Karya Tirta Kerey Bambu, Melestarikan Usaha Turun Temurun di Citamiang Sukabumi

- Redaksi

Rabu, 9 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kelompok Karya Tirta Kerey Bambu di Citamiang Sukabumi. l Istimewa

Kelompok Karya Tirta Kerey Bambu di Citamiang Sukabumi. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINE.com l KADUDAMPIT – Kerey bambu seakan tak lekang oleh waktu. Meskipun kini banyak produk Kerey dari bahan plastik, tapi keberadaannya seakan memiliki pasar fanatik yang membuat para perajin gorden alami ini tetap bertahan.

Di Sukabumi, Jawa Barat, ada banyak sentra industri kecil yang memproduksi kerey dari bambu. Bahkan, beberapa di antaranya sudah turun temurun hingga generasi ketiga.

Salah satu sentra industri kecil tersebut, adalah kelompok usaha Karya Tirta Kerey Bambu di Kampung/Desa Citamiang RT 09/02, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.

Menurut Ketua Karya Tirta Kerey Bambu Mohammad Ridho, usaha tersebut belum lama ini kembali beroperasi setelah vakum akibat pandemi Covid-19.

“Baru jalan lagi setelah pandemi Covid-19. Usaha ini sudah turun temurun di sini, jadi relatif banyak yang memiliki keahlian membuat Kerey bambu,” kata Ridho.

Kerey bambu produk Citamiang ini, kata Ridho dijual dengan harga bervariasi, tergantung model dan bahan yang digunakan. Untuk bahan dari daging bambu, dijual Rp120 ribu per lembar.

Baca Juga :  Sarang Tawon di Aula Desa Babakan Panjang Sukabumi Dievakuasi Tim Rescue

“Kalau untuk bahan hinis (kulit bambu-red) dengan daging yang relatif tebal, dijual 250 ribu per lembar,” jelas Ridho.

Ridho menambahkan, untuk pemasaran sejauh ini baru menjangkau sekitar wilayah Sukabumi dan Bogor.

“Pemasarannya secara online aja, melalui media sosial. Sejauh ini pesanan masih seputar wilayah Sukabumi, seperti Surade, Sukaraja, sampai Bogor,” ungkapnya.

Sementara, terkait kendala, Ridho menyebut kelompok usahanya yang terdiri dari delapan orang tersebut, saat ini terkendala soal permodalan.

“Kami membutuhkan tambahan modal usaha sekitar 15 jutaan karena sudah lumayan lama vakum, baru sekarang mulai produksi lagi,” pungkas Ridho.

Berita Terkait

Permintaan tinggi dari Jepang, petani Sukabumi ramai-ramai tanam spilanthes acmella
Daftar 14 profesi akan punah dalam 5 tahun
Menghitung produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu Sukabumi, capai ratusan Miliar Rupiah
Profil Glenn Sugita, bos Persib jadi Komisaris PT LIB, Dirut masih Ferry Paulus
Digempur impor, hanya 4 kecamatan ini di Kabupaten Sukabumi penghasil kacang kedelai
Dana Desa jadi jaminan jika galbay, semua Kopdes Merah Putih di Sukabumi bisa pinjam modal ke bank
PBB rilis daftar perusahaan berperan dalam ekonomi genosida di Gaza
Bank Syariah Muhammadiyah meluncur, diharapkan bertransformasi

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 01:38 WIB

Permintaan tinggi dari Jepang, petani Sukabumi ramai-ramai tanam spilanthes acmella

Jumat, 11 Juli 2025 - 13:00 WIB

Daftar 14 profesi akan punah dalam 5 tahun

Jumat, 11 Juli 2025 - 01:10 WIB

Menghitung produksi ikan didaratkan di PPN Palabuhanratu Sukabumi, capai ratusan Miliar Rupiah

Rabu, 9 Juli 2025 - 03:16 WIB

Profil Glenn Sugita, bos Persib jadi Komisaris PT LIB, Dirut masih Ferry Paulus

Senin, 7 Juli 2025 - 10:38 WIB

Digempur impor, hanya 4 kecamatan ini di Kabupaten Sukabumi penghasil kacang kedelai

Berita Terbaru

Olahraga

Djarum akan gelar Liga Kampus Putri

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:09 WIB

Pemain Timnas Irak, Frans Putros - Istimewa

Olahraga

Resmi, Persib rekrut bek Timnas Irak Frans Putros

Rabu, 16 Jul 2025 - 17:01 WIB