Kapan terakhir Gede Pangrango meletus? Sudah 50 kali, abu vulkanik hingga Sukabumi dan Jakarta

- Redaksi

Jumat, 4 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunung Gede - Marlo Marley

Gunung Gede - Marlo Marley

sukabumiheadline.com – Pendakian ke Gunung Gede sudah ditutup sementara, karena aktivitas vulkanik yang terus meningkat. Gunung Gede dikabarkan telah mengalami 21 kali gempa vulkanik dalam (Volcanic A-type) hingga Rabu (3/4/2025).

Namun, aktivitas kawah Gunung Gede terpantau normal atau berada di Level 1 pada hari Kamis (3/4/2025), diungkapkan Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Agus Deni, berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunungapi Gede KESDM, Badan Geologi, dan PVMBG, tidak teramati kejadian kegempaan vulkanik atau nihil.

“Terpantau satu kali tornillo dengan amplitudo 2 milimeter dan durasi 19 detik, serta satu kali tektonik jauh dengan amplitudo 49 milimeter, S-P 15 detik, dan durasi 150 detik,” jelas Agus Deni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Gunung berapi purba

Gunung Gede adalah sebuah gunung berapi purba yang dikelilingi tiga wilayah administratif yaitu Kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan Bogor. Gunung yang memiliki ketinggian 2.985 mdpl, ini menjadi salah satu tempat favorit bagi para peneliti Eropa yang rajin mengumpulkan specimen hewan sejak dulu.

Nama gunung ini juga banyak disematkan kepada nama lembaga atu perusahaan seperti Kapal Uap Gedeh, Apotik Gedeh (sekarang Kimia Farma), Percetakan Gedeh, hingga Perkebunan Teh Gedeh.

Tak mengherankan, karena gunung yang berdampingan dengan Gunung Pangrango ini memang sangat memesona dipandang dari sudut manapun. Sehingga wajar jika banyak yang mendokumentasikannya, baik melalui foto ataupun tulisan.

Selain keindahannya, gunung yang berada di sisi utara Sukabumi, ini juga sangat lekat dengan sejarah dan filosofi masyarakat Sukabumi semenjak dulu.

Di Bawah Langit Selabintana - Istimewa
Pemandangan Gunung Gede Pangrango dari kawasan Di Bawah Langit Selabintana – Istimewa

Menurut catatan, tanah Sukabumi muncul bersamaan terbentuknya gugus pulau yang disebut Sundaland. Konon, sekira 90 juta tahun lalu tanah yang muncul ke permukaan adalah wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Baru pada 45 juta tahun kemudian seluruh pulau Jawa mulai terbentuk.

Baca Juga :  Kecamatan dengan nilai transaksi dan jumlah pelanggan Perumda AMTJM Kabupaten Sukabumi terbanyak

Proses terbentuknya pulau terpadat penduduknya se-Indonesia, ini diawali dengan tubrukan antara lempeng Kontinental (Eurasian) dengan Oseanik (benua besar di bawah Australia). Pada saat berbenturan, Oseanik yang lebih berat tenggelam atau tertindih lempeng kontinental, sehingga kontinental terangkat ke atas dan membentuk pegunungan.

Layaknya jerawat, lava di dalam perut bumi membantu memperbesar diameter dan ketinggian gunung. Maka muncullah gunung-gunung besar dan berapi di wilayah Bogor, Sukabumi dan Cianjur yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Gede, Pangrango, dan Salak.

Menurut penelitian Direktorat Vulkanologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gunung tertua di kawasan ini adalah Gunung Gegerbentang, disusul kemudian dengan Mandalawangi, gunung api yang sangat besar dan pernah meletus dahsyat, lavanya mengalir ke segala arah dan bebatuan terlempar ke bukit dan gunung di sekitarnya.

Bebatuan karang yang terlempar dari Gunung Gede Purba itulah kemudian membentuk perbukitan yang membentang dari Karang Para, Karang Numpang, Gunung Walat, hingga kaki Gunung Salak. Bekas kawah-kawah purba sekarang masih tersisa di lereng Pangrango dan Gede.

Sementara itu, Gunung Gede Pangrango yang kita kenal sekarang merupakan ‘gunung muda’ yang terbentuk sekira tiga juta tahun lalu, dan merupakan generasi kemepat gunung api.

Gunung Gede meletus 50 kali

Gunung Gede
Gunung Gede – Istimewa

Dalam 210 tahun terakhir, terhitung sejak 1747 hingga 1957, Gunung Gede tercatat lebih dari 50 kali meletus, baik kecil hingga besar. Pada 1747 misalnya, sebuah letusan hebat menyebabkan dua aliran lava sepanjang 2 kilometer.

Kemudian, pada 1761 letusan kecil disertai abu vulkanik. Lalu pada 1780, juga terjadi letusan kecil. Setelah 1780, Gunung Gede seperti lelap tertidur. Hingga 52 tahun kemudian, tepatnya tahun 1832, kembali meletus dan menimbulkan hujan abu deras hingga mencapai Batavia (Jakarta).

Baca Juga :  Ternyata ada hubungannya dengan Sukabumi, ini arti mudik dan sejarahnya

Delapan tahun kemudian, pada 1840, letusan sangat mengerikan terjadi, menyemburkan lava api setinggi 50 meter dan bebatuan besar berdiameter lebih dari satu meter terlempar hingga sejauh 20 kilometer, disertai guncangan dahsyat.

Hingga 1848, Gunung Gede terus menerus meletus setiap tahun hingga menyebabkan kerusakan pohon di sekitarnya. Empat tahun kemudian, gunung ini memuntahkan batu-batu bediameter enam hingga 40 centimeter dari perutnya. Dan pada 1849, gunung ini mengepulkan awan hitam yang membumbung ke langit.

Dua belas tahun kemudian, yaitu 1866, terjadi letusan kecil disertai hujan abu. Lalu pada 1870, mengeluarkan bara api dan uap tebal disusul ledakan-ledakan. Hingga 15 tahun kemudian, tepatnya pada 1885, muncul suara gemuruh, lalu setahun kemudian hujan abu setebal 50 centimeter disemburkan sejauh 500 meter dari kawah.

Kemudian dari 1887 hingga 1900, dan 1909, setiap tahunnya selalu terjadi letusan kecil diikuti suara gemuruh dan atau disertai hujan abu. Letusan-letusan itu kemudian terhenti sampai 37 tahun ke depan.

Sampai pada 1946, Gunung Gede kembali mengeluarkan asap, dan pada 1957, terjadi lima kali ledakan disertai asap yang membumbungan hingga setinggi 500 meter.

Sementara itu, Gunung Pangrango sendiri pernah meletus dengan aliran laharnya menuju ke arah Cibadak. Sedangkan ke arah tebing kawah Gunung Gede di sebelah tenggara yang merupakan hulu sungai, mengalir ke arah Kota Sukabumi hingga perbatasan Cianjur.

Pada 1972 muncul asap putih tebal. Konon, hal itu disebabkan kondisi magma dapurnya masih dalam kondisi normal. Setelah itu, Gunung Gede tidak memperlihatkan tanda-tanda aktif, hingga pada awal April 2025.


Dilarang republikasi artikel di atas tanpa seizin Redaksi sukabumiheadline.com

Disarikan sukabumihadline.com dari artikel di media jaringan, sukabumixyz.com yang berjudul: Menyingkap kabut kelam masa silam Gunung Gede di Sukabumi sekaligus pusat kosmos urang Sunda

Berita Terkait

Jumlah penduduk miskin 5 tahun terakhir, Kabupaten Sukabumi naik, kota turun
Menghitung luas dan jumlah penduduk Kota Sukabumi jika ditambah 7 kecamatan terdekat
10 kecamatan terluas dan tersempit, luas Kabupaten Sukabumi berbanding jumlah penduduk
Dasar pencopotan Marwan Hamami dan profil Denas, PLT Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi
86 ribu IRT di Kabupaten Sukabumi tak ikut KB karena ingin punya anak, tapi hanya 19 ribu hamil
Bantah PK, DPD Jabar: Asep Japar penuhi syarat jadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi
Membanding volume panen tanaman perkebunan di Sukabumi, teh tak lagi juara dunia
Membanding jumlah Wanita Sukabumi menurut jenis pekerjaan

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 03:35 WIB

Jumlah penduduk miskin 5 tahun terakhir, Kabupaten Sukabumi naik, kota turun

Senin, 5 Mei 2025 - 01:05 WIB

Menghitung luas dan jumlah penduduk Kota Sukabumi jika ditambah 7 kecamatan terdekat

Senin, 5 Mei 2025 - 00:01 WIB

10 kecamatan terluas dan tersempit, luas Kabupaten Sukabumi berbanding jumlah penduduk

Minggu, 4 Mei 2025 - 00:26 WIB

Dasar pencopotan Marwan Hamami dan profil Denas, PLT Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi

Kamis, 1 Mei 2025 - 04:34 WIB

86 ribu IRT di Kabupaten Sukabumi tak ikut KB karena ingin punya anak, tapi hanya 19 ribu hamil

Berita Terbaru