sukabumiheadline.com – Analisis Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, berdasarkan kajian The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, dan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, menyebut bahwa morfologi wilayah Kabupaten Sukabumi, terutama sebagian besar wilayah selatan, berupa dataran hingga dataran bergelombang, lembah, dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.
Baca Juga: Waspada hujan di atas normal, bencana Tanah Bergerak di Sukabumi menurut pakar geologi ITS
Dikutip sukabumiheadline.com, Kamis (11/12/2025), analisis tersebut mengungkap wilayah Kabupaten Sukabumi secara umum tersusun oleh batuan berumur Tersier (berupa batuan sedimen dan rombakan gunung api) dan endapan Kuarter berupa aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Selain itu, pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi darat di Kabupaten Sukabumi diakibatkan oleh aktivitas penunjaman/subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab. Namun, gempa bumi darat tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi umumnya terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
Namun demikian, jika terjadi gempa, Badan Geologi merekomendasikan pertama, warga Sukabumi untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan potensi terjadinya gempa bumi susulan.
Selain itu, warga juga diminta agar jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Kemudian kedua, bangunan di Kabupaten Sukabumi harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
Ketiga, karena wilayah Kabupaten Sukabumi tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.
Ratusan kali gempa bumi selama 2025
Diberitakan sebelumnya, Sukabumi Earthquake Report merilis lebih dari 600 kali gempa bumi terdeteksi sepanjang Januari hingga 9 Desember 2025, termasuk gempa susulan. Adapun jumlah total kejadian gempa tidak dapat dinyatakan dalam satu angka tunggal, karena gempa terjadi secara terus-menerus dengan magnitudo yang bervariasi. Baca selengkapnya: Januari – Desember 2025, Sukabumi Earthquake Report: 600 kali gempa guncang Sukabumi
Sukabumi Earthquake Report juga mencatat beberapa peristiwa signifikan meliputi:
- September 2025: Serangkaian gempa mengguncang wilayah Sukabumi dan Bogor. Gempa utama bermagnitudo 4,0 pada 20 September 2025 diikuti oleh puluhan gempa susulan. Dilaporkan terjadi sekitar 29 hingga 38 kali gempa susulan dalam periode 20-21 September 2025 saja.
- Maret 2025: Gempa bermagnitudo 4,8 juga mengguncang Sukabumi hingga Bandung.
- November dan Desember 2025: Gempa-gempa kecil dengan magnitudo sekitar 1,5 hingga 4,0 terus terjadi di sekitar wilayah Sukabumi.
Secara keseluruhan, satu sumber statistik melaporkan bahwa terdapat lebih dari 600 gempa bumi terdeteksi di dekat Sukabumi sepanjang 2025.









