22.9 C
Sukabumi
Sabtu, Mei 4, 2024

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Memahami Loji dan Menelisik Jejak Organisasi Yahudi di Sukabumi

KhazanahMemahami Loji dan Menelisik Jejak Organisasi Yahudi di Sukabumi

sukabumiheadline.com l Beberapa tahun lalu, publik diramaikan perihal desain Masjid Al-Safar karya Ridwan Kamil yang dihubungkan dengan simbol Illuminati. Baca lengkap: Deretan Masjid Megah di Dalam dan Luar Negeri Karya Ridwan Kamil

Isu Illuminati ini memang sempat ramai di kalangan pemerhati teori konspirasi saat membahas desain dan bangunan kontemporer. Bahasan Illuminati ini juga seringkali dikaitkan dengan Freemasonry yang pernah ada di Indonesia, bahkan di Sukabumi, Jawa Barat.

Konon, riwayat Freemasonry dan Illuminati ini sangat panjang dan menorehkan jejaknya di banyak peristiwa besar dunia. Namun, secara umum ataupun khusus, sudah banyak dibahas di berbagai media.

Sementara di sisi lain, konflik antara Palestina dengan Negara Zionis yang tak berkesudahan kerap kali memunculkan sentimen anti-Yahudi di kalangan masyarakat Sukabumi.

Namun meskipun sebagian memahami bahwa Yahudi dengan Zionisme adalah dua hal yang berbeda, nyatanya tidak sedikit warga Sukabumi yang lantang menyuarakan anti-Yahudi di kotanya.

Padahal di sisi lainnya, kehadiran pemeluk Yahudi atau organisasi yang disebut-sebut berafiliasi dengan Yahudi, pernah hadir dan mewarnai sejarah perjalanan Sukabumi itu sendiri.

Mengenal Illuminati dan Freemasonry

IIluminati kerap dikaitkan dengan etnis Yahudi. Kelindan hubungan antara Illuminati dan Yahudi kembali ramai usai dipaparkan oleh Ustadz Rahmat Baequni.

Paparan tersebut disampaikan Ustadz Rahmat Baequni dalam diskusi publik bersama Gubernur Jawa Barat (saat itu), Ridwan Kamil. Diskusi membahas soal kontroversi tuduhan simbol Illuminati Masjid Al-Safar yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat di Bale Asri Pusdai Jabar, Kota Bandung, Senin (10/6/2019).

Masjid Al Safar. l Istimewa

Dalam diskusi, Ustadz Rahmat Baequni mengatakan, segitiga merupakan simbol yang digunakan zionis Yahudi dalam berbagai hal. Segitiga terbalik menyimbolkan iblis dan segitiga ke atas menyimbolkan dajjal. Sehingga ketika keduanya dipertemukan maka muncul lambang Yahudi yang sekarang menjadi bendera Israel.

Dia juga memaparkan, bila kaum zionis internasional memiliki tiga agenda besar. Pertama, mengumpulkan seluruh kaum Yahudi di seluruh dunia. Kedua, mendirikan negara yang berdaulat di atas tanah merah Palestina. Ketiga, menanamkan pengaruh atas dunia di berbagai kehidupan demi terbentuknya The New World Order atau tatanan dunia baru.

Masjid Al-Safar
Desain interior Masjid Al-Safar. l Istimewa

Sedangkan, Freemasonry, sering disebut sebagai Freemason atau Masonry, adalah sebuah organisasi fraternal atau persaudaraan yang memiliki akar sejarah yang cukup panjang.

Organisasi ini kontroversial karena diselimuti misteri dan kerap dijadikan sumber konspirasi yang terkait Yahudi.

Menutip dari Wikipedia, Freemasonry (bahasa Indonesia: Tarekat Mason Bebas, Belanda: Vrijmetselarij) adalah sebuah organisasi persaudaraan yang asal-usulnya tidak jelas antara akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17.

Freemasonry kini ada dalam beragam bentuk di seluruh dunia dengan jumlah anggota diperkirakan sekitar 6 juta orang, termasuk 150.000 orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Skotlandia dan Loji Besar Irlandia, lebih dari seperempat juta orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Bersatu Inggris dan kurang dari dua juta orang di Amerika Serikat.

Lambang Freemasonry, berupa Mistar dan Jangka, kadangkala dengan atau tanpa huruf G.

Lambang Freemasonry. l Istimewa

Organisasi Freemasonry tidak mempunyai pusat dan setiap negara mempunyai organisasi yang berdiri sendiri. Sekalipun demikian setiap organisasi Freemasonry di mana pun akan mempunyai nomor pendirian dan berhubungan satu dengan lainnya.

Freemasonry juga mempunyai Master tertinggi yang merupakan master tertinggi dari seluruh Master Freemasonry yang bertugas melakukan koordinasi seluruh Freemasonry yang ada di dunia.

Organisasi ini diatur menjadi Loji-Loji Besar atau kadang-kadang Orient yang mandiri, yang masing-masing memiliki yurisdiksinya tersendiri, yang terdiri atas Loji bawahan atau konstituen.

Berbagai Loji Besar dapat mengakui atau tidak mengakui satu sama lain berdasarkan Prinsip Mason (sebuah Loji Besar bisanya menganggap Loji Besar lainnya yang memiliki prinsip yang sama sebagai Loji reguler, dan mereka yang tidak sama dianggap sebagai Loji “tak reguler” atau Loji “gelap”).

Freemasonry merupakan organisasi yang tertutup dan ketat dalam penerimaan anggota barunya. Organisasi ini bukan merupakan organisasi agama dan tidak berdasarkan pada teologi apapun.

Tujuan utamanya adalah membangun persaudaraan dan pengertian bersama akan kebebasan berpikir dengan standar moral yang tinggi. Freemasonry sendiri adalah simbolisasi dari pengertian pekerja keras yang mempunyai kebebasan berpikir. Kata mason berasal dari bahasa Prancis, maçon, yang artinya “tukang batu”.

Organisasi ini khusus untuk kaum laki-laki, namun kini sudah banyak pula kelompok Freemasonry wanita.

Ada juga lembaga tambahan, yang merupakan organisasi yang terkait dengan cabang utama Freemasonry, tetapi dengan administrasinya sendiri.

Tokoh Komunitas Freemasonry di Sukabumi

Diperkirakan sejak masuknya bangsa Eropa, sudah banyak warga Eropa di Sukabumi menjadi anggota Freemasonry. Namun, keberadaan loji baru pertama kali dibangun tahun 1907 dengan nama Fiat Flux. Para mason bebas berkumpul secara teratur, namun karena promotornya meninggalkan Sukabumi, aktivitas itu terhenti.

Meski begitu, pertemuan tetap berlanjut oleh para anggotanya sehingga pada 1926 mendapatkan pengakuan dari loji pusat. Kemudian pada 1932 para mason tersebut mengajukan untuk menjadi loji “dalam lingkungan kerja terbatas” dengan nama “De Hoeksteen” yang berarti “batu penjuru atau batu kunci” yang sifat organisasinya lebih formal dibandingkan sebelumnya. Permohonan dikabulkan, pada 4 Maret 1933 Loji “De Hoeksteen” diresmikan.

Peresmian dipimpin oleh pejabat Wakil Suhu Agung dan dihadiri oleh seratusan mason bebas dari loji-loji lain. Pada pidato pelantikan ketua pertama, dinyatakan bahwa loji didirikan dalam masa sulit, khususnya di Eropa disebut kurang menguntungkan. Hal ini diduga berkaitan dengan kurangnya peminat di wilayah Sukabumi, sehingga secara finansial loji ini tidak memiliki dana cukup, sehingga penyajian makanan pun terbilang sederhana.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan loji-loji yang memiliki dana melimpah dari donasi para anggotanya. Meskipun dengan pendanaan terbatas, loji ini mampu bertahan hingga sebelum pecah Perang Dunia II.

Di beberapa tempat termasuk di Sukabumi, loji-loji tersebut juga mendirikan tempat hiburan. Tempat tersebut berada di daerah pegunungan yang beriklim sejuk, sehingga menjadi tempat peristirahatan bagi para mason dan keluarga dari kota-kota yang berhawa panas. Di Sukabumi juga didirikan tempat peristirahatan di Selabintana yang dikelola Loji Batavia.

Dalam pertemuan Loji de Hoeksteen Sukabumi pada 26 Maret 1936 dinyatakan, hubungan Freemasonry dengan aparat NLSB, serta menegaskan keinginan untuk menjadi gerakan yang didasarkan atas religiusitas dan membawa manusia ke tingkat moral tertinggi. Perkumpulan ini sendiri berhubungan erat dengan Rotary Club Sukabumi, bahkan disebut sebagai Vrijmetselarij Rotaria Indie dengan ketuanya di Sukabumi tahun 1939 dijabat H. Munthe.

Tokoh-tokoh Freemasonry Sukabumi. l sukabumixyz.com

Selain itu, banyak tokoh-tokoh penting masa lalu menjadi anggota Freemasonry, sebutlah Andries De Wilde yang dianggap sebagai pencetus nama Sukabumi, adalah anggota kehormatan Freemasonry dengan gelar Prince Frederick of Oranje.

Kemudian, Eduard Douwes Dekker (pengarang Max Havelaar) yang pernah tinggal di Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, adalah anggota Freemasonry. Serta Suhu Agung Freemasonry Indonesia Soemitro Kolopaking, disebut-sebut sebagai Bapak Freemasonry Indonesia, juga pernah tinggal di Sukabumi saat bekerja di Pabrik Teh dan Kina Pandjang Estate di lereng Gunung Pangrango, Sukabumi.

Jumlah Anggota Terus Menyusut

Keanggotaan De Hoeksteen dari tahun ke tahun tidak mengalami peningkatan signifikan, jumlah anggotanya tahun 1934 berjumlah 28 orang, 1935 turun menjadi 31 orang, 1936 naik jadi 32 orang, 1937 turun lagi menjadi 30 orang, 1938 turun lagi (28 orang), 1939 naik kembali menjadi 34 orang, dan 1940 kembali turun menjadi 30 orang saja.

Mengutip dari sukabumixyz.com, saat Jepang masuk ke Sukabumi, organisasi ini bubar dengan sendirinya. Bahkan Jepang memburu anggotanya karena dianggap tidak sejalan dengan faham pendudukan Dai Nippon. Namun, kegiatan ritual organisasi ini masih tetap berjalan, contoh seperti dikisahkan seorang anggota Freemasonry Sukabumi bernama J. Van Leeuwen, seorang insinyur teknik elektro yang ditangkap pada zaman pendudukan Jepang dan ditempatkan di sebuah rumah sakit di Cimahi.

Dia membantu van der Plaats dan melakukan ritual pemujaan di ruang rontgen. Selepas Indonesia merdeka, kelompok ini kembali menggeliat dan melakukan konsolidasi. Pada 1951 dilakukan musyawarah dihadiri utusan-utusan dari 10 loji, salah satunya adalah De Hoeksteen dari Sukabumi dengan anggota yang semakin sedikit.

De Hoeksteen di Sukabumi yang didirikan kembali pada 1 Oktober 1950 dan memiliki lima anggota, laporannya sangat singkat. Hampir semua anggota pergi, perkumpulan ini sepertinya sudah siap-siap gulung tikar.

Entah kapan organisasi ini bubar, namun diperkirakan ketika banyak nasionalisasi perkebunan di Sukabumi, dan orang-orang Belanda sebagai mayoritas anggota de Hoeksteen Sukabumi, pulang ke negeri asalnya. Pada pertemuan loji seluruh Indonesia tahun 1957, tidak ada lagi utusan dari de Hoeksteen Sukabumi yang hadir.

Hingga pada akhirnya, Bung Karno secara resmi melarang dan membubarkan Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia), Moral re-Armament Movement (Armoc), melalui Lembaran Negara RI Nomor 18./1961 pada tanggal 27 februari 1961. Setahun kemudian pembubaran ini dipertegas dengan keluarnya Keppres Nomor 264/1962 yang melarang sekaligus penyitaan aset.

Kembali dengan Rotary Club karena organisasi inilah yang kemudian berkembang dengan anggota para elit lokal di indonesia. Hingga kini, kisah Illuminati masih misteri karena ketidakjelasan.

Jejak Peninggalan Komunitas Yahudi di Sukabumi

Mengutip dari sukabumixyz.com, tempat berkumpul para “mason” di Sukabumi ditengarai berada di jalan yang disebut Lodjiweg atau Jalan Loji (sekarang bernama Jalan Julius Usman), sesuai nama jalannya. Bangunannya kira-kira disebelah Kantor Pemadam Kebakaran Kota Sukabumi, di samping Pendopo Kabupaten Sukabumi. Baca lengkap: Freemasonry dan Illuminati: Menyingkap sejarah organisasi rahasia di Sukabumi

Seperti umumnya, loji dibangun dekat dengan pusat pemerintahan. Bangunan tersebut sampai saat ini tinggal tembok yang menyisakan profil berlambang lengkung mason seperti yang umum berada pada bangunan mason lainnya di Indonesia.

Simbol lengkung merupakan simbol kekuasaan Illuminati yang melambangkan feminitas berupa vulva (organ kemaluan) wanita yang memengaruhi simbol goth. Simbol ini merupakan bentuk lain dari simbolisasi mawar, yang digunakan kaum alkemis dan trobador sebagai anagram dari eros atau nafsu seksual, sebagaimana isythar dalam legenda Yunani.

Secara umum, semua simbol maskulinitas memang baru bisa eksis jika diwadahi oleh simbol feminitas. Seperti halnya sebutan untuk kota-kota utama atau pusat administrasi, lazim disebut sebagai ibukota, bukan bapak kota. Tanah air pun disebut sebagai motherland bukan fatherland.

Bangunan peninggalan organisasi Freemasonry di Sukabumi. l sukabumixyz.com

Selain ahli bangunan, para mason ini ahli menyembunyikan simbol-simbol dalam hasil karyanya. Para mason merupakan arsitek luar biasa, mereka disebut juga gheometrian karena kegemarannya pada angka-angka.

George Washington, anggota Freemasonry nomor 33 yang juga Presiden Amerika Serikat menyatakan, “Cara terbaik menyembunyikan rahasia adalah meletakkannya di tempat umum.”

Simbol seperti ini juga muncul dan masih tersisa di Societeit Soekamanah (Gedung Juang 45) dan Gemeentehuis (Balai Kota Sukabumi). Dalam sebuah foto bangunan Sukabumi tempo dulu, simbol lain seperti jangka dan penggaris busur juga muncul di gedung Gemeentewerken (Kantor Pekerjaan Umum).

Dalam buku Moral and Dogma karya Albert Pike yang dianggap sebagai “kitab suci”nya kaum Freemason, lambang jangka berarti “ketuhanan yang kreatif”, sementara penggaris busur berarti “bumi produktif alam semesta”.

Selain itu, keberadaan Tugu Jam di depan Balaikota Sukabumi yang menyerupai Tugu Obelisk, dianggap sebagai peninggalan kaum Illuminati. Tugu Jam Obelisk yang sudah tiada ini, dianggap sebagai simbol utama ritual kaum Osirian pada era Mesir kuno.

Selain itu, simbol Illuminati juga muncul di pekuburan Kerkhof yang dulu disebut graff der hollanders atau kuburan orang-orang Belanda, yaitu sebuah kubah hexagonal bangunan khas templar.

Gedung Balaikota Sukabumi. l Istimewa

Bahkan, jika masih banyak bangunan lama yang tersisa, bisa jadi kita akan menemukan simbol-simbol tersebut tersebar di seantero Sukabumi.

Namun kini, sejarah tentang mereka seperti gelap tertutup kabut. Namun demikian, banyak yang masih mempercayai keberadaan mereka lewat bahasa simbol. Bisa jadi di sekitar kita masih banyak simbol-simbol yang tidak diketahui keberadaannya, karena disembunyikan di ruang publik.

Disembunyikan melalui desain atau ornamen-ornamen yang lazim kita lihat di tempat-tempat ibadah misalnya? Bukan mustahil, seperti kecurigaan MUI Jawa Barat terhadap desain masjid karya Ridwan Kamil.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer