22.9 C
Sukabumi
Jumat, Maret 29, 2024

Blueberry, sniper cantik Rusia pembantai tentara Ukraina

sukabumiheadline.com - Sosok Blueberry sangat misterius. Namun,...

Soal tangan buruh wanita asal Bojonggenteng Sukabumi putus, Latas: Disnaker harus proaktif

sukabumiheadline.com - Paskakecelakaan kerja yang terjadi di...

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

Bukan Nabi Muhammad SAW, Ini Orang yang Membangun Masjid Al Aqsha

KhazanahBukan Nabi Muhammad SAW, Ini Orang yang Membangun Masjid Al Aqsha

sukabumiheadline.com l Masjid Al Aqsha menjadi sorotan usai pasukan Israel menyerbu tempat ibadah umat Muslim itu dan menyerang jemaah pada pekan lalu. Pasukan Israel melakukan serangan dua kali di waktu subuh dan saat malamnya.

Masjid Al Aqsha berada di kompleks Temple Mount atau Haram Al Sharif di Kota Tua Yerusalem. Wilayah itu kerap menjadi titik nyala perselisihan Israel-Palestina.

Sejarah Masjid Al Aqsha

Dilansir dari Middle East Eye, Masjid Al Aqsha dibangun oleh khalifah kedua Islam, Umar bin Khattab, setelah penaklukan di Levant.

Sepanjang sejarahnya, Masjid Al Aqsha telah mengalami serangkaian renovasi dan perluasan termasuk di era Dinasti Ummayah, Abbasiyah, dan Kekaisaran Ottoman.

Pada 637 M, tentara Muslim mulai muncul di sekitar Yerusalem. Ketika itu, sosok yang bertanggung jawab atas Yerusalem adalah wakil dari pemerintah Bizantium, Patriark Sophronius dan pemimpin Gereja Kristen, demikian dikutip dari The Times of Israel.

Sophronius menolak menyerahkan Yerusalem padahal banyak pasukan Muslim mengepung kota itu. Dia bersedia menyerahkan kota, jika Umar datang menerima penyerahan tersebut.

Mendengar permintaan itu, Umar meninggalkan Madinah, pergi sendirian dengan satu keledai dan satu asisten. Saat dia tiba di Yerusalem, dia disambut Sophronius.

Sophronius heran melihat penampilan Umar yang begitu sederhana. Ia bahkan tak bisa membedakan mana sang pemimpin dan mana asisten.

Umar diajak berkeliling kota, termasuk Gereja Makam Suci. Ketika waktu shalat tiba, Sophronius mengajak Umar shalat di dalam Gereja. Namun, Umar menolak.

Umar bersikeras jika dia berdoa di sana, umat Islam akan menggunakannya sebagai alasan untuk mengubahnya menjadi masjid. Artinya, tindakan ini bisa membuat situs suci umat Kristen terampas.

Dia lalu shalat di luar Gereja atau berada di sisi selatan kompleks Al Aqsha yang dikenal saat ini. Kemudian, di situlah masjid Al Aqsha dibangun.

Dahulu Al Aqsha diberi nama Al Qibli (Masjid Kiblat). Masjid ini pernah menjadi kiblat umat Islam sebelum turun wahyu dan menjadikan Kabah sebagai kiblatnya.

Al Aqsha mengalami serangkaian renovasi dan perluasan sepanjang sejarah. Pada 661-750 SM, Dinasti Umayyah memperbaiki bangunan ini, kemudian dilanjutkan Khalifah Abassiyah, Dinasti Fatimiyyah, Dinasti Ayyubi, dan Kekaisaran Ottoman.
Masjid ini berada di kompleks Al Aqsa. Selain masjid Al Aqsa, di area ini juga ada Dome of The Rock, dan tembok ratapan di bagian barat.

Dome of the Rock merupakan tempat yang menjadi pijakan Nabi Muhammad saat menjalankan Isra Mi'raj. l Istimewa
Dome of the Rock, kubah emas, merupakan tempat yang menjadi pijakan Nabi Muhammad saat menjalankan Isra Mi’raj. l Istimewa

Dome of the Rock merupakan tempat yang menjadi pijakan Nabi Muhammad saat menjalankan Isra Mi’raj atau perjalanan menuju langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha.

Di sisi barat daya adalah tembok ratapan yang diyakini umat Yahudi sebagai satu-satunya kuil kedua yang bertahan usai dihancurkan Romawi, demikian dikutip dari Middle East Eye.

Area Masjid Al Aqsha juga dipercaya umat Yahudi menjadi tempat berdirinya Bait Suci di masa lalu.

Menurut keyakinan Yahudi, Bait Suci pertama dibangun Sulaiman atau Salomo Putra Daud pada 957 Sebelum Masehi. Bangunan ini kemudian dihancurkan Kerajaan Babilonia pada 586 SM, dan dibangun kembali oleh Kekaisaran Romawi pada 70 M.

Pada 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membagi wilayah mandat Britania atas Palestina. Kaum Yahudi mendapat 55 persen wilayah. Namun, sejumlah negara Timur Tegah menolaknya.

Kemudian pada 1948, Perang negara-negara Arab (termasuk Yordania) dan Israel berkecamuk. Israel berhasil memenangkannya dan merebut lebih dari 70 persen wilayah yang dimandatkan PBB.

Namun, Yerusalem bagian timur termasuk Kota Tua jatuh ke tangan Kerajaan Hashemite Yordania.

Perang kembali berkecamuk pada 1967. Israel lalu berhasil menganeksasi Yerusalem Timur dan daerah sekitar Masjid Al Aqsha.

Yordania dan Israel mencapai kesepakatan bahwa Amman akan terus mempertahankan bagian dalam masjid Al Aqsha. Sementara itu, Israel akan mengontrol bagian luar.

Israel juga memperketat kendalinya atas penduduk Palestina. Dan, Al Aqsha muncul sebagai simbol perlawanan Palestina.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer