Tembakau Daun Talas Kian Digemari, Rendah Nikotin dan Cuan

- Redaksi

Rabu, 3 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tembakau daun talas yang menjanjikan keuntungan. l Istimewa

Tembakau daun talas yang menjanjikan keuntungan. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Talas lebih dikenal masyarakat sebagai penghasil umbi-umbian. Namun siapa sangka daun talas juga berpotensi menghasilkan uang, bahkan menjadi komoditas ekspor.

Sejumlah petani di Desa Gilang, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, kini tengah getol menjalankan bisnis pengolahan daun talas menjadi bahan pengganti tembakau. Daun talas tersebut dirajang dan dikeringkan layaknya tembakau.

Produk yang diklaim non nikotin tersebut dikirimkan ke salah satu pabrik Lumajang dan menjadi komoditas ekspor ke Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ada tiga jenis daun talas yang kami olah, yaitu talas beneng, kemudian sente atau Alocasia macrorrhizos dan talas kajar. Kajar ini mirip sente, tapi lebih kecil daunnya.

Untuk mengolah daun yang juga disebut keladi ini tidaklah sulit dan hampir mirip dengan pengolahan daun tembakau. Daun terlebih dahulu didiamkan hingga berwarna kuning, selanjutnya dirajang dengan ketebalan kurang dari 0,8 mm.

Pengolahan mirip dengan tembakau, mungkin perbedaannya pada proses treatment-nya setelah pengeringan dan waktunya pengeringan.

Jika tembakau rata-rata membutuhkan waktu pengeringan hingga berhari-hari, untuk daun talas hanya membutuhkan pengeringan langsung di bawah sinar matahari sekitar 1-2 jam. Selanjutnya daun talas rajang hanya cukup diangin-anginkan.

Baca Juga :  PKL di Sukabumi Menolak Larangan Jual Rokok Batangan

Selain di Pulau Jawa, tembakau daun talas juga kini populer di kalangan petani Sumatera. Bahkan, budidaya tanaman ini diklaim telah menjadi komoditi bagi petani dan mampu bersaing dengan kelapa sawit, karet dan kopi.

Seperti sejumlah petani di Desa Lubuk Mabar, Kecamatan Pseksu, Kabupaten Lahat, Hal itu karena tembakau ini tidak kalah dengan tembakau yang mengandung nikotin, dari cita rasanya pun lebih enak dan herbal.

Peluang Usaha yang Cuan

Bisnis pengolahan daun talas di wilayah Tulungagung masih belum ramai, bahkan hanya segelintir orang yang menekuni pekerjaan tersebut. Namun di beberapa daerah, pengolahan daun talas telah dijalankan sejak 2008 lalu.

Untuk mendapatkan pasokan daun talas tidaklah sulit, sebab tanaman liar tersebut banyak tumbuh di wilayah Tulungagung dan sekitarnya. Bahkan di kawasan lereng Gunung Kelud maupun Gunung Wilis juga banyak dijumpai tanaman talas yang melimpah.

Kemudian di daerah aliran sungai juga cukup banyak. Tanaman jenis ini cukup mudah hidup, terutama daerah lembab dan redup.

Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah permintaan pasar juga mulai melakukan budidaya talas di beberapa titik. Budidaya tersebut dinilai cukup prospektif, sebab selain daun, umbi-umbian yang dihasilkan juga laku untuk dijual. Kalau untuk umbi talas, bisa dipasok ke Malang, di sana banyak pelaku UMKM yang mengolah umbi talas.

Baca Juga :  Trend Downtrading Warga Sukabumi Beralih ke Tembakau Linting

Potensi bisnis tembakau talas masih cukup terbuka lebar. Dalam satu bulan, pabrik yang ia pasok biasanya mengekspor daun talas kering ke Australia minimal 12 ton.

Belum lagi di Banyuwangi kemudian Salatiga mereka punya kuota kontainer yang lebih besar.

Daun talas kering tersebut digunakan sebagai pengganti tembakau, karena dinilai tidak memiliki kadar nikotin.

Demikian di Lahat, budidaya ini mampu panen mencapai 1.500 Kg dari 3 Hektar luasan lahan yang ditanam. Sedangkan omsetnya kini hingga puluhan juta. Bahkan, perusahaan rokok ternama pun disebut telah memesan tembakau ini.

Namun demikian, standar dari pabrik mesti mencukupi 40 ton, dan di Lahat sendiri baru produksi 15 ton.

Sementara, terkait harga daun talas kering, saat ini dihargai Rp16-Rp17 ribu/kg. Harga tersebut merupakan harga terendah saat ini, sebab pada kondisi normal bisa menembus Rp22-24 ribu/kg.

Harga tersebut dalam kondisi kering, tanpa ada grade, yang penting tidak hitam, tidak berjamur, tidak menggumpal, ketebalan tidak lebih dari 0,8 mm.

Berita Terkait

Sukabumi sumbang berapa? Indonesia juara dunia produksi jambu biji
Ketika AHY dan KDM kompak sindir karya Jokowi
Karakteristik dan 5 kelebihan kilang modular yang akan dibangun di Sukabumi
Semua Kopdes Merah Putih di Sukabumi dapat duit hari ini
Soal dari sumur bor, AQUA diduga tipu konsumen: BPKN investigasi gandeng BPOM
Segera dibangun, di era Dedi Mulyadi, Sukabumi punya jalan tol baru senilai Rp14 triliun
Sukabumi dan Jabar dapat apa saja? Ini daftar 50 PSN era Prabowo, segera dibangun
Soft launching West Java Trainaction: Nikmati destinasi wisata di Sukabumi-Bogor

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 11:00 WIB

Sukabumi sumbang berapa? Indonesia juara dunia produksi jambu biji

Senin, 27 Oktober 2025 - 10:00 WIB

Ketika AHY dan KDM kompak sindir karya Jokowi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:49 WIB

Karakteristik dan 5 kelebihan kilang modular yang akan dibangun di Sukabumi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 14:47 WIB

Semua Kopdes Merah Putih di Sukabumi dapat duit hari ini

Kamis, 23 Oktober 2025 - 19:53 WIB

Soal dari sumur bor, AQUA diduga tipu konsumen: BPKN investigasi gandeng BPOM

Berita Terbaru

Menteri Negara Artificial Intelegence Albania, Diella - Ist

Internasional

Menteri Negara hamil 83 anak sekaligus, Albania geger

Selasa, 28 Okt 2025 - 02:06 WIB

Dedi Mulyadi dan Agus Harimurti Yudhoyono - Ist

Ekonomi

Ketika AHY dan KDM kompak sindir karya Jokowi

Senin, 27 Okt 2025 - 10:00 WIB