Sampah Plastik di Afrika Sebagian Besar Berasal dari Indonesia

- Redaksi

Kamis, 26 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sampah dan puing-puing berbahan plastik dalam jumlah besar menumpuk di pantai-pantai di Seychelles. l Istimewa

Sampah dan puing-puing berbahan plastik dalam jumlah besar menumpuk di pantai-pantai di Seychelles. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINE.com l Sampah dan puing-puing berbahan plastik dalam jumlah besar menumpuk di pantai-pantai di Seychelles, Afrika.

Analisis pengamatan (misalnya, label botol plastik) menunjukkan bahwa sebagian besar bukan dari negara kepulauan itu sendiri.

Dilansir nationalgeographic.com dalam sebuah studi baru oleh University of Oxford menyelidiki hal ini dengan mengembangkan model resolusi tinggi yang menyimulasikan pergerakan sampah plastik di lautan dunia yang dipublikasikan jurnal di Marine Pollution Bulletin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hasil studi menunjukkan bahwa Indonesia adalah sumber utama sampah plastik berbasis darat yang ditemukan di pantai-pantai di Seychelles. Hal ini terutama terjadi pada puing berukuran sedang-besar yang memiliki daya apung tinggi (seperti tutup botol, sandal, botol, dan barang-barang rumah tangga berukuran kecil). Sampah plastik yang datang dari Indonesia akan berada di laut setidaknya selama 6 bulan, bahkan ada yang melebihi 2 tahun.

Sedangkan, sampah plastik yang lebih kecil, seperti pecahan dan pelet plastik berukuran milimeter, cenderung berasal dari Afrika Timur dan dari dalam Seychelles sendiri. Fragmen-fragmen yang lebih kecil ini kurang mengapung dibandingkan benda yang lebih besar, dan tidak bergerak jauh alias mudah tenggelam.

Selain itu, banyak botol terdampar di pulau-pulau negara ini dengan label berasal dari Malaysia, Thailand, dan khususnya Tiongkok.

Puing-puing plastik dari sumber darat dan laut kemungkinan besar mendarat di pantai di Seychelles pada akhir musim barat laut, dengan tingkat tertinggi pada bulan Maret dan April. Akumulasi sampah plastik juga dapat diperkuat oleh peristiwa El Niño–Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD, juga dikenal sebagai Indian Niño).

University of Oxford dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa polusi plastik semacam itu merupakan ancaman lingkungan yang signifikan, baik untuk ekosistem laut maupun masyarakat yang bergantung pada laut untuk makanan, pariwisata, dan kegiatan ekonomi lainnya. Selain itu, puing-puing plastik yang hanyut dari sumber yang jauh meningkatkan risiko penyebaran spesies dan penyakit invasif.

Sebuah studi sebelumnya memperkirakan bahwa lebih dari 500 ton puing telah terkumpul di Aldabra Atoll di Seychelles, Situs Warisan Dunia UNESCO yang bernilai ekologis dengan nol populasi permanen.

“Kami telah menggabungkan data pengamatan dari seluruh Seychelles dengan simulasi komputer mutakhir untuk menghasilkan prediksi paling komprehensif yang saat ini tersedia untuk sampah laut yang tersebar di wilayah tersebut,” kata penulis utama penelitian saat ini, Noam Vogt-Vincent dari Departemen Ilmu Bumi, University of Oxford.

Temuan hasil studi ini juga membangun bukti yang terus berkembang bahwa berinvestasi dalam sistem pengelolaan limbah dan menerapkan kebijakan pembuangan limbah di negara-negara sumber utama adalah tindakan nomor satu untuk mencegah sampah berbasis darat tiba di lokasi pulau-pulau terpencil.

Berita Terkait

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!
Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan
Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat
Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan
Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus
Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara
Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina
Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 01:36 WIB

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Rabu, 10 September 2025 - 22:11 WIB

Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan

Selasa, 2 September 2025 - 22:03 WIB

Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 23:22 WIB

Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan

Minggu, 10 Agustus 2025 - 02:52 WIB

Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus

Berita Terbaru

Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. l Istimewa

Internasional

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Jumat, 12 Sep 2025 - 01:36 WIB