28.9 C
Sukabumi
Sabtu, April 27, 2024

Kisah perjalanan spiritual Philippe Troussier, eks pelatih Timnas Vietnam Mualaf

sukabumiheadline.com - Philippe Troussier, mantan pelatih Tim...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Profil dan agama Ragnar Oratmangoen, jadi WNI karena Indonesia negara Muslim terbesar

KhazanahProfil dan agama Ragnar Oratmangoen, jadi WNI karena Indonesia negara Muslim terbesar

sukabumiheadline.com – Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Ragnar Oratmangoen adalah seorang Muslim. Dalam beberapa kesempatan, pemain Timnas Indonesia tersebut mengucapkan assalamualaikum dan menjalankan puasa Ramadhan.

Namun, Ragnar Oratmangoen tidak terlahir sebagai Muslim. Dia menjadi mualaf pada usia ke-15 tahun. Berawal dari mendalami Islam, ia memutuskan untuk berpindah keyakinan. Faktor lingkungan turut memengaruhi pilihannya.

“Saya tidak terlahir sebagai sebagai muslim. Saya dibesarkan sebagai seorang kristen,” ujar Ragnar Oratmangoen membuka cerita dalam Media Day Timnas Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024) lalu.

“Tetapi, setelah saya tumbuh dewasa, saya menemukan jalan ke Islam,” tutur pemain Fortuna Sittard di Eredivisie yang dipinjam dari Groningen tersebut.

“Bagi saya, hal-hal yang saya pelajari tentang Tuhan. Teman saya juga sering mengajak ke masjid ketika itu. Mereka mengajarkan saya soal Tuhan,” ungkap Ragnar.

“Lalu juga bagaimana agama ini bisa membantu dalam hidup. Ini menyentuh saya dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim,” ucap pemain 26 tahun ini.

Ragnar Oratmangoen
Alasan Ragnar Oratmangoen jadi WNI karena Indonesia negara Muslim terbesar. – Istimewa

Biodata Ragnar Oratmangoen

Ragnar Oratmangoen, ini adalah nama Maluku, Tanimbar, marganya adalah Oratmangun. Pemilik nama lengkap Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen ini lahir 21 Januari 1998, di Oss, Belanda.

Ia adalah pesepakbola profesional Indonesia yang bermain sebagai pemain sayap atau gelandang serang untuk klub Fortuna Sittard, dipinjamkan dari Groningen.

Pesepakbola dengan tinggi badan 1,80 meter itu bermain di posisi sayap dan gelandang serang.

Pemain yang mengenakan nomor punggung 34 di timnya itu memulai karier junior pada 2016–2017 di NEC.

Selanjutnya, ia berhasil menembus tim senior NEC di Liga Belanda sejak 2017–2019. Ia kemudian dipinjamkan ke Oss sejak 2018–2019, lalu di Cambuur pada 2019–2021.

Petualangan Ragnar kemudian berpindah pada 2021–2022 bersama Go Ahead Eagles, 2022 bersama Groningen, dan sejak 2023 di Fortuna Sittard dengan status pinjaman.

Kisah Ragnar Oratmangun Mualaf

Ragnar Oratmangoen, pemain baru Timnas Indonesia, mengisahkan perjalanannya hingga memeluk Islam saat masih remaja ketika berusia 15 tahun. Padahal, kedua orang tuanya yang sama-sama punya garis keturunan Indonesia dari kakek sedari kecil mendidiknya sebagai  Kristiani.

Saat usianya 14 tahun, ketika masih belajar di akademi sepak bola, ada temannya yang beragama Islam. Temannya ini beberapa kali mengajak Oratmangoen berkunjung ke masjid tempatnya beribadah.

Dari kunjungan-kunjungan tersebut Oratmangoen berdiskusi soal ketuhanan dan keagamaan. Dari situ pula Oratmangoen kecil menemukan kenyamanan dalam menjalankan kehidupan.

“Tidak, saya tidak terlahir sebagai muslim. Saya dibesarkan sebagai seorang Kristen, tapi setelah saya tumbuh dewasa, saya menemukan jalan ke Islam,” kata Oratmangoen.

“Sepertinya [saya masuk Islam] saat usia 15 tahun. Jadi saya juga sudah 10-11 tahun melewati Ramadan,” kata pemain berposisi striker ini, Selasa (19/3/2024).

Baginya, Islam membantunya dalam menjalani kehidupan. Seperti kultur Eropa pada umumnya, urusan memeluk agama di Belanda adalah privasi. Ini membuat keluarga Oratmangoen tak melarangnya memeluk Islam.

“Teman saya sering mengajak ke masjid. Mereka mengajarkan saya soal Tuhan dan bagaimana agama ini bisa membantu dalam hidup. Itu menyentuh saya dan akhirnya memutuskan untuk menjadi muslim,” ujarnya.

Meski sudah cukup lama memeluk Islam, Oratmangoen baru-baru ini saja mengunjungi Indonesia. Dan, Ramadhan kali ini adalah kali pertamanya merasakan atmosfer Ramadhan di Jakarta.

Pemain Fortuna Sittard ini mengaku terkesima dengan kultur puasa di Indonesia. Semua orang saling menghormati dan banyak kegiatan religius yang dilakukan selama Ramadhan.

“Saya pertama kali mendengarnya [adzan] saat di tempat latihan. Saya mendengar azan saat latihan dan menurut saya itu indah sekali. Saya senang bisa mendengar azan dan merasakan suasana ini,” katanya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer