sukabumiheadline.com – Indonesia sudah lama mengenal teknologi listrik, bahkan sejak masa kolonial Belanda. Sejumlah pembangkit listrik dibangun pada awal abad ke-19 untuk mendukung kebutuhan industri, tambang, serta perkotaan.
Ketika teknologi belum secanggih saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menjadi pilihan paling realistis. Selain ramah lingkungan, juga relatif lebih efisien dari sisi biaya pembangunan.
Menariknya, beberapa di antaranya masih berdiri kokoh hingga kini, bahkan ada yang masih beroperasi. Salah satunya berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan di Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut adalah daftar 5 pembangkit listrik tertua di Indonesia.
Berita Terkait: Progres pembangkit listrik super besar, di Sukabumi PLTA Cibuni 3 dan PLTA Cimandiri 3
5. PLTA Plengan – Pangalengan, Jawa Barat
Masih di kawasan Pangalengan, PLTA Plengan juga menjadi salah satu pembangkit listrik tertua. Dibangun sekitar 1923, pembangkit ini hingga kini masih beroperasi dengan sistem yang relatif terjaga.
Meski kapasitasnya kecil, PLTA Plengan tetap memiliki nilai historis karena menjadi bukti perkembangan teknologi energi listrik di Indonesia sejak lebih dari seabad lalu.
Listrik yang kini menjadi kebutuhan pokok sehari-hari ternyata sudah hadir di Indonesia sejak awal abad ke-20. Pembangkit-pembangkit listrik tua tersebut menjadi saksi sejarah perjalanan panjang dunia energi di tanah air.
Salah satunya di Sumatera Barat, yakni PLTA Giring-Giring, yang hingga kini masih dikenang sebagai warisan teknologi masa kolonial.
Keberadaan pembangkit listrik bersejarah ini mengingatkan kita bahwa Indonesia sudah sejak lama beradaptasi dengan energi modern, jauh sebelum era digital seperti sekarang.
Baca Juga: Terlibat Pembangunan PLTA, Lulusan SMK di Sukabumi Dipuji JK
4. PLTA Lamajan – Pangalengan, Jawa Barat
PLTA Lamajan dibangun pada 1924 oleh kolonial Belanda di kawasan Pangalengan, Bandung Selatan. Lokasinya berada di daerah pegunungan dengan debit air cukup besar sehingga cocok untuk pembangkit listrik tenaga air.
Pembangkit ini menjadi bagian dari proyek kelistrikan perkebunan Belanda pada masa itu, terutama untuk mendukung industri teh dan kina yang berkembang pesat.
3. PLTA Bengkok (Dago Bengkok) – Bandung, Jawa Barat
Terletak di kawasan Dago, Bandung, PLTA Bengkok mulai beroperasi pada 1923. Pembangkit ini memanfaatkan aliran Sungai Cikapundung untuk menggerakkan turbin.
Selain sebagai sumber listrik, keberadaan PLTA Bengkok juga memberi nilai tambah wisata karena letaknya yang berdekatan dengan area alam pegunungan yang indah.
Hingga kini, bangunan tua peninggalan Belanda ini masih berfungsi dan masuk dalam sistem kelistrikan PLN.
2. PLTA Ubrug – Sukabumi, Jawa Barat

Dibangun pada tahun 1923 oleh perusahaan Belanda, PLTA Ubrug merupakan salah satu pembangkit listrik bersejarah yang memanfaatkan aliran Sungai Cicatih.
Lokasinya berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dengan kapasitas awal yang relatif kecil dibandingkan pembangkit modern, PLTA ini dulu menjadi penyuplai listrik utama untuk wilayah sekitar.
Saat ini, PLTA Ubrug masih beroperasi dan menjadi bagian dari sistem kelistrikan Jawa-Bali. Baca selengkapnya: Mengintip interior dan mengenal sejarah PLTA Ubrug Sukabumi

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLTA Giring-Giring – Sumatera Barat
PLTA Giring-Giring di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, tercatat sebagai salah satu pembangkit listrik tertua di Indonesia.
Dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sekitar tahun 1908, pembangkit ini menggunakan aliran sungai untuk menggerakkan turbin. Pada masanya, listrik yang dihasilkan digunakan untuk mendukung industri dan penerangan di kawasan Padang dan sekitarnya.
Hingga kini, beberapa unitnya masih berfungsi meski sebagian besar sudah menjadi peninggalan sejarah.