22 C
Sukabumi
Sabtu, April 20, 2024

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Berhenti Jadi Guru Honorer, Omzet Usaha Wanita Ciracap Sukabumi Rp30 Juta per Bulan

EkonomiBerhenti Jadi Guru Honorer, Omzet Usaha Wanita Ciracap Sukabumi Rp30 Juta per Bulan

SUKABUMIHEADLINE.com | CIRACAP – Bagi sebagian orang, mempunyai gelar pendidikan bukan menjadi patokan untuk bekerja sesuai dengan ijazahnya. Berani mengambil keputusan, tentu harus berani pula menerima konsekuensinya.

Eva Lasmawati (35), wanita asal Desa/Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, ini merupakan seorang Sarjana Pendidikan Islam, dari salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung.

Setelah memiliki gelar sarjana, Eva menjadi guru honorer di sebuah madrasah di Ciracap. Sambil mengisi waktu luang sepulang mengajar, ia membuka usaha jualan baju online di rumahnya.

“Awal jualan karena kepepet butuh uang, terus saat itu baru punya anak satu usia empat tahun, emak-emak pasti ngerasain kalau udah punya anak tuh harus banget punya uang di saku. Nah dari situ saya memutar otak,” paparnya kepada sukabumiheadline.com, Rabu (2/3/2022).

Modal nekad, Eva mulai jualan online baju anak melalui Facebook dan BlackBerry Messenger (BBM). “Sambil saya manfaatin handphone buat jualan online,” ungkap wanita berhijab itu.

Namun, banyaknya profesi yang ditekuni, membuat Eva harus mengorbankan salah satunya. Ia pun berhenti setelah menjadi guru honorer selama tujuh tahun, kemudian fokus pada usaha online shop-nya.

“Alasan berhenti jadi guru, pertama tidak bisa membagi waktu. Kalau ngajar pagi harus on time di sekolah, sementara anak juga harus saya urus. Sekarang empat anak sama bayi kembar. Ditambah nyambi jualan online juga. Nah dari situ mulai mutusin fokus jualan dan jagain anak dan keluarga,” jelas Eva.

“Saya belajar sendiri dari mulai pembelian barangnya, cara pemasarannya, pembukuannya, awalnya sempat bingung tapi lama kelamaan akhirnya saya paham alurnya,” kata Eva.

Sistem Pemasaran

Sistem promosi dan marketing yang dilakukan ibu empat orang anak ini adalah melalui media sosial dan dropship.

“Awalnya waktu itu masih dropship, jadi posting dulu gambar dari suplayer, kalo ada yang mau baru deh diorderin. Belum berani nyetok seperti sekarang, terus habis itu satu tahun fokus ke online, secara modalnya juga masih mutar-mutar, dapat uang belanjakan lagi, makin ke sini mulai stok barang, tapi jualannya masih ngampar di rumah, jadi kalau,” kata Eva.

“Ada yang mau pilih-pilih langsung datangnya ke rumah, lambat laun bisa bikin ruko kecil-kecilan nempel samping rumah, berjalan tiga tahun kebelakang beranikan buat sewa ruko pinggir jalan, nyetok barang lebih banyak, jadi sekarang gak hanya online tapi cash on delivery (COD) juga. Alhamdulillah bisa berada di titik sekarang dengan perjuangan yang bisa dibilang panjang dan penuh cerita,” tambah dia.

Modal dan Omset

Eva menambahkan, modal awal yang ia keluarkan pertama kali sebesar Rp2 juta hasil meminjam dari pihak bank. Namun, setelah berjalan selama tujuh tahun, dari usahanya kini ia meraup omset Rp30 juta per bulannya.

“Modal awal ingat banget waktu itu cuma Rp2 juta, dan itu pun dapat meminjam dari bank, sama modal nekad juga. Alhamdulillah sekarang sudah tujuh tahun berjalan, omset per bulannya Rp30 juta itu kalau di bulan biasa, kalau sudah masuk bulan Ramadhan terus mendekati Idul Fitri, omsetnya bisa sampai Rp80 juta,” pungkasnya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer