Mengenal Nusya Mulya, Raja dan panglima Pajajaran terakhir

- Redaksi

Minggu, 12 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Prabu Suryakencana - Istimewa

Ilustrasi Prabu Suryakencana - Istimewa

sukabumiheadline.com – Raga Mulya merupakan raja terakhir Kerajaan Pajajaran. Ia menjabat sebagai raja selama 12 tahun yaitu dari Tahun 1567 M hingga 1579 M. Dalam Naskah Wangsakerta sosok Raga Mulya disebut sebagai Prabu Suryakencana sedangkan dalam Carita Parahiyangan dikenal dengan nama Nusya Mulya.

Raga Mulya menjadi Raja pelarian dengan berkedudukan di Suryakancana (Pandai Gelang), oleh karena itu ia juga dikenal sebagai Prabu Suryakencana atau Panembahan Pulasari.

Pulasari terletak di Kaduhejo, Kecamatan Menes pada lereng Gunung Palasari. Menurut Pusaka Nusantara III dan Krethabumi I disebutkan bahwa “Pajajaran sirna ing ekadasa suklapaksa Wesakamasa sewu limang atus punjul siki ilang Sakakala” (Pajajaran runtuh pada tanggal sebelas bagian terang bulan Wesaka tahun 1501 Saka).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, Keraton Pakuan telah direbut oleh Banten sehingga terpaksa Raga Mulya dinobatkan di wilayah Pelarian, akan tetapi kemudian hari wilayah yang menjadi tempat pelarian Raja terakhir pajajaran itu diserang oleh Maulana Yusuf dari Banten hingga tamatlah riwayat Pajajaran. Baca selengkapnya: Ketika Raja Sunda Ditaklukkan Raja Sunda, Kisah Lengkap Pajajaran Runtuh 

Baca Juga :  Gegara Mojang Sunda, Mahapatih Gajah Mada Diusir Raja Majapahit

Eyang Jaya Perkasa, Panglima terkahir Kerajaan Pajajaran 

Jaya Perkasa adalah mantan Panglima Kerajaan Pajajaran era Prabu Suryakencana. Beliaulah orang yang diutus mengantarkan Pusaka Pajajaran ke Sumedang ketika Pajajaran menjelang runtuh.

Di Sumedang, Jaya Perkasa kemudian diangkat menjadi Patih, dan ketika beliau menjadi Patih itulah kondisi politik di Jawa berubah, dimana pada waktu itu Pajang sedang diguncang Pemberontakan Mataram

Bagi Jaya Perkasa, kondisi semacam itu adalah waktu yang tepat untuk membangkitkan lagi Kerajaan Pajajaran yang sebelumnya runtuh, sebab menurutnya sekutu Cirebon dan Banten sedang lemah. Jadi kalau Sumedang memproklamirkan perang dan memenangkan pertempuran maka seluruh tanah Sunda dapat disatukan kembali.

Baca Juga :  Intrik dalam Kerajaan Sunda, Raja Galuh Langgar Larangan Nikahi Wanita Jawa

Dalam mewujudkan cita-citanya, Jaya Perkasa kemudian mempengaruhi Prabu Geusan Ulun, dan sang Raja Sumedang pun akhirnya setuju. Gerakan awal yang dilakukan Jaya Perkasa untuk memantik peperangan dengan Cirebon adalah dengan membawa lari selir Sultan Cirebon yang sebelumnya merupakan kekasih Geusan Ulun.

Perang Cirebon dan Sumedang pun akhirnya berkobar, namun dalam perang ini Jaya Perkasa tidak dapat menundukkan Cirebon.

Jaya perkasa dalam pertempuran dengan Cirebon dikisahkan wafat, namun dalam pendapat lain ia moksa karena kecewa pada prabu Geusan Ulun yang berubah pikiran dan malah mengajukan perjanjian damai kepada Cirebon dengan bantuan Kerajaan Mataram yang baru berdiri.

Dibawah Ini adalah gambar petilasan Jaya Perkasa, dipercayai sebagai tempat moksanya Jaya Perkasa, ditempat ini hingga kini tidak diperkenankan memakai batik, konon Jaya Perkasa sangat benci sekali dengan batik, sebab katanya Batik adalah pakaiannya orang Cirebon.

Berita Terkait

Setia Untung Arimuladi: Santri di Sukabumi, Kasi Intel Kejari Cibadak, Wakil Jaksa Agung
Pendidikan, dan kehidupan pribadi Budi Djiwandono, keponakan Prabowo Ketua PNKT
Kenalkan, Grandmaster catur Indonesia pertama asal Sukabumi, Herman Suradiradja
Profil Ghazala Hashmi: Muslim pertama Wakil Gubernur Virginia AS vs Islamofobia
Minibiografi Abdullah Hammoud: Kisah Muslim jadi Wali Kota Dearborn Michigan AS
Minibiografi Zohran Mamdani: Muslim milenial pertama jadi Wali Kota New York vs Trump
Profil lengkap Heri Gunawan: Pria Sukabumi dari EVP ke Politikus Gerindra
Guru Besar UGM ingin sistem perceraian dimodifikasi, tak harus berdasarkan kesalahan

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 05:58 WIB

Setia Untung Arimuladi: Santri di Sukabumi, Kasi Intel Kejari Cibadak, Wakil Jaksa Agung

Senin, 10 November 2025 - 07:52 WIB

Pendidikan, dan kehidupan pribadi Budi Djiwandono, keponakan Prabowo Ketua PNKT

Senin, 10 November 2025 - 04:05 WIB

Kenalkan, Grandmaster catur Indonesia pertama asal Sukabumi, Herman Suradiradja

Sabtu, 8 November 2025 - 08:00 WIB

Profil Ghazala Hashmi: Muslim pertama Wakil Gubernur Virginia AS vs Islamofobia

Jumat, 7 November 2025 - 09:28 WIB

Minibiografi Abdullah Hammoud: Kisah Muslim jadi Wali Kota Dearborn Michigan AS

Berita Terbaru