Bukan Aphelion, Ini Sebab Malam hingga Pagi di Sukabumi Terasa Sangat Dingin

- Redaksi

Jumat, 21 Juli 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi cuaca dingin. l Istimewa

Ilustrasi cuaca dingin. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Dalam satu pekan terakhir, cuaca pada malam dan pagi hari wilayah Sukabumi, Jawa Barat terasa lebih dingin ketimbang pada awal tahun hingga Juni 2023.

Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebut hal itu disebabkan adanya fenomena Aphelion, yakni peristiwa astronomis jarak terjauh bumi dengan matahari yang terjadi setiap satu tahun sekali, pada kisaran Juli.

Namun demikian, kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Sukabumi dan Indonesia pada periode Juli ini tidak terkait dengan fenomena tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Fenomena suhu dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di puncak musim kemarau (Juli-September),” jelas BMKG di laman resminya, dikutip Jumat (21/7/2023).

Baca Juga :  Rusak Jalan Kabupaten Menuju Curug Puncak Manik Sukabumi, Rutin Dirawat Warga

Diketahui, saat ini di wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara, dari Benua Australia.

Kemudian pada Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

“Tekanan udara yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa lebih dingin,” lanjutnya.

Baca Juga :  5 Kuliner Serba Mie Khas Sukabumi, Enak dan Wajib Dicoba

“Dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari,” tambah BMKG.

Hal itu, dikarenakan tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih dan cerah menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

“Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari,” jelas BMKG.

Berita Terkait

Proyek Jaling di Ciambar Sukabumi, belum dipakai aspal bisa dikelupas jari
Segini jumlah PNS Pemkab Sukabumi berdasarkan tingkat pendidikan dan golongan
Profil dan kekayaan AKBP Ardian Satrio Utomo, Kapolres Sukabumi Kota baru ganti Rita Suwandi
Mulai hari ini Polres Sukabumi Operasi Lilin Lodaya 2025
DPRD Kabupaten Sukabumi sepakati 18 Propemperda
Ini 5 kecamatan terluas dan tersempit di Kabupaten Sukabumi, berikut jumlah penduduk
ASN Disperkim Kabupaten Sukabumi dilaporkan balik dugaan selingkuhi istri orang
Tile cs asal Sukabumi curi motor santri di Majalengka

Berita Terkait

Kamis, 25 Desember 2025 - 19:52 WIB

Proyek Jaling di Ciambar Sukabumi, belum dipakai aspal bisa dikelupas jari

Rabu, 24 Desember 2025 - 20:28 WIB

Segini jumlah PNS Pemkab Sukabumi berdasarkan tingkat pendidikan dan golongan

Minggu, 21 Desember 2025 - 03:02 WIB

Profil dan kekayaan AKBP Ardian Satrio Utomo, Kapolres Sukabumi Kota baru ganti Rita Suwandi

Sabtu, 20 Desember 2025 - 17:54 WIB

Mulai hari ini Polres Sukabumi Operasi Lilin Lodaya 2025

Jumat, 19 Desember 2025 - 15:08 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi sepakati 18 Propemperda

Berita Terbaru