sukabumiheadline.com – Warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tentunya pernah mendengar cerita dari mulut ke mulut tentang keberadaan harta Karun Belanda di Gunung Salak.
Misteri harta karun Belanda di gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Sukabumi dengan Bogor ini sudah ratusan tahun seakan tak terpecahkan.
Namun, entah ada hubungannya atau tidak, keberadaan deretan tenda biru di kawasan perbatasan antara Provinsi Banten dan Jawa Barat, tepatnya di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), kini menjadi sorotan publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lokasi tersebut diduga kuat sebagai markas aktivitas tambang emas ilegal yang kian marak dan meresahkan warga. Kemunculan tenda-tenda biru di sekitar kawasan hutan lindung itu menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap ekosistem Gunung Halimun Salak.
Baca Juga: Kisah penemuan guci besar berisi emas dan berlian di perbatasan Sukabumi
Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk menertibkan aktivitas tambang yang merugikan masyarakat dan alam.
Kasus ini menambah panjang daftar persoalan tambang ilegal yang kerap muncul di wilayah perbatasan Banten–Jawa Barat. Pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat pengawasan agar tidak ada lagi pihak-pihak yang memanfaatkan kawasan lindung demi keuntungan pribadi.
Menanggapi hal itu, Gubernur Banten Andra Soni memastikan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan tersebut melalui instansi terkait.
“Nanti saya sampaikan,” ujar Andra, dikutip Sabtu (25/10/2025)
Ia menjelaskan, saat ini Pemerintah Provinsi Banten telah memiliki inspektur tambang yang berwenang untuk memantau seluruh aktivitas pertambangan di wilayah Banten, termasuk yang diduga ilegal.
Ia menegaskan bahwa setiap kegiatan yang melanggar hukum akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku.
Misteri harta karun di Gunung Salak

Namun, sepertinya harta karun yang terpendam itu memang sejatinya ada, meskipun bukan simpanan milik seseorang atau sekelompok orang. Namun, memang terkandung di dalam perut bumi di bawah Gunung Salak.
Namun demikian, sejak puluhan tahun silam Gunung Salak seakan telah menjadi saksi bisu dari berbagai cerita misterius yang mengelilingi harta karun Belanda yang konon sengaja dikubur di dalamnya.
Diketahui, cerita soal harta karun milik Belanda ini memiliki akar sejarah yang panjang dan telah memicu minat dan keingintahuan banyak penjelajah harta karun.
Cerita mengenai harta karun Belanda tersebut beredar dari mulut ke mulut di warga di lereng Gunung Salak.
Baca Juga: Mengenal dan menanti Goa Jepang di Sukabumi dibenahi seperti di Majalengka
Latar Belakang Cerita Harta Karun Belanda di Gunung Salak
Konon, para saudagar dan pasukan Belanda menguburkan harta mereka di Gunung Salak karena takut diambil tentara Jepang yang masuk ke Indonesia pada tahun 1942. Mereka lalu menguburkannya di Gunung Salak.
Setelah berhasil menguburnya, para tentara Belanda itu kemudian membuat peta penunjuk arah yang disertai tanda-tanda fisik lokasi menuju ke lokasi penyimpanan.
Pasukan Belanda berharap ketika mereka datang lagi ke Indonesia harta yang disimpan bisa diambil kembali, namun sejarah bercerita lain, setelah Jepang kalah dalam perang dunia, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaan.
Serdadu Belanda pun tidak bisa masuk lagi ke Indonesia, sedangkan peninggalannya masih tertimbun di lereng Gunung Salak. Baca selengkapnya: Mengungkap Misteri Harta Karun Belanda di Gunung Salak Sukabumi-Bogor, Begini Ceritanya









