sukabumiheadline.com – Dedi Mulyadi ternyata tidak melarang study tour bagi pelajar di Jawa Barat. Ia bahkan merekomendasikan sejumlah lokasi yang menurutnya pantas jadi tujuan study tour.
Hal itu disampaikan Dedi Mulyadi saat mengunjungi lokasi pembuatan gelasan atau benang tajam untuk menerbangkan layangan di Kabupaten Sumedang.
Baca Juga: KDM bentuk Jabar Manunggal sikat ormas ganggu investasi, pecat Kepsek study tour
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam perbincangan dengan pemilik pabrik gelasan tersebut, pemilik pabrik menjelaskan benang nilon diampelas terlebih dahulu agar bahan kimia di dalamnya menjadi lengket. Selanjutnya, setelah proses ampelas selesai, benang gelasan diberi pewarna cat.
“Terus nilon itu kemudian diampelas dulu supaya nanti bahan kimiaanya lengket,” kata Dedi Mulyadi dikutip sukabumiheadline.com dari video di akun Instagram pribadinya, Rabu (6/8/2025)..
Berdasarkan penjelasan pemilik pabrik, benang nilon diberi cat pewarna dan digeser-geser agar bisa diamplas.
“Tujuan diampelasnya untuk?” tanya Dedi Mulyadi.
“Supaya lengket belingnya, pewarnanya,” jelas pemilik pabrik.
Lalu Dedi Mulyadi meminta pemilik pabrik untuk menunjukan cara mengampelas benang nilon.
“Tapi keras ini suaranya,” tutur pemilik pabrik.
“Coba ampelasnya hirupan. Pengen tahu cara bikin gelasan,” pinta Dedi.
Baca Juga: Bunyi genderang perang antara Mendikdasmen dengan Gubernur Jawa Barat
Saat mengamati proses pengamplasan, Dedi Mulyadi melihat debu yang menumpuk di mesin ampelas.
“Nah, kalau ini apa, yang kaya debu?” tanya Dedi Mulyadi.
“Ini debu dari ini. Iya kan diamplas jadi kena debunya habis tuh,” terang pemilik pabrik.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi menegaskan seharusnya pabrik benang gelasan menjadi salah satu lokasi study tour bagi pelajar.
“Ini harusnya study tour ke sini nih. Anak SD di sini sama SMK study tour ke sini. Bagaimana cara membuat benang benang layangan gelasan,” kata Dedi Mulyadi.
Dedi juga menjelaskan, study tour bisa dilakukan di daerah masing-masing dengan mengajak pelajar mengunjungi usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM sejenis yang dinilai bisa menambah pengetahuan bagi siswa.