Tuesday, June 6, 2023
Sukabumi Headline
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah
No Result
View All Result
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah
No Result
View All Result
Sukabumi Headline
No Result
View All Result
Home LIPSUS

Membedakan Punk dengan Gembel di Kota Sukabumi

Penghasilan mereka dari hasil setiap mengamen tidak tentu, kadang Rp15rb-Rp 30rb per hari.

Feryawi Heryadi by Feryawi Heryadi
2 years ago
in LIPSUS
0
Komunitas Punk. l Istimewa

Komunitas Punk. l Istimewa

Share ShareShare

sukabumiheadline.com I CIKOLE – Kelahiran Punk diinisiasi anak-anak kelas pekerja London, dan dengan mudah merambah AS yang saat itu tengah mengalami krisis ekonomi dan keuangan akibat kemerosotan moral para elite politik sehingga memicu pengangguran dan kriminalitas.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan keyakinan we can do it ourselves. Cara pandang Punk terhadap kondisi tertentu dapat dilihat melalui lirik-lirik lagu yang bercerita tentang politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial, hingga masalah agama.

Banyak yang menyalahartikan Punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra Punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal, tetapi itu hanyalah bersifat kasuitis.

Lazimnya, masyarakat mengenali Punk dari fashion atau potongan rambut Mohawk (simbol perlawanan terhadap penindasan) mirip suku Indian di AS, atau dipotong ala feathercut dan diberi warna-warna terang. Mereka juga melengkapi diri dengan sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh.

Pada saat terjadi krisis ekonomi di Inggris dan AS, banyak politisi dan pejabat tampil perlente dengan uang hasil korupsi. Nah, Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui penampilan dengan busana belel (tetapi hasil kerja keras sendiri), melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Baca Juga

Izin ke Warung, Gadis Kelas 1 SMA di Sukabumi Hilang

Begal Motor Milik Ojek Online Warga Sukabumi Dibekuk di Cianjur

Topping Melimpah dan Bikin Kenyang, Mie Ayam Rp7 Ribu di Warudoyong Sukabumi

Pemotor Tanpa Identitas Pingsan di Jalan Lembursitu Sukabumi

Soal musik, Punk relatif tidak terlalu memperhatikan harmoni, mereka lebih mengedepankan lirik-lirik yang bernada protes terhadap ketimpangan dan penindasan.

Punk di Kota Sukabumi

Di Kota Sukabumi, cukup banyak yang berdandan ala Punk, meskipun belum tentu seorang Punk. Ilham Maulana (18) dan Dede Rizal (20), mereka adalah dua dari banyak anak muda yang mengeklaim sebagai punk di Kota Sukabumi.

Ilham dan Dede sering beraktivitas di Jl A. Yani, Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

Rasa malu mereka kesampingkan demi menutupi kebutuhannya sehari-hari. Setiap dari jam 07.00 WIB sampai dengan kurang lebih jam 10.00 WIB mereka mecari rezeki dengan cara mengamen dari angkot ke angkot, atau ruko ke ruko.

“Iya jadi setiap hari kami selalu ngamen, tapi anak punk itu ngamen gak dijadiin kerjaan, cuma untuk nyambung hidup aja,” ujar Ilham atau biasa dipanggil Acil kepada sukabumiheadline.com, Ahad (24/10/2021).

Remaja yang mengaku berasal dari Indramayu, Jawa Barat, ini sempat mengenyam bangku pendidikan sampai kelas 2 SMP.

“Pernah sekolah sampai kelas dua SMP, cuma karena ada tekanan dari keluarga, saya memilih keluar dari sekolah. Dan memang saya senang menjadi anak Punk,” tambahnya.

Sedangkan Dede, remaja asli Sukabumi. Ia memilih menjadi anak Punk karena diajak temannya menjadi pengamen jalanan.

“Dulu saya sekolah di-drop out (DO) pas kelas 2 SMP terus memilih mengamen karena biar gak jadi beban orang tua. Karena ngamen bareng anak Punk, akhirnya saya ikutan komunitas mereka,” ungkapnya.

Penghasilan mereka dari hasil setiap mengamen tidak tentu, kadang Rp15rb-Rp 30rb per hari. Penghasilan sebesar itu mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhanya seperti membeli rokok, makan hingga ditabung untuk event-event komunitas.

Membedakan Punk dengan Gembel

Karena Punk dari sisi penampilan tidak lazim dan cenderung berantakan, tidak heran jika banyak masyarakat tidak bisa membedakan antara Punk dengan gembel.

Karenanya, tidak selalu yang berdandan ala Punk, adalah Punk. Cara paling mudah membedakannya, adalah Punk itu mandiri secara ekonomi. Mereka memenuhi kebutuhannya sendiri dengan cara mengeksplorasi semua peluang dan potensi di sekitar komunitas mereka.

Punk juga tidak suka melakukan aksi kriminal untuk sekadar bertahan hidup. Meskipun, dalam beberapa kasus, ada unsur kekerasan ketika mereka menyuarakan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi, hukum dan politik.

Psikolog asal Rusia, Pavel Semenov, mengatakan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).

Maka Punk mulai mengembangkan proyek “jor-joran” yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan mereka. Dengan kata lain Punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga terjangkau.

Sehingga di dalam kerangka filosofi Punk, distro bisa dikatakan sebagai bentuk perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan brand-brand luar negeri.

Tags: GembelKota SukabumiMembedakanPunk
Previous Post

3 Rumah Tergerus dan 3 Terancam Longsor di Parakansalak Sukabumi

Next Post

Mengaku Bela Jokowi Melawan Radikalisme, Ferdinand Hutahaean Disentil Tokoh NU

Feryawi Heryadi

Feryawi Heryadi

Related Posts

Tangkapan layar video yang beredar di media sosial dalam kasus dugaan penculikan anak di Cisaat, Sukabumi. l Istimewa
LIPSUS

Perang Kata-kata di Facebook, Ini 5 Fakta Kasus Dugaan Penculikan Anak di Cisaat Sukabumi

5 June 2023
Unjuk rasa ratusan guru PAI honorer di Kabupaten Sukabumi. l Iwa Kartiwa
LIPSUS

Ketika Ratusan Guru PAI Honorer Tagih Janji Bupati Sukabumi

30 May 2023
5 Fakta Bocah SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok Empat Orang
LIPSUS

5 Fakta Bocah SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok Empat Orang

27 May 2023
Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara. l Istimewa
LIPSUS

Gerakan Mosi Tidak Percaya Kader Gerindra Sukabumi kepada Yudha Sukmagara

20 May 2023
Ngaku Adik Dajal dan Pernah Pesta dengan 25 Nabi, 5 Fakta Pelajar Sukabumi Hina Muhammad SAW
LIPSUS

Ngaku Adik Dajal dan Pernah Pesta dengan 25 Nabi, 5 Fakta Pelajar Sukabumi Hina Muhammad SAW

15 May 2023
Peta Kabupaten Sukabumi
LIPSUS

Mengetahui 5 Fakta Menarik tentang Sukabumi

13 May 2023
Next Post

Mengaku Bela Jokowi Melawan Radikalisme, Ferdinand Hutahaean Disentil Tokoh NU

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

Pelaku pencurian uang milik nasabah Bank Sinarmas ditangkap di Sukabumi. l Istimewa

Ditangkap di Kompleks Perumahan Cicurug Sukabumi, Perampok Uang Rp4 Miliar

6 June 2023
Partai Bulan Bintang. l Istimewa

18 Bacaleg Perempuan PBB Bersaing di Dapil 1-6 Kabupaten Sukabumi, Ini Daftar Lengkapnya

6 June 2023
Prabowo Subianto. I Ilustrasi: Fery Heryadi

Ukraina Sebut Tak Butuh Mediator seperti Prabowo Subianto

6 June 2023
wna china

Demi Kepentingan Pilkada Jawa Barat, Kang Dedi Disebut akan Melamar Wanita Sukabumi

6 June 2023
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Privacy Police
  • Kode Etik

© 2022 Sukabumiheadline

No Result
View All Result
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah

© 2022 Sukabumiheadline