Ternyata Situs Gunung Padang Bukan Piramida

- Redaksi

Jumat, 3 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Model gambar 3D situs Gunung Padang. l Istimewa

Model gambar 3D situs Gunung Padang. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Situs Gunung Padang kembali menjadi perbincangan di media sosial. Gunung yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini disebut memiliki struktur mirip dengan piramida tertua di dunia sehingga menarik perhatian banyak kalangan.

Bahkan, Gunung Padang menjadi salah satu episode di film dokumenter dalam Netflix.

Lalu benarkan Gunung Padang merupakan situs piramida tertua di dunia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seorang arkeolog menyebut jika situs Gunung Padang bukanlah situs piramida. Karenanya, pandangan mengenai situs Gunung Padang adalah sebuah piramida perlu diluruskan.

“Perlu diluruskan, Gunung Padang itu bukan piramida. Situs Gunung Padang itu punden berundak. Penanggalan karbonnya antara 117 SM-45 SM,” kata arkeolog Dr. Lutfi Yondri.

Punden berundak yang dimaksud adalah struktur berbentuk persegi empat dan tersusun bertingkat-tingkat, diawali dari bagian paling rendah dan kemudian berlanjut ke bagian yang paling tinggi.

Dalam buku berjudul Situs Gunung Padang: Kebudayaan, Manusia, dan Lingkungan Lutfi Yondri mengatakan bahwa Gunung Padang termasuk ke dalam kelompok situs prasejarah yang ditemukan kembali. Catatan tentang bentuk gunung ini dibuat oleh peneliti asal Belanda bernama Verbeek pada 1891 dan 20 tahun kemudian oleh Krom, tepatnya pada 1914.

Baca Juga :  Kasad dan Pangkostrad resmikan Program Pipanisasi Dam Parit Mekarsakti di Sukabumi

Kedua peneliti tersebut, Verbeek dan Krom sama-sama mencatat bahwa Gunung Padang merupakan tinggalan punden berundak yang terdiri dari empat teras.

Pendeskripsian tentang bentuk situs Gunung Padang kemudian diteliti kembali dan menghasilkan laporan pada tahun 1984, 1985, 1986, 2012, 2014, baik yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, maupun oleh Balai Arkeologi Bandung tahun 1996/1997, 2002, 2003, 2014, dan 2015,” tulis Dr Yondri.

Analisis bentuk situs Gunung Padang telah dilakukan berdasarkan hasil kajian kepustakaan, rekaman 3D laser Scanning (fotogrametri), penggambaran struktur situs melalui pemetaan menggunakan pesawat Theodolit, dan hasil penggambaran secara manual.

Berdasarkan keletakan bagian-bagian dari strukturnya, bagian pertama yang terletak paling rendah adalah struktur yang disebut sebagai sumur, terdiri dari susunan bongkahan batu kolom andesit yang dibuat melingkungi mata air.

Baca Juga :  14 Meninggal Dunia, Dahsyat Gempa Bumi Cianjur Terasa Hingga Sukabumi dan Jakarta

Kemudian, pada bagian kedua disebut tangga utama, yakni bagian yang menghubungkan antara sumur dengan teras pertama atau teras I.

Pada bagian ketiga atau disebut teras terdiri dari lima teras, terletak dengan orientasi utara-selatan. Kelima teras situs Gunung Padang tersebut terletak bertingkat-tingkat.

Situs Gunung untuk Pemujaan Arwah Leluhur

Lebih jauh, Lutfi menyebut jika situs Gunung Padang sebagai salah satu produk budaya yang dibangun oleh manusia pada masa lalu.

Bila hal itu dikaitkan dengan pola hidup masyarakat prasejarah yang hidup pada masa bercocok tanam yang telah mengembangkan budaya pengagungan arwah leluhur, terbuka kemungkinan fungsi situs Gunung Padang tersebut sebagai tempat pemujaan arwah leluhur.

Hal itu didasarkan pada temuan arkeologis di sekitar batu datar di Gunung Padang hanya berupa fragmen tembikar polos dalam jumlah yang terbatas

“Besar kemungkinan merupakan bagian dari wadah yang digunakan pada saat pelaksanaan ritual,” ungkap Lutfi Yondri.

Berita Terkait

Wali Kota Bogor Dedie Rachim ingatkan hal ini untuk warga Sukabumi
Gunung Padang Cianjur dipugar awal bulan ini
Pernyataan sikap DPC GMNI Sukabumi Raya soal dualisme kepengurusan: Fragmentasi bukan jalan juang!
Hadiah Rp7,5 miliar, Gubernur Jawa Barat gelar Lomba Pembangunan Desa dan Kelurahan 2025
Tragis, anggota DPR: Kami dengar amplop kondangan akan dipajak pemerintah
Usai dilantik jadi ASN, guru PPPK ramai-ramai gugat cerai suami
Mulai 2026 Kemenag tak lagi urusi ibadah haji
Alhamdulillah, tunjangan guru Pendidikan Agama Islam naik Rp500 ribu

Berita Terkait

Senin, 4 Agustus 2025 - 04:54 WIB

Wali Kota Bogor Dedie Rachim ingatkan hal ini untuk warga Sukabumi

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 10:00 WIB

Gunung Padang Cianjur dipugar awal bulan ini

Kamis, 31 Juli 2025 - 00:19 WIB

Pernyataan sikap DPC GMNI Sukabumi Raya soal dualisme kepengurusan: Fragmentasi bukan jalan juang!

Senin, 28 Juli 2025 - 11:57 WIB

Hadiah Rp7,5 miliar, Gubernur Jawa Barat gelar Lomba Pembangunan Desa dan Kelurahan 2025

Rabu, 23 Juli 2025 - 22:43 WIB

Tragis, anggota DPR: Kami dengar amplop kondangan akan dipajak pemerintah

Berita Terbaru

Hukum

Kibarkan bendera One Piece bukan tindak pidana

Kamis, 7 Agu 2025 - 19:02 WIB