Bikin Haru dan Miris, Pengakuan Anak Jalanan Kota Sukabumi

- Redaksi

Kamis, 23 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anak jalanan Kota Sukabumi. l Eka Lesmana

Anak jalanan Kota Sukabumi. l Eka Lesmana

sukabumiheadline.com – Kehidupan anak jalanan sepintas dekat dengan kekerasan. Namun, anggapan itu ditolak sejumlah pengamen yang mangkal di sekitaran Kota Sukabumi.

Gak semuanya bener,” kata mereka. Sebab, kami malah menikmati kehidupan apa adanya. Menjajakan suara, atau tarian menjadi rutinitas keseharian,” kata Askal Muhammad Ilham (16), salah seorang pengamen jalanan kepada sukabuniheadline.com, Kamis (23/12/2021).

Bagi sebagian kalangan, keberadaan pengamen jalanan menjadi momok tak sedap yang muncul di berbagai kota. Tengok saja, para pendendang jalanan di seputar Kota Sukabumi in tergolong anak yang seharusnya berada di bangku sekolah, tapi ironisnya sudah harus mencari nafkah di jalanan selama sembilan hingga sepuluh jam sehari, demi mengais rezeki sekira Rp40 ribu sampai Rp100 ribu setiap harinya.

3 7
Anak jalanan Kota Sukabumi. l Eka Lesmana

Semua bocah-bocah ini terlahir dari keluarga kurang berada. Dengan berbagai alasan, mereka mencari uang. Buntutnya, barisan anak usia sekolah itu terpaksa menghabiskan masa mudanya di jalanan.

Sebaliknya, orangtua mereka seakan pasrah dengan kehidupan sang anak. Hal itu pula yang dialami Askal Muhammad Ilham (16), Agung Priyatno (17) dan Arya Saputra (17) para pengamen cilik di Kota Sukabumi.

Mereka mengaku tak bisa bersekolah karena orangtuanya tak memiliki biaya. Jadilah mereka pengamen yang bergelayutan di angkot-angkot kota.

Alasan mereka mengamen adalah tidak ingin membebani orang tua. Itulah sebabnya, Askal, Ilham, Agung mengaku memilih menjadi pengamen jalanan kota.

Baca Juga :  Pasar Pelita Kota Sukabumi Belum Juga Beroperasi, GMNI Geruduk Balai Kota
3 7
Anak jalanan Kota Sukabumi. l Eka Lesmana

“Awalnya coba-coba terus kerasa uangnya, per hari, kalau sendiri, dari pagi sampai malam bisa sampai Rp100 ribu, dipakai utk makan, bayar kos. Kalau orang tua masih lengkap dan bekerja jualan di Bandung,” terang Askal.

Sedangkan Agung menuturkan, “Saya ngamen penghasilan per hari kadang Rp40 sampai Rp80 ribu, ngamen badut hanya sampingan, kalau disaat gak ada kerjaan. Jiwa saya memang masih ingin di jalanan,” paparnya.

Arya mengamini alasan teman-temannya, “Tidak ingin menyusahkan orang tua, dan ingin juga merasakan susahnya orang tua mencari nafkah, “ kata Arya.

Ironis memang, anak usia belasan seperti mereka seharusnya masih duduk di bangku sekolah, tapi karena orang tua mereka menganggap sekolah adalah kemewahan, merekapun memilih jalannya sendiri, jadi pengamen jalanan.

Berita Terkait

Truk tak kuat nanjak di jalan rusak Nyalindung Sukabumi, warga: Ganti bupati sama aja
Poin penting Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi, siapkan dana Pilbup 2029
Ular berbisa masuki rumah Kasek SMAN 5 Sukabumi, butuh bantuan Damkar? Hubungi nomor ini
Musda XVI Pemuda/KNPI 2025, Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi ingatkan soal ini
Setelah Disdagin, kini giliran dugaan korupsi truk sampah DLH Kabupaten Sukabumi
Tersisa 5 pemuda dan asal OKP berebut Ketua DPD KNPI Kabupaten Sukabumi
Korupsi belanja fiktif Rp1,1 miliar Disdagin Kabupaten Sukabumi, 1 wanita dan 2 pria tersangka
Jemaah haji asal Palabuhanratu Sukabumi meninggal dunia

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 17:29 WIB

Truk tak kuat nanjak di jalan rusak Nyalindung Sukabumi, warga: Ganti bupati sama aja

Kamis, 15 Mei 2025 - 16:34 WIB

Poin penting Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi, siapkan dana Pilbup 2029

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:31 WIB

Ular berbisa masuki rumah Kasek SMAN 5 Sukabumi, butuh bantuan Damkar? Hubungi nomor ini

Kamis, 15 Mei 2025 - 10:00 WIB

Musda XVI Pemuda/KNPI 2025, Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi ingatkan soal ini

Kamis, 15 Mei 2025 - 03:27 WIB

Setelah Disdagin, kini giliran dugaan korupsi truk sampah DLH Kabupaten Sukabumi

Berita Terbaru