Kapan terakhir Gunung Salak meletus? Ini ulasannya, warga Sukabumi harus aware

- Redaksi

Minggu, 9 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Tertua dari Sungai Berbatu Gunung Salak, Diambil Oleh Georg Friedrich Johannes Bley, 1920-an - Istimewa

Foto Tertua dari Sungai Berbatu Gunung Salak, Diambil Oleh Georg Friedrich Johannes Bley, 1920-an - Istimewa

sukabumiheadline.com – Gunung Salak terletak di perbatasan antara Kabupaten Sukabumi dengan Bogor, Jawa Barat. Selain dikenal karena keangkerannya, ternyata gunung ini juga menyimpan potensi letusan.

Menurut catatan, abu hitam pernah menyembur setinggi 50 ribu kaki dari puncak Gunung Salak pada 5 Januari, 319 tahun silam, tepatnya tahun 1699. Letusan di akhir abad 16 itu pun membawa kerusakan masif di sepanjang Bogor hingga Batavia (sekarang Jakarta).

Letusan itu juga menutupi atmosfer di atas wilayah Bogor dan Sukabumi. Mengalirkan aliran lahar dan material vulkanik seperti batu-batuan melalui Sungai Cisadane dan Ciliwung hingga ke Teluk Jakarta. Peristiwan besar itu tercatat dalam data dasar Gunung Api Indonesia (Edisi Kedua).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berita Terkait: Gunung Salak: Gunung berapi purba berstatus waspada, warga Sukabumi wajib tahu

Gunung Salak di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Bogor. l Istimewa
Gunung Salak di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Bogor – Istimewa

Lalu ada letusan Gunung Salak berikutnya terjadi tak lebih dari seabad setelah letusan pertama, yaitu pada 1761 dan 1780. Namun, dua letusan di abad ke-17 itu tak memiliki skala letusan yang besar seperti letusan pertama. Dan terakhir, Gunung Salak meletupkan aktivitas vulkanisnya pada 1938 berupa erupsi freatik yang terjadi di kawah Cikuluwung Putri.

Baca Juga:

Baca Juga :  Sudah Beristri, Kurir Sabu Ditangkap di Rumah Selingkuhan di Cicurug Sukabumi

Kini, Gunung Salak masih menyandang status sebagai Gunung Api aktif. Selama ratusan tahun sejak letusan hebat 1699 Gunung Salak (319 tahun tepatnya) masih terlelap. Tulisan ini disarikan dari sukabumixyz.com yang berjudul: Gunung Salak dan Gede berstatus waspada, ini 5 info gen XYZ Sukabumi mesti aware

Foto Tertua dari Sungai Berbatu Gunung Salak, Diambil Oleh Georg Friedrich Johannes Bley, 1920-an
Foto Tertua dari Sungai Berbatu Gunung Salak, Diambil Oleh Georg Friedrich Johannes Bley, 1920-an – Istimewa

Baca Juga:

Pro kontra letusan 1699

Pendapat yang mengatakan Gunung Salak meletus, antar lain adalah Data Dasar Gunung Api Indonesia (Edisi Kedua) yang disusun oleh Badan Geologi pada 2011, Gunung Salak meletus pada tahun 1699, Jurnal Duta Rimba (1999) yang diterbitkan Perum Perhutani juga menyebutkan bahwa Gunung Salak meletus pada tahun 1699.

Dalam laporannya menyebutkan bahwa letusan tersebut menghasilkan lahar dingin yang mendangkalkan sejumlah sungai di Jawa Barat, termasuk Sungai Ciliwung. 

Namun, sumber lain menyebut jika Gunung Salak tidak meletus pada 1699. Adapun pendapat yang mengatakan Gunung Salak tidak meletus, adalah laporan kolonial Belanda menyebutkan bahwa yang terjadi pada 1699 adalah gempa bumi dan longsor besar di dinding Gunung Salak. 

Selain itu, penelitian Christopher J Harpel dari Earth Observatory of Singapore (2015) meyakini bahwa Gunung Salak tidak meletus pada tahun 1699. 

Baca Juga :  Ulah DC picu bentrok dua ormas di Sukabumi, 7 anggota Garis dan PP ditangkap

Baca Juga: Mengenang Mei kelabu 2012, detik-detik Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak, 45 tewas

Gunung berapi aktif

Di luar perdebatan kapan terakhir Gunung Salak meletus, ada baiknya kita tetap waspada, karena catatan lain menyebut Gunung Api Salak pada abad ke-18 pernah mengalami erupsi sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1761 dan 1780. Erupsi tahun 1761 berupa erupsi freatik yang bersumber dari Kawah Ratu.

Kemudian pada 1780, Gunung Salak mengalami dua kali erupsi, yaitu erupsi Samping dan erupsi normal di Kawah Ratu. Setelah itu, tidak ada catatan pengamatan erupsi Gunung Salak pada abad ke-19.

Gunung Salak cukup aktif pada awal abad ke-20. Gunung ini sedikitnya mengalami tujuh periode erupsi, dalam selang 36 tahun antara 1902 hingga 1938.

Selanjutnya erupsi periode 1902-1903 menghasilkan erupsi samping bertipe freatik. 16 tahun berselang, tepatnya tahun 1919, Gunung Salak kembali erupsi dari Kawah pusat Ratu berupa erupsi freatik. Tahun 1923, erupsi lumpur terjadi di Kawah Cibodas. Pada 1929 erupsi freatik sempat terjadi dari Kawah Cibeureum.

Periode erupsi Februari 1935 terjadi erupsi samping dan erupsi freatik di Kawah Cikuluwung Putri. Pada 1936 terjadi erupsi freatik di Kawah Perbakti. Periode erupsi Gunung Salak yang terakhir terjadi pada periode erupsi samping dan freatik di Kawah Cikuluwung Putri pada 31 Januari 1938.

Berita Terkait

Shalat sunnah Isyraq pahalanya setara haji dan umrah sempurna, penjelasan waktu dan tata cara
Bukan azab, 4 alasan Allah SWT turunkan bencana alam kepada manusia
Hari ini 80 tahun silam: Pertempuran sengit di Bojongkokosan Sukabumi
Mengapa Allah SWT memberiku tiga anak perempuan semua?
Hukum memakai parfum dalam Islam bagi wanita: Haram, tapi…
Ada pesan Tuhan di balik rambut beruban menurut Islam
5 penemuan di Sukabumi, dari koin kuno hingga bunker dan guci berisi emas
Fikih rekreasi: Islam menganjurkan piknik

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 04:18 WIB

Shalat sunnah Isyraq pahalanya setara haji dan umrah sempurna, penjelasan waktu dan tata cara

Kamis, 11 Desember 2025 - 04:26 WIB

Bukan azab, 4 alasan Allah SWT turunkan bencana alam kepada manusia

Selasa, 9 Desember 2025 - 19:20 WIB

Hari ini 80 tahun silam: Pertempuran sengit di Bojongkokosan Sukabumi

Selasa, 9 Desember 2025 - 17:22 WIB

Mengapa Allah SWT memberiku tiga anak perempuan semua?

Selasa, 9 Desember 2025 - 03:27 WIB

Hukum memakai parfum dalam Islam bagi wanita: Haram, tapi…

Berita Terbaru

Tiga perempuan Sunda di perkebunan teh - sukabumiheadline.com

Kultur

5 fakta dan keunikan suku Sunda

Minggu, 14 Des 2025 - 00:53 WIB

Elang Jawa - Kemenhut RI

Nasional

Wamenhut lepas liar Elang Jawa dilengkapi GPS di Sukabumi

Sabtu, 13 Des 2025 - 19:24 WIB