sukabumiheadline.com – Merasa diabaikan saat membawa anaknya berobat ke RSUD Al Mulk, seorang ibu di Kota Sukabumi meminta bantuan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Diketahui, ibu dari pasien tersebut bernama Ai Fuziawati. Ia mengaku membawa anaknya ke RSUD Al Mulk di Jl. Pelabuhan II, Lembursitu, Kecamatan Lembursitu, karena mengalami disentri atau pendarahan saat buang air besar.
Ai kemudian membuat video dengan narasi berisi keluhan tentang pelayanan di rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Video berdurasi 28 detik itu diberi keterangan “@Kang Dedy Mulyadi inilah jeritan rakyat kecil, apakah RS hanya berlaku untuk yang banyak uang saja”, dan diunggah di akun Nazwa Azella.
Dalam keterangan video juga disebutkan bahwa pihak dokter RSUD Al Mulk menyarankan agar pasien dirawat, namun justru ruangan rawat inap malah dinyatakan telah penuh.
“Padahal, di ruangan IGD (instalasi gawat darurat) saya lihat ada tiga tempat tidur yang kosong,” tulis Nazwa, dikutip sukabumiheadline.com, Sabtu (31/5/2025).
Hingga kini, video tersebut sudah ditonton lebih dari 227 ribu kali, 4.535 suka dan hampir 700 komentar.
“Lihat, saya lagi di IGD Rumah Sakit Al Mulk. Anak saya menderita disentri,” kata Ai dalam video berdurasi 28 detik itu.
“Anak saya harusnya dirawat, tapi malah dipulangin dengan alasan tidak ada ruang rawat inap yang kosong. Kenapa tidak dirawat dulu di IGD, biasanya kan bisa seperti itu. Saya sakit hati dengan pelayanan RSUD Al Mulk,” keluh Ai.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) RSUD Al Mulk Kota Sukabumi dr. Munifah Budi Isnaeni, MMRS yang juga menjabat Direktur Utama RSUD Al Mulk, meminta sukabumiheadline.com agar menghubungi Humas RSUD Al Mulk, Asep Andi.
Dalam keterangannya, Asep Andi mengaku sudah menemui keluarga pasien tersebut untuk menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa yang dialami Ai Fuziawati.
“Betul. Kami sudah menemui langsung keluarga pasien ke kediamannya. Selain menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pihak pasien, kami juga menawarkan solusi untuk berobat jalan,” jelas Asep Andi kepada sukabumiheadline.com melalui sambungan telepon.
Tak hanya itu, Asep Andi menyebut pihaknya juga menawarkan kepada Ai rujukan ke rumah sakit lain, namun ditolak pihak keluarga pasien.
“Tapi keluarga pasien menolak dengan alasan kondisi anaknya sudah membaik,” imbuhnya.
Demikian pula dengan tawaran mengurus kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) PBI atau Penerima Bantuan Iuran untuk anak, juga ditolak keluarga pasien.
“Kami juga menawarkan bantuan mengurus BPJS PBI untuk anaknya, tapi ditolak karena katanya sudah ada sebagian biaya untuk berobat. Kami hanya bisa membantu untuk tambahan biaya berobat,” paparnya.
Sementara itu, Asep Andi membenarkan bahwa saat itu ruang rawat inap sedang terisi semua. Namun, ia mengakui terkait keinginan keluarga pasien untuk ditangani di ruang IGD karena adanya kesalahpahaman dari petugas jaga di RSUD tersebut.
“Benar, memang saat itu tidak ada ruang rawat inap yang kosong. Soal IGD memang ada kesalahpahaman dari petugas kami, untuk itu kami menyampaikan permohonan maaf,” kata dia.
“Pada prinsipnya kami akan terus berupaya menjaga kualitas layanan, tanpa membedakan status sosial. Kami juga berkomitmen agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga pasien,” pungkasnya.
Untuk informasi, RSUD Al Mulk merupakan rumah sakit yang didirikan pada 2015 dan memiliki izin penyelenggaraan sebagai RSUD Tipe D Pratama.