Wednesday, February 8, 2023
Sukabumi Headline
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah
No Result
View All Result
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah
No Result
View All Result
Sukabumi Headline
No Result
View All Result
Home Internasional

Krisis Ekonomi Lebanon yang Terburuk dalam 150 Tahun

Bahkan Bank Dunia menyebut negara Lebanon kini mengalami krisis ekonomi terburuk di dunia sejak tahun 1850-an.

Ade Yosca Baharetha by Ade Yosca Baharetha
2 years ago
in Internasional
0
Krisis

Lebanon mengalami krisi ekonomi terburuk di dunia| finance.detik.com

Share ShareShare

SUKABUMIHEADLINES.com – Lebanon kini tengah krisis. Bahkan Bank Dunia menyebut negara itu kini mengalami krisis ekonomi terburuk di dunia sejak tahun 1850-an.

Mengutip Trading Economics, ekonomi Lebanon kontraksi alias negatif 20,3% di 2021. Krisis ekonomi yang parah sudah terjadi selama 18 bulan terakhir.

“Kontraksi brutal seperti ini biasanya terjadi dalam konflik atau perang,” kata Bank Dunia dalam laporannya menyebut Lebanon dikutip dari cnbcindonesia.com.

Cadangan mata uang asing Lebanon menipis. Inflasi makanan mencapai 400%.
Mata uang lokal bahkan jatuh ke rekor terendah terhadap dolar. Pound Lebanon dijual dengan rekor 19.500 terhadap dolar AS, kurang dari sepersepuluh kurs resminya, di pasar gelap.

Kini, kekurangan uang dinegara itu berdampak pada pasokan obat-obatan dan energi. Apotek melakukan pemogokan karena kekurangan obat yang disebabkan kegagalan membayar importir asing.

Baca Juga

Anggota Parlemen Lebanon: Rp129 Triliun Cukup untuk Lenyapkan Israel

Pendeta Gilbert Kecam Aksi Rara, Wanita Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika

Wasit FIFA Anti Suap asal Sukabumi Meninggal Dunia, King Cobra dalam Kenangan

5 Gaya Model asal Karawang di Milan Fashion Week

Asosiasi pemiliki apotek mengumumkan ‘pemogokan terbuka’ di seluruh Lebanon. “80% apotek tutup di Beirut dan kota-kota besar,” kata Ali Safa, anggota asosiasi, dikuti dari AFP (12/7/2021).

Air pun kini tak mudah lagi didapat, dimana warga mendapat penjatahan air. Stasiun pompa ditenagai oleh diesel, dan kekurangan pasokan yang mereka butuhkan untuk berfungsi.

UNICEF pada Jumat (23/7) pekan lalu mengungkapkan, lebih dari 4 juta orang Lebanon berisiko kehilangan akses ke air bersih karena kekurangan dana. Jumlah ini setara 70% populasi Lebanon 6,7 juta jiwa.

“UNICEF memperkirakan, sebagian besar pemompaan air secara bertahap akan berhenti di seluruh negeri dalam empat hingga enam minggu ke depan,” ungkap badan PBB dikutip dari Reuters.

Krisis ekonomi Lebanon masih terus berlanjut, mendorong lebih dari separuh penduduknya ke dalam kemiskinan. Mata uang Lebanon juga kehilangan lebih dari 90% nilainya dalam waktu kurang dari dua tahun.

UNICEF mengatakan, jika sistem pasokan air publik runtuh, biaya air bisa melonjak 200% per bulan karena air akan diamankan dari pemasok air swasta.

“Jika tindakan penting tidak segera diambil, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum penting tidak akan dapat berfungsi,” kata Perwakilan UNICEF di Lebanon, Yukie Mokuo dikutip dari internasional.kontan.co.id.

Menurut hitung-hitungan UNICEF, Lebanon setidaknya membutuhkan sekitar US$ 40 juta per tahun untuk mengamankan tingkat minimum bahan bakar, klorin, suku cadang, dan pemeliharaan yang diperlukan untuk menjaga sistem pengairan yang kritis agar tetap beroperasi.

Tags: InternasionalKrisisLebanon
Previous Post

Imbas Covid-19 Sampai ke Daerah, Bengkel di Parungkuda Sukabumi Mengaku Omset Turun

Next Post

Kegiatan Ekonomi Bisa Dibuka Bertahap September 2021

Ade Yosca Baharetha

Ade Yosca Baharetha

Related Posts

Katedral Newcastle
Internasional

Miris, Pesta Seks di Katedral Inggris Sampai ke “Telinga” Vatikan

1 February 2023
Aturan Wajib Jilbab Dicabut, Wanita Arab Saudi Ramai-ramai Potong Rambut
Internasional

Wajah Baru Wanita di Ibu Kota Arab Saudi, Tanpa Abaya, Hijab dan Cadar

28 January 2023
Setelah Newcastle United, Mohammed bin Salman akan Beli Manchester United dan Liverpool
Internasional

Arab Saudi Undang Investor Israel Bangun Hotel dan Kasino

26 January 2023
Sampah dan puing-puing berbahan plastik dalam jumlah besar menumpuk di pantai-pantai di Seychelles
Internasional

Sampah Plastik di Afrika Sebagian Besar Berasal dari Indonesia

26 January 2023
HAJI
Internasional

Nasib Pria WNI Dibui di Saudi Gegara Pegang Payudara Wanita Lebanon saat Umrah

24 January 2023
Rasmus Paludan
Internasional

Politikus Swedia Membakar AlQuran, Pemerintah Indonesia Protes di Twitter

23 January 2023
Next Post
Luhut Binsar Pandjaitan. l Ilustrasi: Feryawi Heryadi

Kegiatan Ekonomi Bisa Dibuka Bertahap September 2021

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

Warga miskin di Kabupaten Sukabumi

Ngeri, Rp500 Triliun Anggaran Pengentasan Kemiskinan Habis untuk Rapat dan Studi Banding

8 February 2023
Personil Densus 88 sedang melakukan penangkapan tersangka pelaku terorisme. l Istimewa

Anggota Densus 88 Bunuh Sopir Taksi Online dan Terlibat Penipuan

8 February 2023
Demo buruh pabrik garmen di Sukabumi. l Istimewa

Bagaimana dengan Sukabumi? Gegara Upah Tinggi 14 Pabrik Garmen Hengkang dari Jawa Barat

8 February 2023
Sandiaga Uno dan Anies Baswedan. l Istimewa

Soal Utang Pilkada Rp50 Miliar, dari Inkonsistensi Sandiaga Uno hingga Open Donasi Bantu Anies Baswedan

8 February 2023
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Privacy Police
  • Kode Etik

© 2022 Sukabumiheadline

No Result
View All Result
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah

© 2022 Sukabumiheadline