Profil Laksamana Sukardi, dari Ekonom, Politikus hingga Menteri Berdarah Sukabumi

- Redaksi

Kamis, 7 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

sukabumiheadline.com – Ir. Laksamana Sukardi lahir di Jakarta, 1 Oktober 1956. Sosoknya dikenal sebagai seorang ekonom dan politikus Indonesia. Selain itu, ia juga pernah menduduki jabatan menteri dalam kabinet Pasca-reformasi.

Profil Laksamana Sukardi

Sebelum menjadi politikus, ia adalah salah satu ekonom dan bankir milik Bank Lippo dan LippoGroup. Ia juga pernah bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) kemudian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Demokrasi Pembaruan (PDP).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pak Laks, begitu ia biasa dipanggil, memang tak lahir dan besar di Sukabumi, Jawa Barat. Namun, setiap waktu ia kerap mengunjungi Sukabumi, terutama untuk menziarahi makam kakeknya, R.H. Didi Sukardi.

Laksamana Sukardi ketika muda. l Instagram
Laksamana Sukardi ketika muda. l Instagram

Ya, Laksamana adalah cucu dari pahlawan asal Sukabumi, yaitu R.H. Didi Sukardi. Ayah Laksamana bernama Gandhi Sukardi adalah tokoh pers nasional dan adik dari Letkol Eddi Sukardi, pemimpin perang Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda.

Baca Juga :  Kiprah Tan Boen Soan, jurnalis dan penulis novel asal Sukabumi pertama, lahir 1905

Itulah mengapa Laksamana Sukardi memiliki hubungan batin yang dalam dengan Sukabumi.

Laksamana Sukardi dan Karier Politik 

Di dunia politik, Laks debut bersama Partai Demokrasi Indonesia atau PDI era orde baru (1993–1999). Laks kemudian menjadi Anggota MPR-RI dari Fraksi PDI (1992–1997), atau di masa Presiden Soeharto (Orde Baru).

Selanjutnya, ia terpilih menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari PDIP dari Jawa Barat untuk masa jabatan 1 Oktober 1999 – 26 Oktober 1999.

Menteri BUMN, Laksamana Sukardi mendampingi Presiden Indonesia ke-4, Megawati Soekarnoputri. l Instagram
Menteri BUMN, Laksamana Sukardi mendampingi Presiden Indonesia ke-4, Megawati Soekarnoputri. l Instagram

Ia diangkat menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ke-5, jabatan setingkat menteri, sejak 26 Oktober 1999 hingg 26 April 2000. Sedangkan, jabatannya di DPR RI digantikan Sterra Pietersz.

Selanjutnya, Laksamana Sukardi menjabat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia dengan masa jabatan 29 Oktober 1999 – 26 April 2000, atau pada era Presiden Abdurrahman Wahid.

Ia menjadi menteri kedua di posisi tersebut, menggantikan pendahulunya, yakni Tanri Abeng. Selanjutnya, jabatan Laks dijabat oleh M. Rozy Munir.

Baca Juga :  Jurnalis senior Wina Armada tutup usia, cicit pejuang asal Sukabumi

Namun, di era Presiden Megawati Soekarnoputri, Laks kembali menduduki jabatan tersebut, menggantikan Rozy Munir, untuk masa jabatan 10 Agustus 2001 – 20 Oktober 2004. Selanjutnya diganti oleh Soegiharto.

Laksamana Sukardi ketika menjalankan ibadah Umrah. l Instagram
Laksamana Sukardi ketika menjalankan ibadah Umrah. l Instagram

Ia tetap bersama Megawati Soekarnoputri ketika partai tersebut berganti nama pada era reformasi menjadi PDI-Perjuangan (1999–2005).

Selanjutnya, bersama pengusaha Arifin Panigoro, dkk, Laks mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan atau PDP (2005–2023).

Di PDP, Laks bergabung bersama sejumlah eks politikus PDIP, seperti Sophan Sophiaan, Arifin Panigoro, Roy BB Janis, Sukowaluyo Mintohardjo, Noviantika Nasution, Didi Supriyanto, Tjiandra Wijaya, Potsdam Hutasoit dan RO Tambunan.

Saat ini Laksamana Sukardi menjadi anggota Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang dipimpin mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Laks dan Keluarga

Laks menikahi Rethy Alexandra Wulur, dan dianugerahi 4 orang anak, yakni Noorani Sukardi, Indraprajna Wardhani Sukardi, Galuh Swarna Sukardi, Galih Anugrah Sukardi.

Laksamana Sukarsi bersama keluarga. l Instagram
Laksamana Sukarsi bersama keluarga. l Instagram

Gelar akademis mertua dari pembalap Moreno Soeprapto ini diraihnya dari Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung (ITB), pada 1979.

Berita Terkait

Sukabumi juara salip Garut, 5 kabupaten produksi kelapa sawit terbesar di Jawa Barat
Menghitung persentase warga miskin Kota Sukabumi 5 tahun terakhir
Mengingat 5 jenis bencana alam kerap terjadi dan potensi terjadi di Sukabumi
Kereta wisata KA Jaka Lalana mulai 14 Desember, Kabupaten Sukabumi tidak siap
Waspada hujan di atas normal, bencana Tanah Bergerak di Sukabumi menurut pakar geologi ITS
Termasuk untuk Jalan Tol Sukabumi-Padalarang, Kemen PU siapkan Rp134 triliun
4 masalah lingkungan di Sukabumi yang tidak pernah selesai
Stereotip gender warga Jakarta terhadap wanita Sukabumi: Cantik, religius, tapi…

Berita Terkait

Minggu, 14 Desember 2025 - 23:52 WIB

Sukabumi juara salip Garut, 5 kabupaten produksi kelapa sawit terbesar di Jawa Barat

Jumat, 12 Desember 2025 - 00:19 WIB

Menghitung persentase warga miskin Kota Sukabumi 5 tahun terakhir

Senin, 8 Desember 2025 - 00:16 WIB

Mengingat 5 jenis bencana alam kerap terjadi dan potensi terjadi di Sukabumi

Jumat, 5 Desember 2025 - 16:59 WIB

Kereta wisata KA Jaka Lalana mulai 14 Desember, Kabupaten Sukabumi tidak siap

Jumat, 5 Desember 2025 - 03:28 WIB

Waspada hujan di atas normal, bencana Tanah Bergerak di Sukabumi menurut pakar geologi ITS

Berita Terbaru

Unjuk rasa menolak pemukiman Israel di Tepi Barat. l Istimewa

Internasional

Pemukim Yahudi di Tepi Barat bertambah signifikan, PBB murka

Senin, 15 Des 2025 - 01:04 WIB

Ilustrasi pemeluk Konghucu - sukabumiheadline.com

Khazanah

5 fakta Konghucu dan jumlah pemeluknya di Sukabumi

Minggu, 14 Des 2025 - 17:01 WIB