22.7 C
Sukabumi
Jumat, April 19, 2024

Muak sebab 15 tahun tak diperbaiki, begini cara warga Sukabumi protes jalan rusak

sukabumiheadline.com - Kondisi jalan rusak tidak hanya...

Sport Bike Honda Dax 125 MY 2024 Memikat Pecinta Motor Retro, Harga?

sukabumiheadline.com l Motor sport berdimensi ringkas, Honda...

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Pesan Mulia di Balik Megahnya Masjid Cibadak Daarul Matiin Sukabumi

Gaya hidupPesan Mulia di Balik Megahnya Masjid Cibadak Daarul Matiin Sukabumi

SUKABUMIHEADLINE.com I CIBADAK – Masjid, secara bahasa adalah tempat bersujud, tempat kepatuhan dan saling menghormati, kemudian menjelma menjadi sebuah struktur yang dibangun dengan berbagai latar belakang manusia yang bergabung di dalamnya.

Dalam perkembangan arsitekturnya dari zaman ke zaman, masjid mengalami kemajuan yang luar biasa sehingga secara fisik sangat mengagumkan dan membanggakan. Puncak kemegahan bisa dilihat dari direnovasinya dua masjid di Makkah dan Madinah yaitu Masjid Al Haram dan Masjid Nabawi, kedua masjid tersebut bukan hanya luas, indah dan megah tetapi juga representasi umat Islam sedunia.

Indonesia sebagai negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia memiliki ratusan ribu masjid tersebar meski tidak merata karena di beberapa wilayah tertentu umat Islam menjadi minoritas sehingga sulit untuk memiliki masjid.

Namun, sebagian besar wilayah memiliki masjid dengan arsitektur berpadu mewarnai bentuk dan aktivitas di dalamnya, seperti salah satunya Masjid Cibadak Daarul Matiin. Sebuah masjid yang syarat akan pesan-pesan mulia di balik kemegahannya, dari mulai toleransi, harmoni hingga pemberdayaan ekonomi. Menjadikannya bak oase menyejukkan di tengah-tengah Kota Cibadak.

Masjid Cibadak Daarul Matiin. l Istimewa

Masjid Cibadak Daarul Matiin terletak di Jl. Raya Siliwangi No. 12, Kelurahan/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu masjid yang dihadirkan di antara sekian banyak masjid, secara umum masjid ini sama saja dengan masjid lainnya, seperti halnya shalat berjamaah, tempat membahas soal keagamaan.

Menurut salah seorang pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Daarul Matiin Cecep Luthfie AR saat dihubungi sukabumiheadline.com, history awal dibangunnya Masjid Cibadak Daarul Matiin, yaitu pada 12 Oktober 2016.

“Saat itu, kita merasa malu oleh umat beragama lain di sekitar Kota Cibadak di mana secara harmonis tanpa pernah saling mengganggu. Contohnya terdapat beberapa gereja dan satu vihara meskipun non-muslim merupakan minoritas tetapi mereka hidup nyaman tentram dan tenang bertetangga dengan umat Muslim dan itu sudah berlangsung puluhan tahun tanpa pernah ada konflik. Inilah yang melatarbelakangi mengapa kami berusaha untuk mewujudkan keinginan memiliki masjid di jalan protokol, di wilayah Cibadak, yang menghubungkan antara Sukabumi dengan Bogor,” papar pria berusia 63 tahun itu.

Terlebih, menurut Cecep, arus lalu lintas di Kota Nayor itu terbilang padat, sehingga banyak pengendara beragama Islam yang terjebak kemacetan, dan tidak bisa sholat tepat waktu akibat ketiadaan masjid.

Kemudian, karena tidak ada lahan yang bisa digunakan untuk membangun masjid, apalagi milik perorangan, maka para tokoh dan pemuka agama di Cibadak mengajukan permohonan kepada Bupati Sukabumi untuk mengizinkan lahan bekas Kantor Wedana Cibadak untuk dibangun masjid tanpa mengubah status kepemilikan lahan.

Alhamdulillah beliau (Bupati-red) memberi persetujuan dengan dikeluarkannya surat hak penggunaan lahan untuk kepentingan masyarakat Muslim berupa bangunan masjid,” tambah salah satu anak dari ulama besar Sukabumi KH. Dadun Abdul Qohar tersebut.

Setelah mendapat persetujuan dari Bupati Sukabumi, maka mulailah dibentuk kepanitiaan dan mulai mencari dana untuk pembangunan masjid tersebut. Langkah pertama yang dilakukan, tambah dia, adalah mengundang sesama Muslim untuk memulai niat baik itu dengan berinfaq.

Asal-usul Nama Masjid Cibadak Daarul Matiin

Masjid Cibadak Daarul Matiin. l Istimewa

Penamaan Matiin pada masjid ini diambil dari salah satu Asmaul Husna, Al Matiin, yang artinya Maha Kuat atau Maha Perkasa.

“Dalam penamaan atau penyebutan pun tidak boleh salah, penamaan yang benar adalah Masjid Cibadak Daarul Matiin bukan Masjid Daarul Maatin Cibadak. Kenapa demikian? Cibadak merupakan sentral atau berada di pusat kota dan ada di Jalan Nasional tetapi belum memiliki masjid yang representatif, maka kami, atas inisiatif almarhum KH Dadun Abdul Qohar, memberikan nama Masjid Cibadak Daarul Matiin,” paparnya.

Visi dan Misi Pendirian Masjid Cibadak Daarul Matiin

Masjid Cibadak Daarul Matiin memiliki visi dan misi. Untuk visi, yakni “Memfungsikan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah, kesejahteraan dan pemersatu umat.”

Adapun Misinya, yakni (1) Mengajak dan mendorong umat untuk sholat  berjamaah di Masjid. (2) Menempatkan masjid sebagai pusat kajian ilmu dan bahtsul masaail. (3) Menempatkan masjid sebagai rujukan umat dalam mencari solusi suatu masalah.

Pengelolaan Masjid Cibadak Daarul Matiin

Pengelola Masjid Cibadak Daarul Matiin terbilang modern karena pengelola terdiri dari divisi-divisi dengan job desk masing-masing, yakni Idaroh (manajemen), Imaroh (pemakmuran atau takmir) dan Ri’ayah (pemeliharaan). Dituturkan oleh Cecep, hal tersebut sebagai upaya melayani tamu-tamu Allah SWT. Bahkan uniknya, juga terdapat divisi tersendiri khusus Muslimah, Divisi Annisa atau kewanitaan.

Masjid Cibadak Daarul Matiin sebagai Destinasi Wisata Religi

Masjid Cibadak Daarul Matiin. l Istimewa

Selain itu, Masjid Cibadak Daarul Matiin juga mengembangkan ekonomi syariah untuk mendorong kesejahteraan umat, sehingga masjid juga sekaligus menjadi tempat wisata religi.

“Divisi Annisa memiliki beberapa subdivisi di antaranya Subdivisi Majlis Taklim, Upgrading, Olah Raga, Kesehatan dan Home Care, Usaha Promosi dan Bazar, Pembinaan Bunda Muda dan Muslimah pra Nikah (Bismillah), Sosial, Humas, Keterampilan dan Pelatihan), serta Tahsin dan Tajhiz,” papar Cecep lagi.

Karenanya, saat ini Masjid Cibadak Daarul Matiin layak dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Sukabumi, terutama bagi para pengendara Muslim yang sekadar transit untuk melaksanakan ibadah shalat ataupun sambil beristirahat melepas penat sebab terjebak kemacetan lalu lintas.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer