sukabumiheadline.com – Menjelang laga Timnas Indonesia U-22 vs Timor Leste pada lanjutan SEA Games 2023, Ahad (7/5/2023) lalu, satu keluarga Muslim Cham yang juga ikut mendukung Tim Garuda. Menariknya, etnis Cham merupakan warga asli Vietnam dan Kamboja.

Namun, Ahmath bin Osman, bersama istri dan seluruh keluarga besar sengaja menyaksikan laga Timnas Indonesia U-22. “Karena kami cinta Indonesia,” kata Ahmath.

“Kami semua Muslim dari suku Cham. Jadi kami support Timnas Indonesia U-22 atas solidaritas sesama Muslim. Kami belum pernah ke Indonesia tetapi kita saudara,” imbuhnya.

Muslim Cham

Suku Cham adalah kelompok etnis di Asia Tenggara. Mereka menghuni daerah antara Provinsi Kampong Cham di Kamboja dan daerah Phan Rang-Thap Cham, Phan Thiết, Ho Chi Minh City dan An Giang di Vietnam tengah.

Saat ini ada sekira 127.000 orang etnis Cham di Vietnam dan 417.000 di Kamboja. Selain itu, di Laos juga populasinya ada dan diperkirakan mencapai 15.000 jiwa.

Kemudian, di Malaysia sebanyak 25.000 jiwa, Thailand 4.000 jiwa, dan Prancis 1.000 jiwa.

Muslim Cham tak shalat dan puasa, ini sebabnya

Shalat dan puasa adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam. Keduanya bahkan termasuk ke dalam rukun Islam.

Meski demikian, kewajiban tersebut tidak berlaku bagi Muslim Cham di Vietnam. Menurut riset Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau berjudul The Influence of Hinduism Toward Islam Bani oleh Kamiruddin, Ismardi dkk yang diterbitkan pada 2018, setidaknya ada dua komunitas Islam di Vietnam.

Pertama, komunitas yang berpegang teguh pada AlQuran dan hadits yang berkembang di kota-kota besar. Kedua, komunitas Muslim Cham yang cukup kontroversial yakni, Cham Awal (Cham Bani).

Kehidupan kelompok muslim Cham Bani lekat dengan budaya lokal dalam ritual beragamanya. Tradisi yang dianut mereka adalah tradisi campuran Islam dengan tradisi asli Cham peninggalan nenek moyangnya yang memeluk Hindu.

Dalam riset Ba Trung dengan judul Bani Islam Cham in Vietnam terbitan 2008, komunitas Muslim Cham tidak menjalankan puasa Ramadhan. Lebih tepatnya, mereka tidak mengenal Ramadhan tetapi Ramuwan yang dilakukan bersamaan dengan Ramadhan.

Sedangkan, puasa Ramadhan hanya diwakili oleh imam atau orang yang dituakan dalam keluarga. Mereka menilai, Ramadhan menjadi bulan pelatihan bagi pemuka agama baru, persiapan kematian, dan penyucian.

Masih dari sumber yang sama, tiga hari sebelum Ramadhan, Cham Bani akan menggelar sejumlah upacara dan mengunjungi makam leluhur. Lalu, selama Ramadhan, mereka mengantar persembahan berisi makanan kepada pemuka agama yang datang ke masjid.

Menurut keyakinan komunitas Muslim tersebut, tujuan dari persembahan ini ialah sebagai ketulusan kepada Allah SWT.

Saat di masjid, para pemuka agama melakukan meditasi. Selama tiga hari lamanya mereka tidak berbicara, makan, dan minum.

Setelah periode ini lewat, mereka melanjutkan dengan dakwah di dalam masjid selama 15 hari di bulan Ramadan. Ramadan yang diyakini kelompok muslim ini berlangsung selama 15 hari, bukan 30 hari.

Masih dari riset The Influence of Hinduism Toward Islam Bani (2018), muslim Cham Bani di Vietnam juga tidak melangsungkan ibadah shalat lima waktu seperti Muslim pada umumnya. Mereka hanya mendirikan shalat Jumat dan memandang kewajiban shalat bisa diwakilkan melalui perwakilan yang disebut Acar.

Nantinya, Acar ini menitipkan shalat dari keluarganya agar kehidupan di dunia dan akhirat berlangsung baik.

Penyebab berbedanya ajaran Muslim Cham

Menurut riset The Cham Muslims of Vietnam oleh Jay Willoughby (1999) disebutkan bahwa penyebab berbedanya ajaran Islam Muslim Cham dengan Islam pada umumnya ialah proses Islamisasi yang tidak tuntas.

Hal itu karena ketika proses islamisasi di kalangan aristokrasi Kerajaan Champa, tiba-tiba terjadi pertempuran yang menyebabkan proses penyebaran dakwah Islam di kalangan masyarakat Champa terputus. Karenanya, ajaran Islam Muslim Cham Bani yang sampai kepada penduduk menjadi tidak utuh.

Putusnya ajaran makin memburuk usai Champa terisolasi politik yang menyebabkan mereka tertinggal oleh proses dan perkembangan Islamisasi di Melayu. Khususnya mereka yang tinggal di wilayah Phan Rang dan Phang Ri.

Proses yang terputus itulah menyebabkan lahirnya Muslim Cham Bani. Ajaran Islam yang berbeda itu membuat Muslim Cham Bani dikucilkan. Meski demikian, banyak ulama yang berupaya untuk meluruskan ajaran Muslim Cham.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer