Mengenal 5 Marga Terbesar Keturunan Rasulullah SAW di Indonesia

- Redaksi

Jumat, 26 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mbah Priuk merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. l Istimewa

Mbah Priuk merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINE.com l Ada sekira 100 lebih marga keturunan Nabi Muhammad SAW di dunia. Sedang di Indonesia, sebuah sumber menyebut ada sekita 68 kabilah.

Nasab mereka bersambung kepada Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam dari garis keturunan Sayyidina Husein, cucu Rasulullah SAW.

Diketahui, keberadaan marga para Habaib ini bermula dari hijrahnya Imam Ahmad bin Isa Al-Muhajir (generasi ke-9 keturunan Rasulullah SAW) ke Hadhramaut, Yaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Indonesia, para keturunan Nabi Muhammad SAW ini biasa disebut Habib (Habaib untuk jamak), Syed atau Sayyid. Sedangkan perempuan biasanya dipanggil Syarifah atau Sayyidah.

Seiring perjalanan waktu, orang-orang Hadhramaut sampai ke Indonesia pada abad ke-13. Sekarang kita kenal bermarga Al-Attas, Al-Haddad, Assegaf, Al-Habsyi, Alaydrus, Al-Jufri, Syihab, Syahab dan masih banyak lainnya.

Disebutkan bahwa para Habaib keturunan Nabi di Indonesia merupakan keturunan ke-37 dan 38. Mereka banyak bermukim di wilayah Jabodetabek. Kemudian di Surabaya, Aceh, Palembang, Kalimantan dan beberapa daerah di Pulau Jawa.

Menurut Habib Zein bin Umar, mantan Ketua Umum Rabithah Alawiyah, jumlah pastinya tidak diketahui karena masih didata. Apakah totalnya 500 ribu orang, apakah 1 juta atau 1,5 juta, masih dilakukan pendataan.

Diketahui, marga tertua dari puluhan marga yang ada di Indonesia ialah Assegaf. Lalu Assegaf ini tinggi, keturunannya paling banyak ada Al-Attas dan Al-Haddad.

Adapun di Jabodetabek, jumlahnya mencapai 14.500 orang. Wilayah paling banyak dihuni Alawiyyin ini adalah Jakarta Timur sebanyak 35%. Tak heran di wilayah ini memiliki daerah khas seperti Kampung Arab Condet.

Disusul kemudian, Jakarta Selatan sebanyak 18%, Depok 10%, Jakarta Barat 9%, Tangerang, Bogor, dan Jakarta Pusat sebanyak 7%. Kemudian Bekasi sebanyak 5% dan Jakarta Utara sebanyak 2%.

Baca Juga :  Kisah Pengusaha Sahabat Nabi SAW, Abdurrahman bin Auf Masuk Surga dengan Merangkak

Berdasarkan kabilah marga, paling banyak, 5 terbesar, adalah Al-Attas sekitar 24%, Al-Haddad dan Assegaf 15%, Alaydrus 13%, Al-Habsyi 11%.

1. Al-Attas

Habib Umar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Fagih Al-Mugaddam adalah orang pertama yang mendapat julukan Al-Attas.

“Sebenarnya apa yang diucapkan oleh Syaikh al-Faqih Abdullah bin Umar Ba’ubad yaitu bahwa: “Beliau dinamakan Al-Attas yang maknanya bersin karena beliau pernah bersin ketika masih berada di dalam perut ibunya,” jelas Habib Ali bin Hassan al-Attas.

Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas adalah seorang Waliyullah (wafat 1072 H) dan dijuluki Al-Qutb Al-Anfaas. Bersin dalam bahasa Arab ialah “Athasa“, dan orang yang bersin disebut “Al-Athtas“.

Dalam catatan Rabithah Alawiyah, ada sekitar 2.471 Habaib bermarga Al-Attas di wilayah Jabodetabek. Salah satu tokoh ulama bermarga Al-Attas adalah Habib Ali bin Husein Al-Attas atau lebih dikenal dengan Habib Ali Bungur, seorang ulama masyhur di tanah Betawi.

2. Al-Haddad

Orang pertama mendapat julukan Al-Haddad ialah Waliyullah Imam Ahmad bin Abi Bakar bin Ahmad Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi Ammu Al-Faqih Muqoddam.

Ahmad Al-Haddad lahir di Tarim, dikaruniai seorang anak lelaki bernama Alwi. Riwayat lain menyebutkan, Al-Haddad dinisbahkan kepada Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad (Waliyullah pengarang Ratib Al-Haddad 1634-1720). Beliau generasi ke-31 keturunan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad dijuluki “pandai besi” karena beliau mampu melunakkan hati yang keras seperti besi (hadatul qulub), berkat ketinggian ilmu dan kebijaksanaannya.

Kabilah Al-Haddad di Jabodetabek berjumlah sekitar 1.583 orang. Salah satu tokoh Al-Haddad yang populer adalah Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Priok, seorang ulama asal Palembang yang dimakamkan di Koja, Jakarta Utara.

Baca Juga :  Silsilah Pahlawan Nasional asal Sukabumi, KH Ahmad Sanusi ke Sunan Giri hingga Rasulullah SAW

3. Assegaf

Orang pertama yang diberi gelar Assegaf yaitu waliyullah Al-Muqaddam ats-Tsani al-Imam Abdurrahman bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih Muqaddam.

Gelar Assegaf disematkan karena ia dikenal sebagai pengayom para wali pada zamannya.

Beberapa tokoh bermarga Assegaf di Indonesia di antaranya Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf (Ketum Rabithah Alawiyah), Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf, Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf rahimahullah dan banyak lainnya.

Berdasarkan catatan Rabthah Alawiyah tahun 2017, terdapat sekitar 1.538 penduduk bermarga Assegaf di Jabodetabek.

4. Alaydrus

Marga Alaydrus berpangkal dari Al-Habib Abdullah Alaydrus bin Abubakar As-Sakran, seorang waliyullah, pendiri tarekat Aydrusiyyah. Imam Abdullah Alaydrus (811-865 H) diberi gelar oleh kakeknya Abdurrahman As-Saqqaf dengan Alaydrus yang berasal dari kata “Al-Aytarus”.

Kabilah Al-Aydrus adalah suatu keluarga yang terkenal karena keilmuan, politik, dan kemasyarakatan. Mereka banyak memiliki orang-orang besar (istimewa) yang berkhidmat pada ilmu dan masyarakat.

Alaydrus sendiri merupakan generasi ketiga Assegaf. Salah satu tokoh Alaydrus yang masyhur adalah Habib Husein bin Abubakar Al-Aydrus atau dikenal dengan Habib Luar Batang.

Makam ulama yang dijuluki waliyullah ini kini tetap ramai dikunjungi di Luar Batang Jakarta.

5. Al-Habsyi

Marga Al-Habsyi bermula dari Waliyullah Al-Habib Abu Bakar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam (wafat 857 H).

Julukan Al-Habsyi diberikan karena beliau pergi ke Habasyah (sekarang Etiopia) dan pernah tinggal di sana selama 20 tahun untuk menyebarkan Islam.

Adapun, tokoh bermarga Al-Habsyi sebut saja Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi Ampel Qubah, Pengarang Kitab Maulid Simtud Duror,Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi (Habib Kwitang), Habib Zein Al Habsyi Martapura atau Dai Ustaz Ahmad Al-Habsyi, dan masih banyak lainnya.

Berita Terkait

Jabatan baru Brigjen TNI Syaepul Mukti Ginanjar, jenderal asal Sukabumi peraih Tri Sakti Wiratama
Serikat Pekerja tuntut makzulkan Dedi Mulyadi ke DPRD Jawa Barat
Setelah tak di bawah Kemenag, kini BP Haji berubah jadi Kementerian Haji dan Umrah
Budi G. Sadikin dan Dedi Mulyadi akan benahi pelayanan kesehatan di Sukabumi
Ditanya soal balita di Sukabumi mati karena cacingan, Menko PMK Pratikno mengaku ngantuk
Tragedi balita Raya dipenuhi cacing, Wamensos: Pemda Sukabumi harus aktif
Mayoritas warga Jawa Barat tak puas kinerja Dedi Mulyadi
Nomor 8 pria asal Sukabumi, ini daftar Kombes Pol pecah bintang jadi Brigjen hadiah HUT RI

Berita Terkait

Rabu, 27 Agustus 2025 - 02:52 WIB

Jabatan baru Brigjen TNI Syaepul Mukti Ginanjar, jenderal asal Sukabumi peraih Tri Sakti Wiratama

Selasa, 26 Agustus 2025 - 15:38 WIB

Serikat Pekerja tuntut makzulkan Dedi Mulyadi ke DPRD Jawa Barat

Senin, 25 Agustus 2025 - 13:23 WIB

Setelah tak di bawah Kemenag, kini BP Haji berubah jadi Kementerian Haji dan Umrah

Minggu, 24 Agustus 2025 - 01:14 WIB

Budi G. Sadikin dan Dedi Mulyadi akan benahi pelayanan kesehatan di Sukabumi

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 00:16 WIB

Ditanya soal balita di Sukabumi mati karena cacingan, Menko PMK Pratikno mengaku ngantuk

Berita Terbaru

Wakil Ketua Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak - Instagram

Khazanah

Dahnil: non-Muslim boleh menjadi Petugas Haji Embarkasi

Selasa, 26 Agu 2025 - 20:23 WIB