Lebih Dekat dengan Ustadz Oyag, Pimpinan Saung Hijrah Parungkuda Sukabumi

- Redaksi

Jumat, 10 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ustadz Oyag (kiri). l Dok. Pribadi

Ustadz Oyag (kiri). l Dok. Pribadi

SUKABUMIHEADLINES.com I PARUNGKUDA – Naluri manusia sebagai makhluk sosial menuntun kita untuk selalu memiliki orang-orang dekat yang bisa dipercaya, baik dalam keluarga dan maupun masyarakat.

Jika lazimnya sebuah perkumpulan identik dengan komunitas atas dasar kesamaan hobi anggotanya, seperti kendaraan atau hewan peliharaan, maka berbeda dengan Saung Hijrah.

Perkumpulan yang bernaung di bawah Saung Hijrah, terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang orang-orang yang lazim disebut sebagai jauh dari Tuhannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ahad, 5 Desember 2021, sukabumiheadlines.com, mengunjungi Saung Hijrah di Kampung Legoksirna RT 03/03, Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.

1 7

Asep Gunawan, selaku pimpinan Saung Hijrah menceritakan, alasannya memilih nama Saung Hijrah. “Nama Saung Hijrah dipilih karena saung itu adalah tempat untuk berkumpul atau ngariung. Sedangkan Hjrah untuk tujuan kebaikan. Jadi Insya Allah mejadi washillah hidayah, karenanya dinamakan Saung Hijrah,” papar lelaki yang sering dipanggil Abi Asgun itu.

Semangat hijarah juga terlihat dari tagline yang dimilikinya, Solusi Tanpa Menyakiti Maupun Membenci, Apalagi Menjadi Pendengki.

2 3

Tagline kita adalah menjadikan diri ini solusi tanpa menyakiti maupun membenci apalagi menjadi pendengki, maksudnya saling mengingatkan terhadap orang yang mempunyai ingatan, supaya kembali kepada jalan Allah SWT, sehingga nanti terwujud dua kesalehan setelah kita hijrah. Dua kesalehan tersebut, adalah kesalehan individu kita kepada Allah dan kesalehan sosial kepada sesama manusia. Bahkan, dalam hubungan kita dengan alam,” jelas pria berusia 42 tahun itu.

Baca Juga :  5 Kecamatan Terluas dan Tersempit di Kabupaten Sukabumi

3 3

Tujuan Didirikan Saung Hijrah

Lebih jauh, Asgun mengatakan, tujuan didirikannya Saung Hijrah, adalah memperbaiki diri kita agar lebih baik, tanpa memandang orang lain lebih buruk dari kita.

“Tujuannya jelas mengajak orang-orang yang bisa dikatakan dipandang sebelah mata oleh masyarakat supaya bisa dinilai tidak hanya dari masa lalunya, tapi dinilai baik setelah orang tersebut memilih hijrah. Hijrah itu bukan merasa diri lebih baik daripada orang lain, tetapi hijrah di sini, bagaimana kita berbenah diri atas apa yang selama ini kita perbuat tanpa harus menyakiti orang lain,” urainya.

Adapun, kegiatan kajian-kajian keagamaan di Saung Hijrah, Asep memilih akronim-akronim unik yang familiar di telinga masyarakat, seperti Ngalagu, Ngopai, dan lainnya.

 

“Alhamdulillah kita sering mengadakan kegiatan kajian keagamaan, sengaja saya pilih akronim-akronim unik tapi mudah diingat dan dipahami oleh masyarakat. Ada Ngalagu atau Ngaji Malam Minggu, Ngopai atau Ngobrol Perkara Agama Islam, Buras yang artinya Budayakan Rasa Solidaritas, Silaturahmi dan Syukur, kemudian ada Komitmen Pada Janji atau dipendekkan menjadi Kopaja,” terang dia.

Baca Juga :  Tebing Longsor di Bojonggaling Sukabumi Terjang Rumah dan Tutupi Jalan

5 1

Selain itu, ada No Galeno yang artinya Tidak Boleh Galau, Lebay dan Nora, No Angkot atau Tidak Boleh Mendpatkan Angkara Murka dari Orang Tua, Tidak Boleh Dengerin Bisikan Kotor Telinga atau No Biskota. Kemudian, Ngabaso atau Ngawangkong Bareng Sahabat Oyag, Ngabangus (Ngaji Barang Ustadz).

“Sebetulnya masih banyak kegiatan yang kita istilahkan dalam akronim-akronim dan itu kegiatan yang sering kita lakukan di Saung Hijrah ini,” ungkap pria yang juga akrab disapa Ustad Oyag tersebut.

Lebih jauh, Asep mengharapkan, dengan keberadaan Saung Hijrah akan semakin banyak orang-orang yang kembali kepada fitrahnya.

“Harapan Saung Hijrah, adalah semakin banyaknya orang-orang yang kembali kepada fitrahnya, kembali kepada jati dirinya, kembali kepada kesadaran bahwa hidup ada batasnya, batasan hidup manusia itu, adalah kematiannya sendiri,” pungkasnya.

Warga Sukabumi yang ingin mengetahui lebih banyak soal agama Islam atau ingin lebih tahu soal Saung Hijrah bisa langsung ke mengunjungi alamat di atas, atau mengikuti pengajian rutin setiap Rabu malam pukul 19.00-21.00 WIB.

Berita Terkait

Bye-bye gamis, ini 5 model tunik kekinian dan elegan
7 tren celana jeans wanita 2025, dari klasik hingga kekinian
Sinetron Kau Ditakdirkan Untukku, tentang cinta tertahan luka gadis tomboy asal Sukabumi
Raperda Desa Adat, Abah Asep Nugraha: Kasepuhan di Sukabumi menuju Desa Istimewa
Dekat dengan Ruben Onsu, tas seharga Honda HR-V milik artis asal Sukabumi ini disorot
Okoso Zukin, pakaian tradisional wanita Jepang yang mirip busana Muslimah
Sudah tembus 1 juta penonton, ini jadwal tayang dan harga tiket film Jumbo di Sukabumi
Masih ada waktu, yuk kunjungi Pantai Nusa Penida-nya Sukabumi

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 03:04 WIB

Bye-bye gamis, ini 5 model tunik kekinian dan elegan

Minggu, 20 April 2025 - 05:02 WIB

7 tren celana jeans wanita 2025, dari klasik hingga kekinian

Jumat, 18 April 2025 - 17:49 WIB

Sinetron Kau Ditakdirkan Untukku, tentang cinta tertahan luka gadis tomboy asal Sukabumi

Kamis, 17 April 2025 - 10:09 WIB

Raperda Desa Adat, Abah Asep Nugraha: Kasepuhan di Sukabumi menuju Desa Istimewa

Selasa, 15 April 2025 - 08:05 WIB

Dekat dengan Ruben Onsu, tas seharga Honda HR-V milik artis asal Sukabumi ini disorot

Berita Terbaru