sukabumiheadline.com – Setelah kasus meninggalnya Siti Raya, balita usia 4 tahun di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dengan ratusan cacing di dalam tubuhnya, kini satu lagi balita mengalami nasib serupa. Baca selengkapnya: Sukabumi ditampar kasus balita meninggal digerogoti cacing, bak tikus mati di lumbung padi
Raya disebut meninggal dunia bukan karena cacingan akut, melainkan diduga ada infeksi, karena ia juga menderita meningitis atau TBC. Baca selengkapnya: Menteri Kesehatan: Balita Raya di Sukabumi meninggal bukan karena cacingan

Diberitakan sukabuniheadline.com sebelumnya, tragedi meninggalnya Raya, tidak hanya menjadi pemberitaan media lokal dan nasional, tapi juga berbagai media luar daerah di Tanah Air. Baca selengkapnya: Sukabumi ditampar kasus balita meninggal digerogoti cacing, bak tikus mati di lumbung padi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alhasil, meninggalnya Raya membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi murka. Ia berkesimpulan bahwa struktur jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi tidak berjalan dengan baik. Baca selengkapnya: Tragedi balita meninggal digerogoti cacing: Bupati Sukabumi disentil, ini sanksi dari KDM
Kasus Khaira Nur Sabrina
Balita di Seluma, Bengkulu, bernama Khaira Nur Sabrina, baru-baru ini disorot setelah mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidung. Balita tersebut akhirnya dirujuk ke RSUD M Yunus dan kini tengah mendapatkan perawatan intensif.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Rudi Syawaludin mengatakan, kondisi pasien Khaira Nur Sabrina (1,8) cukup memprihatinkan. Selain bobot tubuhnya kecil dan tidak normal, balita ini juga didiagnosa mengalami penyakit paru-paru.
“Pasien Khaira kita rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Bengkulu agar mendapat perawatan medis yang lengkap dan bisa mengembalikan kondisi pasien menjadi cepat pulih,” kata Rudi, Rabu (16/9/2025).
Baca Juga: Tragedi balita Raya dipenuhi cacing, Wamensos: Pemda Sukabumi harus aktif
Rudi menjelaskan, pihak Rumah Sakit Daerah Tais telah melakukan berbagai pemeriksaan pada pasien. Dari hasil pemeriksaan tubuh pasien, pasien mengalami anemia, leukosit tinggi, dan gula darah mencapai 270. Selain itu, dari hasil rontgen juga ditemukan larva di paru-paru pasien.
“Dari hasil pemeriksaan kesehatan itulah akhirnya pasien kita rujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu,” jelas Rudi.
Tak hanya itu, kakak pasien yakni Aprillia (4) ternyata juga didiagnosa mengidap penyakit cacingan. Kakaknya tersebut juga mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
“Kakak pasien yakni Aprillia juga akan kita rujuk ke RSUD Bengkulu karena memiliki penyakit yang sama,” ucap Rizal.
Diberitakan sebelumnya, dinas terkait sudah melakukan pengecekan ke rumah pasien di Desa Sungai Petai. Mereka menemukan kondisi rumah yang tidak layak huni.
“Rumah hanya beralas tanah dan dinding papan sudah dalam kondisi rusak. Bahkan banyak kotoran ayam di sekitar rumah,” kata dia.