Inflasi China Parah, Menteri Perdagangan Imbau Warga Timbun Makanan

- Redaksi

Sabtu, 13 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Panic buying warga Tiongkok. l liputan6.com

Panic buying warga Tiongkok. l liputan6.com

SUKABUMIHEADLINES.com l BEIJING – Indeks Harga Produsen (IHP) yang melonjak di angka 13,5% pada Oktober 2021, naik dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy), dan meningkat dari level 10,7% pada September lalu. Demikian data Biro Statistik Nasional China, Oktober 2021.

Dengan angka IHP yang melonjak itu menjadikan rekor inflasi di Tiongkok dalam 26 tahun terakhir, terutama dari sisi harga produsen. IHP atau The Producer Price Index (IPP) biasa digunakan untuk mengukur perubahan rata-rata harga yang diterima produsen domestik untuk barang yang mereka hasilkan.

“Pada bulan Oktober, kenaikan PPI meluas karena kombinasi faktor global yang diimpor dan ketatnya pasokan energi dan bahan baku domestik utama,” kata ahli statistik senior NBS Dong Lijuan dalam sebuah pernyataan dikutip AFP, Jumat (12/11/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indeks Harga Konsumen (IHK) atau The Consumer Price Index, ukuran utama inflasi ritel, meningkat di level 1,5% secara  tahunan. Dong menyebut bahwa efek gabungan dari cuaca yang tidak biasa, ketidaksesuaian permintaan dan pasokan produk tertentu, serta kenaikan biaya modal mengakibatkan peningkatan inflasi ini.

Baca Juga :  Demokrat: Pandemi Belum Akan Mereda, Ekonomi Masih Terpuruk

“Secara bulanan, biaya sayuran melonjak karena cuaca hujan, wabah virus corona, dan kenaikan biaya transportasi,” tambahnya.

Angka itu lebih tinggi di atas survei Reuters di mana PPI diperkirakan menjadi sebesar 12,4, sedangkan IHK meningkat menjadi 1,4%.

Para ekonom global menilai China bakal mengalami stagflasi seiring dengan sejumlah tanda-tanda ekonomi Tiongkok yang melambat tetapi inflasi tinggi inilah yang dikenal dengan istilah stagflasi dan menjadi ‘mimpi buruk’ bagi China karena pelaku ekonomi harus membayar mahal demi pertumbuhan yang biasa saja.

“Kami khawatir tentang peralihan dari harga produsen ke harga konsumen. Perusahaan berhasil menggunakan persediaan input mereka sebagai penyangga untuk menghindari beban biaya yang lebih tinggi kepada pelanggan mereka sebelumnya, tetapi (sekarang) persediaan mereka telah habis” kata Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management, perusahaan investasi yang berbasis di Hong Kong, dikutip dari CNN International.

Baca Juga :  Pesawat Kargo China Mendarat Tanpa Izin di Bandara Soetta

Kementerian Perdagangan China sudah mengeluarkan pemberitahuan agar pemerintah daerah mendorong masyarakat ‘menimbun’ makanan dan kebutuhan sehari-hari. Ini akibat cuaca buruk, kekurangan energi, dan pembatasan aktivitas karena pandemi Covid-19 yang berpotensi mengganggu pasokan.

“Kami meminta keluarga untuk menyimpan sejumlah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan keadaan darurat,” ujar situs resmi Kementerian Perdagangan China pekan lalu.

Kebijakan ini langsung memicu panic buying di supermarket hingga e-commerce Alibaba. Pihak berwenang pun mengaitkan kenaikan inflasi konsumen ini dengan melonjaknya biaya sayuran dan gas. Mengutip Reuters, Senin (8/11/2021) para manula di Beijing terlihat berebut sayur kubis di swalayan yang bisa disimpan sebagai stok berbulan-bulan.

Berita Terkait

Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk
Setelah bertemu Presiden Rusia, Iran tembakkan rudalnya ke Qatar dan Irak
Tampilkan peta pangkalan militer AS, Iran kirim pesan semua dalam jangkauan rudal
Menlu Iran: Membela diri dari serangan biadab adalah hak kami
Presiden AS klaim serang area sekitar situs nuklir Fordow Iran, tapi tak ada bukti
Khusus Yahudi, warga Kristen dan Muslim dilarang masuk bunker Israel
Tel Aviv porak-poranda dihantam rudal balistik Iran dengan hulu ledak bom cluster
PM Israel murka, rudal Iran bikin rumah sakit Be’er Sheva hancur

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 13:00 WIB

Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk

Selasa, 24 Juni 2025 - 02:45 WIB

Setelah bertemu Presiden Rusia, Iran tembakkan rudalnya ke Qatar dan Irak

Senin, 23 Juni 2025 - 20:02 WIB

Tampilkan peta pangkalan militer AS, Iran kirim pesan semua dalam jangkauan rudal

Minggu, 22 Juni 2025 - 22:42 WIB

Menlu Iran: Membela diri dari serangan biadab adalah hak kami

Minggu, 22 Juni 2025 - 11:39 WIB

Presiden AS klaim serang area sekitar situs nuklir Fordow Iran, tapi tak ada bukti

Berita Terbaru

Internasional

Hasil perang 12 hari vs Iran, ekonomi Israel ambruk

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:00 WIB