Sebut Bodoh, momen Trump cekcok sengit dengan Presiden Ukraina di Gedung Putih

- Redaksi

Sabtu, 1 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Momen Trump cekcok sengit dengan Presiden Ukraina di Gedung Putih - Istimewa

Momen Trump cekcok sengit dengan Presiden Ukraina di Gedung Putih - Istimewa

sukabumiheadline.com – Pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (28/2/2025) berakhir dengan ketegangan yang luar biasa di Gedung Putih.

Di depan awak media global, kedua pemimpin terlibat dalam perdebatan sengit terkait perang Ukraina-Rusia, yang makin memperburuk hubungan Kyiv dengan sekutu terpentingnya.

Zelensky datang ke Washington dengan harapan bisa meyakinkan AS untuk tetap mendukung Ukraina dalam melawan agresi Rusia. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Trump dan Wakil Presiden JD Vance melontarkan kritik keras terhadap Zelensky, menuduhnya kurang hormat, dan memerintahkan delegasi Ukraina untuk meninggalkan pertemuan, menurut seorang pejabat AS.

“Saya telah menentukan bahwa Presiden Zelensky belum siap untuk perdamaian jika Amerika terlibat,” tulis Trump di Truth Social setelah pertemuan itu. “Dia bisa kembali jika dia siap untuk perdamaian,” katanya, sebagaimana dilansir Reuters.

Kesepakatan yang sebelumnya dirancang antara Ukraina dan AS untuk mengembangkan sumber daya mineral Ukraina, yang diharapkan Kyiv dapat memperkuat hubungan dengan Washington, gagal ditandatangani.

Adapun sejak kembali menjabat, Trump mengambil sikap yang lebih lunak terhadap Rusia, yang mengejutkan banyak sekutu tradisional AS di Eropa dan membuat Ukraina makin rentan.

Ketegangan mencapai puncaknya dalam konfrontasi langsung antara Trump dan Zelensky, di mana Zelensky dengan tegas memperingatkan Trump untuk tidak berkompromi dengan Putin.

Baca Juga :  Rusuh! Los Angeles membara, Gubernur California serukan warga lawan Presiden Trump

“Jangan berkompromi dengan seorang pembunuh,” kata Zelensky, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah menginvasi Ukraina sejak 2022.

Namun, Trump bersikeras bahwa Putin ingin membuat kesepakatan, dan mendesak Zelensky untuk mempertimbangkan diplomasi sebagai jalan keluar.

“Kamu sedang bermain kartu. Kamu mempertaruhkan nyawa jutaan orang. Kamu sedang berjudi dengan Perang Dunia Ketiga,” kata Trump.

“Saya tidak sedang bermain kartu, saya sangat serius, Tuan Presiden,” jawab Zelensky dengan wajah tegang.

Dalam momen yang lebih menghebohkan, Vance menuduh Zelensky kurang berterima kasih kepada AS.

“Kamu tidak mengucapkan terima kasih,” kata Vance.

“Saya sudah berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada rakyat Amerika,” balas Zelensky dengan nada tinggi.

Setelah perdebatan memanas, Trump memerintahkan dua pembantu utamanya untuk meminta Zelensky meninggalkan Gedung Putih, bahkan sebelum makan siang delegasi bisa disajikan.

Reaksi dunia

Kejadian ini memicu kegelisahan di Ukraina, di mana masyarakatnya sangat bergantung pada bantuan militer AS untuk mempertahankan diri dari Rusia.

“Kekuatan Ukraina ada pada persatuan rakyatnya,” tulis Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi, di Telegram, menegaskan bahwa tentaranya tetap berdiri di belakang Zelenskiy.

Para pemimpin Eropa dengan cepat membela Zelensky. Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sekjen NATO Mark Rutte, dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa langsung menghubungi Zelensky untuk memberikan dukungan.

“Kita tidak boleh pernah bingung antara agresor dan korban dalam perang mengerikan ini,” kata Friedrich Merz, kandidat kanselir Jerman.

Baca Juga :  Gokil! Pengusaha Tiongkok bikin kaos Boycott China untuk dijual di Amerika Serikat

Sementara itu, di Kongres AS, Partai Republik terpecah. Sebagian mendukung pendekatan keras Trump, sementara Demokrat mengecam perlakuannya terhadap Zelensky.

Di Moskow, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengejek insiden ini, menyebut Zelensky telah menerima “hukuman brutal” dari Trump.

Kesepakatan mineral gagal, keamanan ukraina dipertaruhkan

Salah satu tujuan utama pertemuan ini adalah menandatangani kesepakatan pengembangan sumber daya mineral Ukraina dengan AS. Kyiv berharap, kesepakatan ini akan mendorong Partai Republik di Kongres untuk menyetujui bantuan militer tambahan bagi Ukraina.

Namun, akibat pertengkaran di Gedung Putih, kesepakatan tersebut dibiarkan tak tersentuh, yang menambah ketidakpastian mengenai masa depan dukungan AS.

Trump bahkan secara terang-terangan mengancam akan menarik bantuan AS jika Ukraina tidak mau bernegosiasi dengan Rusia.

“Kamu harus membuat kesepakatan, atau kami keluar. Jika kami keluar, kamu akan bertarung sendirian. Aku tidak berpikir itu akan berakhir baik,” kata Trump kepada Zelensky.

Banyak pemimpin Eropa yang khawatir bahwa jika AS menarik dukungan militer, Ukraina akan makin sulit mempertahankan diri dari Rusia. Mereka juga menilai bahwa tanpa jaminan keamanan dari AS, Putin mungkin akan makin agresif.

Saat ini, Ukraina masih sangat bergantung pada bantuan asing untuk mempertahankan pertahanan militernya. Meskipun telah memproduksi lebih banyak senjata sendiri, Ukraina tetap membutuhkan dukungan finansial dan senjata dari Barat.

Rusia pun masih menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, dan sejak kegagalan serangan balik pada 2023, pasukan Ukraina terus mengalami kesulitan merebut kembali wilayahnya.

Berita Terkait

Tim Pembentukan Negara Palestina resmi disahkan, Perancis ketua
Ini peta Palestina terbaru versi pemerintah Inggris dan keterangan yang diubah
Bantuan kemanusiaan ke Gaza dikawal kapal perang Italia dan Spanyol
Resmi, 3 negara sekutu dekat Amerika Serikat akui kedaulatan Palestina, satu tetangga RI
Kim Jong-un gencarkan hukuman mati bagi warga Korea Utara yang nonton film luar negeri
Respons Israel, OKI akan bentuk NATO versi negara Muslim
Negara Palestina merdeka, ini daftar negara pro, abstain dan menolak
Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!

Berita Terkait

Sabtu, 27 September 2025 - 04:00 WIB

Tim Pembentukan Negara Palestina resmi disahkan, Perancis ketua

Jumat, 26 September 2025 - 19:11 WIB

Ini peta Palestina terbaru versi pemerintah Inggris dan keterangan yang diubah

Jumat, 26 September 2025 - 14:16 WIB

Bantuan kemanusiaan ke Gaza dikawal kapal perang Italia dan Spanyol

Senin, 22 September 2025 - 14:06 WIB

Resmi, 3 negara sekutu dekat Amerika Serikat akui kedaulatan Palestina, satu tetangga RI

Sabtu, 20 September 2025 - 20:41 WIB

Kim Jong-un gencarkan hukuman mati bagi warga Korea Utara yang nonton film luar negeri

Berita Terbaru