Merujuk Kriteria Jokowi, Ini Calon Kepala Otorita Ibu Kota Negara Nusantara

- Redaksi

Minggu, 23 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Desain Ibu Kota Negara. l Istimewa

Desain Ibu Kota Negara. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINE.com l Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum mengantongi nama calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN). Jawaban disampaikan Jokowi saat pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (19/1/2022). “Belum ada nama,” ucap Jokowi, Rabu (19/1/2022).

Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan regulasi tahapan yang harus dilalui sebelum menetapkan nama Calon Badan Otoritas Ibu Kota Negara. “Harus ada Perpres (Peraturan Presiden) dulu. Baru kemudian pansel (Panitia Seleksi). Ya, paling tidak orang yang memiliki pengalaman memimpin daerah, (sebagai) arsitek, dan lain-lain,” katanya.

Merujuk pernyataan Jokowi, berikut daftar empat kepala daerah dengan latar belakang arsitek dikutip dari berbagai sumber:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

4. Nova Iriansyah, Gubernur Aceh

Nova Iriansyah sempat mengajar sebagai dosen jurusan arsitektur di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh. Lulusan magister Teknik Arsitektur ITB Bandung ini juga pernah menjabat sebagai ketua jurusan periode 2004-2006 memilih berkarir di dunia politik pada 2006 setelah belasan tahun bergelut sebagai arsitek.

3. Danny Pomanto Danny Pomanto, Wali Kota Makassar

Danny juga memiliki latar belakang pendidikan teknik arsitektur dan mantan dosen jurusan arsitektur di Universitas Hasanuddin, Makassar. Ia pernah mendapatkan beberapa penghargaan di bidang arsitektur diantaranya IAI AWARD dari IAI Sulawesi Selatan untuk karya Arena Taman Mtq Kendari pada 2006; IAI AWARD dari IAI Sulawesi Selatan untuk karya Kantor Gubernur Provinsi Gorontalo pada 2006; dan IAI AWARD dari IAI Sulawesi Selatan untuk karya Rumah Pasca Bencana.

Baca Juga :  Eka Komariah Kuncoro, Wanita Sukabumi Bersinar Sebagai Politikus dan Akademisi di Kalimantan

2. Tri Rismaharini, Menteri Sosial dan mantan Wali Kota Surabaya

Tri Rismaharini yang akrab disapa Risma saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial. Sebelum menjabat Wali Kota Surabaya, ia juga pernah menjadi arsitek. Risma menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada 1987. Ia melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di ITS dan lulus pada 2002.

Selain itu, pada 4 Maret 2015, Risma mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari ITS. Gelar kehormatan tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Sebagai Wali Kota Surabaya, Risma dinilai berhasil mengubah wajah kota menjadi menjadi tertata rapi dan manusiawi. Hasilnya dia menyabet beberapa penghargaan di bidang desain dan arsitektur salah satunya Taman Bungkul yang pernah dipugarnya meraih penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik se-Asia pada 2013.

Baca Juga :  Mengenal Kakek asal Sukabumi yang Tolak Rp10 Miliar

Juli 2018, Surabaya memperoleh penghargaan Lee Kuan Yew City Prize bersama dengan Hamburg, Jerman; Kazan, Rusia; dan Tokyo, Jepang. Penghargaan diperoleh karena Surabaya dinilai sebagai salah satu kota besar yang mempertahankan dan mengelola kampung di tengah kota dengan manajemen pemerintah dan partisipasi masyarakat yang sangat baik.

1. Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat

Pria yang populer disapa Kang Emil ini adalah dosen arsitektur di Institut Teknologi Bandung sebelum menjadi Wali Kota Bandung hingga Gubernur Jawa Barat. Ia lulusan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung dan Master of Urban Design University of California, Berkeley.

Karya arsitektur Ridwan Kamil tidak hanya berada di Indonesia, namun tersebar hingga benua Asia bahkan benua Eropa. Ia telah menghasilkan sejumlah karya arsitektur terkenal, seperti Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh dan Bandung Creative Park Project.

Ia juga pernah menyabet beberapa penghargaan di bidang arsitektur diantaranya Winner first prize: International Design competition – Islamic Center, Beijing, RRC, dan Winner second prize: Design competition Senen District Revitalization pada 2004, Winner first prize: International Design competition Waterfront Retail Masterplan, Suzhou, RRC; Winner first prize: International Design competition Kunming Tech Park, Kunming, RRC; dan Winner first prize: Design competition – IT-Center Pupuk Kaltim, Balikpapan Winner first prize: National design competition – University of Tarumanagara.

Berita Terkait

Dikenal sebagai Geng 9 Naga, Tomy Winata akan bangun wilayah terisolir di Sukabumi
Respons Dewan Pers soal maraknya wartawan bodrek peras pejabat
Tebus tunggakan ijazah, Pemprov Jawa Barat gelontorkan Rp600 miliar
RI siapkan 20.000 ha lahan pertanian beras-tomat khusus buat Palestina
Tolak usul pemekaran Jawa Barat jadi 5 provinsi, Dedi Mulyadi: Tak realistis!
Sukabumi 20, Pemprov Jawa Barat tutup 118 tambang ilegal
Wacana penambahan kecamatan di Kota Sukabumi, ini pernyataan resmi Sekda Jawa Barat
Jurnalis senior Wina Armada tutup usia, cicit pejuang asal Sukabumi

Berita Terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 15:58 WIB

Dikenal sebagai Geng 9 Naga, Tomy Winata akan bangun wilayah terisolir di Sukabumi

Selasa, 8 Juli 2025 - 18:29 WIB

Respons Dewan Pers soal maraknya wartawan bodrek peras pejabat

Selasa, 8 Juli 2025 - 10:00 WIB

Tebus tunggakan ijazah, Pemprov Jawa Barat gelontorkan Rp600 miliar

Selasa, 8 Juli 2025 - 01:03 WIB

RI siapkan 20.000 ha lahan pertanian beras-tomat khusus buat Palestina

Minggu, 6 Juli 2025 - 14:49 WIB

Tolak usul pemekaran Jawa Barat jadi 5 provinsi, Dedi Mulyadi: Tak realistis!

Berita Terbaru