sukabumiheadline.com – Seorang bocah bernama Raya warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia dengan tubuh digerogoti cacing berukuran besar dan kecil.
Balita berusia empat tahun itu disebut memiliki ibu seorang penderita gangguan kejiwaan. Sementara itu, sang ayah juga menderita TBC. Baca selengkapnya: Penderita TBC di Kabupaten Sukabumi naik 300%, Cibadak terbanyak
Awal kasus meninggalnya Raya terungkap dalam video berdurasi 9 menit yang diunggah akun Rumah Teduh hingga menuai perbincangan. Videonya viral dan telah ditonton oleh lebih dari 9 juta kali di Facebook. Narasi video menceritakan kengerian melihat tubuh Raya dipenuhi ribuan cacing gelang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah seorang keluarga korban, Edah mengaku dirinya yang pertama kali melaporkan kondisi Raya ke relawan. Ia melihat langsung cacing sepanjang 15 sentimeter keluar dari lubang hidung Raya dalam kondisi hidup saat bocah nahas itu terbaring di IGD .
“Satu dari hidung saya lihat. Pas dilihat masih hidup itu cacing,” jelas Edah.
Diketahui, pada hari Jumat lalu Raya masih aktif bermain. Kemudian, pada Sabtu dibawa berobat dengan dugaan menderita paru, batuk hingga TBC. Raya juga belum pernah dibawa ke rumah sakit, ia hanya mendapatkan pengobatan secara tradisional oleh keluarganya.
Baca Juga: 356.638 pengidap HIV baru di Indonesia, di Sukabumi 327 HIV/Aids
KDM akan sanksi Pemdes dan Bidan Desa Cianaga
Merespons peristiwa tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengapresiasi bantuan dari relawan Rumah Teduh. Ia juga meminta agar pihak pemerintah setempat agar tidak kalah gesit dengan para relawan yang tidak digaji oleh negara.
“Saya menyampaikan prihatin dan permohonan maaf atas meninggalnya balita berumur tiga tahun dan di dalam tubuhnya dipenuhi cacing,” kata pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu di Instagram pribadinya, dikutip sukabumiheadline.com, Rabu (19/8/2025).
“Menurut dokter yang menanganinya, anak itu dirawat oleh neneknya karena ibunya merupakan ODGJ, dan bapaknya menderita TBC. Dan dia biasa bermain di kolong rumah bersama ayam dan kotoran. Diduga tidak pernah mencuci tangan, sehingga menderita cacingan akut,” kata Dedi.
Dedi juga mengingatkan bahwa terbuka kemungkinan menjatuhkan sanksi terhadap Pemerintah Desa (Pemdes), Tim Penggerak PKK, dan bidan desa Cianaga, karena dinilai lalai hingga Raya meninggal dunia secara tragis.
“Untuk itu, saya menyampaikan perhatian yang utama kepada Ketu Tim Penggerak PKK, kepala desa, bidan desa yang menangani di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kampung Padangenyang. Untuk itu, perhatian untuk semua, saya akan memberikan sanksi, karena fungsi-fungsi PKKnya tidak berjalan, fungsi-fungsi bidannya tidak berjalan, fungsi-fungsi posyandunya tidak berjalan,” papar Dedi Mulyadi.
“Hari ini saya juga sudah menurunkan tim untuk menangani keluarganya yang juga mengalami gangguan kesehatan,” jelasnya.
Sementara itu, Bidan Desa Cianaga Cisri Maryati mengaku sudah lama memantau pertumbuhan Raya. Menurutnya, berat badan anak itu selalu berada di bawah garis merah (BGM) dalam Kartu Menuju Sehat.
“Ya kebetulan Raya itu sering ke posyandu dan berat badannya kita kontrol. Sejak kecil Raya termasuk BGM itu di bawah garis merah, benar benar terpantau kalau untuk berat badannya,” katanya.
Raya, kata Cisri, mendapat berbagai bantuan dari susu, telur, ayam, hingga program PMT lokal selama 60 hari.
“Sebetulnya obat cacing kalau untuk Raya dan semua anak-anak itu dapat setiap 6 bulan sekali setiap bulan Februari dan Agustus, jadi untuk raya juga terakhir dapat itu bulan Februari itu obat cacing,” jelas Cisri.