22.5 C
Sukabumi
Rabu, Mei 8, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Pernah mencalonkan Gibran, PDIP mengaku saat itu khilaf

sukabumiheadline.com - PDI Perjuangan mengaku partainya khilaf...

Setelah Terancam Gagal, Bukit Algoritma Sukabumi akan Dibangun dengan Uang Kripto

LIPSUSSetelah Terancam Gagal, Bukit Algoritma Sukabumi akan Dibangun dengan Uang Kripto

SUKABUMIHEADLINE.com l CIKIDANG – Pembangunan Sillicon Valley Indonesia atau dikenal dengan Bukit Algoritma di wilayah Kecamatan Cibadak dan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, direncanakan tidak hanya menggunakan uang fiat, atau uang yang diterbitkan bank sentral).

Kini muncul wacana jika pembangunan Bukit Algoritma juga akan menggandeng teknologi blockchain dan kripto. Hal itu diungkapkan COO PT Gaharu Indonesia Prima (Lobo Investment), Bari Arijono.

Bersama Budiman Sudjatmiko selaku CEO Bukit Algoritma, Bari memberikan solusi untuk Silicon Valley-nya Indonesia tersebut, mengingat perusahaannya sendiri merupakan platform token pertama untuk sektor teknologi real estate.

“Lobo merupakan aset digital membuat tokenisasi semua project-project property di dunia dengan platform Binance. Kami mentokenisasi aset properti dan project rubah menjadi aset digital menjadi token Lobo,” jelas Bari, dikutip dari cnbcindonesia.com, Selasa (12/4/2022).

Menurut Bari, Lobo sendiri merupakan gabungan property technology serta fintech. Dengan begitu memberikan crowdfunding bagi investor untuk menginvestasikan dana pada proyeknya.

Kerjasama tersebut, diklaim Bari, untuk menyelesaikan masalah di industri real estate. Yakni investasi membutuhkan banyak dana dan pengetahuan yang bisa mempengaruhi investasi.

“Dengan tokenisasi ini membuat terobosan baru, kesempatan investasi real estate terbuka luas, terpercaya, compliance aturan, transparan,” kata Bari.

Sementara, Budiman menjelaskan tiga tahun pertama pembangunan Bukit Algoritma saat ini sedang berfokus pada renovasi infrastruktur fisik. Di dalam wilayah seluas 888 hektar itu terdapat 8 gedung dan ratusan rumah rusak. Sedangkan, di sisi lain, juga terus melakukan kerja sama dengan investor untuk bisa menginvestasikan pembangunan dan pembiayaan riset.

“Kita prioritaskan renovasi fisik gedung yang ada. Lebih banyak menyediakan sebagai tempat bagi para inovator, perusahaan startup, melakukan macam-macam aktivitas bisnis,” jelas Budiman.

Budiman juga mengatakan akses menuju Bukit Algoritma juga semakin mudah. Salah satunya akan ada ruas tol Bocimi yang pintu tol nya berjarak 7km.

“Menunggu di bulan Juni katanya tol ruas kedua Bocimi pintu tol 7km dari kawasan Bukit Algoritma, kalau sudah jadi dari Jakarta 1,5 jam saja,” ujar Budiman.

Cikidang Gagal Jadi KEK, Bukit Algoritma Terkendala Investor

Diberitakan sebelumnya, mengutip dari Koran Tempo pada edisi 15 April 2021, memberitakan jika lokasi rencana pembangunan Bukit Algoritma gagal menyandang KEK, setelah Dewan Nasional KEK menyatakan bahwa usulan PT Bintang Raya Lokalestari belum memenuhi persyaratan.

Belakangan, bukan Cikidang, tapi wilayah Lido di perbatasan Sukabumi dan Bogor ditetapkan sebagai KEK Pariwisata. Mengutip kek.go.id, KEK Lido ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 2021 dengan kegiatan utama pariwisata yang diusulkan oleh PT MNC Land Lido yang telah berpengalaman dalam bidang industrj kreatif, entertainment dan pariwisata.

Sejak Juni 2021, Budiman Sudjatmiko sesumbar pada di sesi pertama nilai investasi pembangunan mencapai Rp18 triliun. Pembangunan Bukit Algoritma sendiri, kata Budiman, terdiri dari tiga tahap.

Tahap pertama, masa pembangunan tahun 2021-2024. Tahap kedua (2024-2027), dan tahap ketiga (2027-2031). Untuk tahap pertama, nilai investasi pembangunan mencapai Rp18 triliun.

Baca Juga: Silicon Valley-nya Indonesia 11 Bulan Berlalu, Bukit Algoritma Sukabumi Gagal?

Namun, kabar beredar Bukit Algoritma jalan di tempat karena terkendala investor. Namun, tudingan tersebut dibantah Chief Operating Officer Kiniku Bintang Raya KSO Tedy Tricahyono.

Tedy membantah jika progres Bukit Algoritma jalan di tempat. Senada Budiman, ia menyebut ada tiga tahapan yang dilalui hingga ke tahap pembangunan fisik.

“Kalau bicara pengembangan Bukit Algoritma kita bicara tiga hal. Pertama Investasi, kedua tenant dan terakhir kontraktor atau pembangunan itu sendiri. Jadi tiga hal itu kita bangun bersamaan jadi progres di Bukit Algoritma berhubungan dengan tiga hal itu. Investasinya bagaimana, tenant bagaimana dan kontraktor atau konstruksi bagaimana,” kata Tedy seperti diberitakan detikcom, Ahad (17/10/2021).

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer