22.2 C
Sukabumi
Jumat, Maret 29, 2024

Soal tangan buruh wanita asal Bojonggenteng Sukabumi putus, Latas: Disnaker harus proaktif

sukabumiheadline.com - Paskakecelakaan kerja yang terjadi di...

IUCN sudah nyatakan punah, Harimau Jawa ramai disebut muncul lagi di Sukabumi

sukabumiheadline.com - Harimau Jawa atau yang biasa...

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

Pernah Tinggal di Palabuhanratu Sukabumi, di Banten Pria Ini Ngaku Dewa Matahari

NasionalPernah Tinggal di Palabuhanratu Sukabumi, di Banten Pria Ini Ngaku Dewa Matahari

SUKABUMIHEADLINE.com l Seorang pira bernama Natrom (62), mengaku sebagai Dewa Matahari. Ia diketahui pernah tinggal di Bekasi, lalu pindah ke Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Terakhir, Natrom menetap di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Menurut keterangan yang dihimpun Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bayah, Banten, dari para pengikutnya, Natrom memiliki uang tunai hingga Rp2 miliar yang disimpan dalam dua buah koper.

“Kata pengikutnya, dia itu memiliki uang dua koper. Kan katanya uang 1 koper itu satu miliar Rupiah, jadi total dua miliar Rupiah,” kata Ketua MUI Kecamatan Bayah, KH Kaelani, melalui, Selasa, 12 Juli 2022, dikutip dari viva.co.id.

Kaelani bercerita, saat sang Dewa Matahari menetap di Bekasi dan Palabuhanratu, mendapatkan penolakan dari warga hingga kemudian pindah ke Bayah.

Penolakan warga Bekasi dan Palabuhanratu, tambah Kaelani, karena Natrom mengaku kepada tokoh agama dan masyarakat setempat, ada sosok gaib yang membimbingnya untuk datang ke daerah tersebut.

Hal serupa ia jadikan alasan ketika memilih tinggal di Sawarna, Kecamatan Bayah.

“Kita tanya, kenapa kamu ke Sawarna, dia jawabnya enggak tahu, jadi dia ini ada yang ngebimbing harus ke Sawarna,” tuturnya.

Dikutip dari republika.co.id, Natrom menggunakan uang tunai Rp2 miliar itu untuk membeli villa dan sejumlah tanah. Tanah tersebut kemudian dikelola oleh masyarakat setempat yang sudah menjadi pengikutnya, agar kehidupan mereka terjamin dari hasil pertanian.

“Jadi dia itu mengikat anak buahnya itu, dicukupi kebutuhan hariannya. Dia beli tanah juga, jadi dikelola sama anak buahnya itu. Jadi harus manggilnya ayah,” terangnya.

Natrom (kaos cokelat) saat diklarifikasi. l detik.com

Bergerak Secara Tertutup

Sementara, dilansir tribunnews.com, NM diketahui tidak mengajarkan alirannya secara terbuka. Ia merekrut secara perlahan dengan menargetkan warga yang sedang membutuhkan bantuan.

Setelah dibantu, terutama bercocok tanam di tanah yang dimiliki NM, barulah direkrut menjadi pengikutnya dan dicekoki ajaran yang dianut pelaku.

Melarang Pengikutnya untuk Shalat

Sementara, pihak Kecamatan Bayah, sempat memanggil dan mengklarifikasi Natrom yang mengaku sebagai Dewa Matahari.

Camat Bayah, Khaerudin, mengatakan Natrom merupakan wirausahawan atau pebisnis. Dia memiliki penginapan hingga perkebunan di wilayah Lebak Selatan.

“Dia punya beberapa penginapan yang dapat beli dan hasil gadai. Pekerjaannya gitu, jaga penginapan sama punya lahan perkebunan yang digarap warga,” ujar Camat Bayah Khaerudin melalui dilansir detik.com, Senin (11/7/2022).

Ditambahkan Khaerudin, ada lima orang warga Desa Sawarna yang bekerja dengan Natrom. Karenanya, pengakuan Natrom sebagai Dewa Matahari bermula dari laporan para pegawainya.

Selain mengaku sebagai Dewa Matahari, Natrom juga melarang para pekerjanya untuk shalat dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.

“Kalau di KTP mah Islam tapi dia sama sekali nggak paham Islam. Yang kerja sama dia itu selalu dilarang shalat. Kata Natrom gini ke yang kerja sama dia ‘nggak usah salat’. Terus pekerjanya disuruh ngikutin dia kalau memang mau kaya,” jelasnya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer