22.8 C
Sukabumi
Rabu, April 17, 2024

Kubu Anies dan Ganjar mohon Pilpres ulang dan Gibran Didiskualifikasi, ini kata Tim Prabowo

sukabumiheadline.com - Permohonan pasangan Capres/Cawapres nomor urut...

Mengingat Kembali Hubungan Baik Kerajaan Sunda dengan Sriwijaya dan Majapahit

NasionalMengingat Kembali Hubungan Baik Kerajaan Sunda dengan Sriwijaya dan Majapahit

sukabumiheadline.com l Tidak banyak yang mengetahui bahwa Kerajaan Sunda memiliki hubungan erat dengan Sriwijaya dan Majapahit. Padahal, Kerajaan Sunda memiliki hubungan erat dengan Sriwijaya dan Majapahit karena faktor keturunan.

Namun, kisah perang Bubat yang membuat Raja Sunda tewas dan Putri Sunda memilih bunuh diri ketimbang diperbudak, membuat banyak orang lupa kemesraan antara ketiga kerajaan tersebut.

Diketahui, beberapa raja Sunda Galuh yang berkuasa merupakan keturunan dari Sriwijaya dan Majapahit. Dua kerajaan besar beda periode ini cukup akrab dengan Kerajaan Sunda yang ada sejak 669 M.

Dalam buku Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada tulisan Sri Wintala Achmad, raja Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati merupakan raja Sunda yang masih keturunan Sanghyang Ageng.

Sedangkan, ibu dari Sri Jayabupati merupakan keturunan putri Kerajaan Sriwijaya dan masih kerabat dekat dengan Raja Wurawuri.

Sementara, permaisuri Sri Jayabupati adalah putri Dharmawangsa Teguh berasal dari Kerajaan Medang Mataram Kuno, periode Jawa Timur, dan masih merupakan adik kandung Dewi Laksmi, istri dari Raja Airlangga.

Dari pernikahan itu lah kemudian Jayabupati mendapat anugerah gelar dari sang mertua, yakni Dharmawangsa, gelar yang tercatat di Prasasti Cibadak.

Karena memiliki hubungan darah dengan Sriwijaya dan Medang inilah, ia tak bisa berbuat banyak saat kedua kerajaan ini terlibat peperangan.

Kemudian pada puncaknya tahun 1016, Raja Wurawuri menyerang Medang di bawah pemerintahan Dharmawangsa Teguh yang dikenal dengan Peristiwa Mahapralaya, tetapi ia harus bersikap netral.

Sementara hubungan Kerajaan Sunda Galuh dengan Kerajaan Majapahit dipengaruhi Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu yang memiliki putra mahkota bernama Rakryan Jayadarma yang berkedudukan di Pakuan.

Rakryan Jayadarma ini merupakan menantu Mahisa Campaka yang pernah memerintah Kerajaan Singasari. Kemudian Rakryan Jayadarma menikah dengan Dyah Lembu Tal dan memiliki anak bernama Nararaya Sanggamawijaya atau yang dikenal dengan Raden Wijaya atau Dyah Wijaya, yang lahir di Pakuan.

Karena Jayadarma wafat di usia muda, dikisahkan pada Pustaka Rajya – Rajya I Bhumi Nusantara Parwa II sarga 3, Raden Wijaya dan ibunya kembali ke Jawa Timur.

Dalam Babad Tanah Jawa, Dyah Wijaya yang dikenal dengan Jaka Sesuruh dari Pasundan merupakan keturunan Jayadarma, Wijaya merupakan penerus tahta Kerajaan Sunda yang sah.

Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu meninggal, kematian Jayadarma mengosongkan kedudukan putra mahkota. Hal itu karena Jaka Sesuruh yang seharusnya menjadi raja Sunda justru menjadi pendiri kerajaan baru Majapahit, dan menjadi raja pertamanya.

Namun, kisah perang Bubat membuat banyak orang lupa kemesraan antara Kerajaan Sunda dengan Majapahit.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer