Pabrik AMDK Alto di Cidahu Sukabumi Bangkrut, Menunjukkan Kondisi Ekonomi Tidak Stabil

- Redaksi

Rabu, 7 Desember 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pabrik AMDK Alto di Cidahu, Kabupaten Sukabumi. l ALTO

Pabrik AMDK Alto di Cidahu, Kabupaten Sukabumi. l ALTO

SUKABUMIHEADLINE.com l CIDAHU – Perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) PT Tri Banyan Tirta Tbk. (ALTO) resmi menghentikan operasional salah satu pabriknya yang terletak di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Selain menutup pabrik, perusahaan juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 145 karyawannya.

“Pada 21 November 2022, PT Tri Banyan Tirta Tbk resmi melakukan penghentian kegiatan operasional salah satu pabrik yang beralamat di Kampung Pasir Dalam, RT 002/002, Desa Babakanpari, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat,” tulis Sekretaris Perusahaan Tri Banyan Tirta Januar Pitono dalam keterbukaan informasi, Rabu, 23 November 2022 lalu.

Kondisi ini menjadi indikasi bahwa industri AMDK tengah berada di kondisi yang tidak stabil.

Ketua Umum (Ketum) Perkumpulan Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia Rachmat Hidayat menolak anggapan jika kondisi saat ini disebut badai bagi industri ini. Harapannya pabrikan lain bisa tetap bertahan.

“Kita berharap bukan badai, jadi ngga terjadi di pelaku industri lain, kita optimis pemerintah bisa kendalikan pandemi. Kita harap terus gini, perlu semua pihak disiplin. Kalau situasi, regulasi kondusif kita optimis akhir 2022 mendekati pertumbuhan sebelum Covid mungkin 7 persen,” katanya.

Baca Juga :  5 Wisata Pantai Eksotis di Sukabumi Wajib Dikunjungi Wisatawan

“Jadi cukup menyesalkan dengan yang terjadi dengan Tirta Tri Banyan, kita berharap ini tidak meluas ke industri AMDK lain,” lanjutnya.

Dibanding awal pandemi Covid-19, industri AMDK tidak luput dari tekanan luar biasa, tapi saat itu bisa lepas dari bayang-bayang kebangkrutan. Kondisi itu juga coba dibawa agar bisa bertahan saat ini.

“Kita survei daerah dapat info K1-K2 awal pandemi menurun penjualan. Waktu itu mode survival, 2021 berusaha recovery dan terus terjadi pertumbuhan, estimasi pertumbuhan 2021 4-5 persen, naik signifikan dibanding 2020 yang hanya di satu persen,” jelas Rachmat.

Berita Terkait

Penghubung Sukabumi senilai Rp7,7 triliun jadi jalan tol pertama diresmikan Prabowo 2026
Mau gaji Rp55 juta per bulan? Jepang butuh 40 ribu naker asal RI
Uang pensiun Jokowi Rp30,2 juta per bulan, tagihan listrik dan kesehatan ditanggung
KRL Bogor mau lanjut ke Sukabumi? Ini komentar Kemenhub terbaru
Profil Tasya Farasya, beauty influencer berdarah Sukabumi dan kehidupan pribadi
Resensi buku-buku karya motivator bisnis asal Sukabumi dan profil Dewa Eka Prayoga
Sukabumi ke berapa? Adu besar UMK 2025 se-Jawa Barat
Rencana jalur KRL Commuter Line hingga ke Sukabumi, ini penjelasan KAI

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 14:15 WIB

Penghubung Sukabumi senilai Rp7,7 triliun jadi jalan tol pertama diresmikan Prabowo 2026

Minggu, 5 Oktober 2025 - 17:20 WIB

Mau gaji Rp55 juta per bulan? Jepang butuh 40 ribu naker asal RI

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 19:04 WIB

Uang pensiun Jokowi Rp30,2 juta per bulan, tagihan listrik dan kesehatan ditanggung

Jumat, 3 Oktober 2025 - 16:53 WIB

KRL Bogor mau lanjut ke Sukabumi? Ini komentar Kemenhub terbaru

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:23 WIB

Profil Tasya Farasya, beauty influencer berdarah Sukabumi dan kehidupan pribadi

Berita Terbaru

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi - Kang Dedi Mulyadi

Jawa Barat

Kebijakan Dedi Mulyadi Rp1.000 Sapoe diragukan warga Sukabumi

Senin, 6 Okt 2025 - 19:25 WIB

Peneliti temukan fakta-fakta baru di Gunung Padang - Ist

Khazanah

Peneliti temukan fakta-fakta baru di Gunung Padang

Senin, 6 Okt 2025 - 12:30 WIB