Harga Anjlok, Petani Sayuran di Nagrak Sukabumi Menangis

- Redaksi

Rabu, 11 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 Pertanian sayuran. | Foto : Istimewa

Pertanian sayuran. | Foto : Istimewa

SUKABUMIHEADLINES.com – Wabah Covid-19 yang melanda setiap daerah saat ini membuat masyarakat Kabupaten Sukabumi merasa resah dan khawatir.

Pasalnya kondisi perekonomian semakin hari semakin memburuk. Bahkan para petani sayuran pun harus rela rugi karena turunnya harga sayur di pasar.

Salah seorang petani sawi caisim di kampung Cikawung, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Ardiansyah (22) mengatakan, saat ini harga Sawi Caisim di tingkat petani hanya berkisar Rp200-400 per kg. Padahal sebelumnya berkisar Rp3.000 hingga 4.000 per kg.

Kemudian dalam kondisi normal harga pakcoy berkisar Rp3.000 hingga Rp4.000 per kg, tapi saat ini turun hingga Rp1.000 per kg.

Ia mengatakan, rendahnya harga sawi caisim tersebut, menyebabkan petani mengalami kerugian. “Sangat merugikan bagi kami para petani karena hasil yang didapat tidak sebanding dengan biaya tanam yang dikeluarkan.” katanya.

Petani lainnya, Annisa (22) sebagai salah satu petani pakcoy mengatakan penyebab menurunnya harga sawi caisim tersebut salah satunya dampak pandemi Covid-19 yang membuat daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan pasar pun lesu.

Baca Juga :  Korbannya Siswi SMK di Bojonggenteng Sukabumi, Polisi Buru Begal Motor

“Sejak Pandemi, harga sayuran termasuk pakcoy mengalami tren penurunan harga terus menerus, bahkan setiap pekannya harga terus menurun,” jelasnya.

Biasanya, sambung Annisa, sebelum pandemi Covid-19, penjualan pakcoy paling rendah berkisar Rp50 ribu per karung dengan berat 18 kilogram. Namun, sekarang turun drastis menjadi Rp10 ribu saja per karungnya.

“Sejumlah sayuran lainnya juga mengalami penurunan harga seperti timun tomat dan sayuran lainnya,” tambahya.

Berita Terkait

Gubernur BI: Indonesia masih impor hijab dari China
Petani Sukabumi wajib tahu, bambu asal Indonesia mengandung harta karun diincar AS dan India
Setelah bikin mobil kenegaraan, PT Pindad gandeng perusahaan otomotif Korea garap mobnas
Dibagi A dan B, ini tipe, luas dan jumlah pedagang pasar se-Kabupaten Sukabumi
UMKM anyaman bambu di Sukabumi dan gempuran produk berbahan plastik
Menghitung jumlah pasar, kios, minimarket dan mal di Kabupaten Sukabumi
Jika KDM setuju, mulai Juni 2025 jalanan Sukabumi bebas ODOL
Minum kopi di Sukabumi bakal dipajaki 5 persen

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 15:22 WIB

Gubernur BI: Indonesia masih impor hijab dari China

Rabu, 14 Mei 2025 - 10:00 WIB

Petani Sukabumi wajib tahu, bambu asal Indonesia mengandung harta karun diincar AS dan India

Rabu, 14 Mei 2025 - 05:34 WIB

Setelah bikin mobil kenegaraan, PT Pindad gandeng perusahaan otomotif Korea garap mobnas

Rabu, 14 Mei 2025 - 04:25 WIB

Dibagi A dan B, ini tipe, luas dan jumlah pedagang pasar se-Kabupaten Sukabumi

Rabu, 14 Mei 2025 - 02:12 WIB

UMKM anyaman bambu di Sukabumi dan gempuran produk berbahan plastik

Berita Terbaru

Musik

LAMA band asal Sukabumi rilis single hits Diantara Kalian

Minggu, 18 Mei 2025 - 07:00 WIB