Catatan kritis 100 Hari Kerja Bupati/Wabup Sukabumi, LKK beri nilai 2 dari 10

- Redaksi

Senin, 2 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Program 100 Hari Bupati Sukabumi Asep Japar dan Wakil Bupati Sukabumi Andreas - Istimewa

Program 100 Hari Bupati Sukabumi Asep Japar dan Wakil Bupati Sukabumi Andreas - Istimewa

sukabumiheadline.com – Program 100 Hari pasangan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Sukabumi, Asep Japar (Asjap)-Andreas berakhir pada 31 Mei 2025, terhitung sejak 21 Februari 2025.

Namun, ketidakpuasan terhadap 100 Hari Kerja Asjap-Andreas menyeruak dari berbagai kalangan dan daerah kecamatan. Ketidakpuasan tersebut antara lain didominasi terkait infrastruktur, terutama Jalan Kabupaten, yang dinilai masih buruk.

Asjap-Andreas juga dinilai terlalu banyak melakukan kegiatan seremonial, antara lain rapat, silaturahim hingga kegiatan lain yang dinilai publik sebagai bukan prioritas mendesak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sisi lain, Founder Lingkar Kajian Kebangsaan (LKK) Dewex Sapta Anugrah juga melakukan komparasi dengan kota atau kabupaten lain yang dinilainya memiliki kepala daerah gesit, segendang sepenarian dengan aksi sat-set Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Padahal, kata Dewex, semua daerah memiliki masalah utama yang relatif sama, yakni salah satunya, keterbatasan anggaran.

Untuk diketahui, Asjap-Andreas memiliki 9 Program Kerja 100 Hari, yakni: 1) Generasi Mencrang: Generasi Mandiri, Cerdas dan Gemilang. 2) Program Sukabumi Sakti: Program Sukabumi Sehat, Kuat, dan Inspiratif, dan 3) Pemuda Berkarya Sukabumi Berdaya: Program Pemberdayaan Pemuda.

Kemudian, 4) Program Permata Suci: Perempuan Mandiri dan Tangguh untuk Sukabumi Cemerlang dan Inovatif, 5) Program Trendi: Program Pesantren Melek Digital, dan 6) UMKM-IKM Motekar: Mandiri dengan Optimalisasi Teknologi Secara Terarah.

Selanjutnya, 7) Pembangunan Rumah Sakinah: Rumah Sehat, Layak, Nyaman, Aman dan Berkah, 8) Taman Interaksi Warga: Taman Inovasi, Teknologi, Olahraga, Kreativitas dan Silaturahmi Warga, dan 9) Program Tumaninah: Infrastruktur Mantap, Terintegrasi dan Terarah.

Sementara itu, Program Unggulan, pasangan Asjap-Andreas menawar 13 poin. Baca selengkapnya: Sukabumi Leucir: Ini 13 Program Unggulan Asep Japar-Andreas, ada Jalan Kabupaten mulus

Tidak ada gebrakan dan minim inisiatif

Dewex juga menilai, Bupati dan Wabup Sukabumi, merupakan kepemimpinan yang lahir dalam proses
demokrasi Kabupaten Sukabumi, keduanya terpilih pada Pilkada serentak 2024 lalu, dengan raihan 53% suara.

“Capaian tersebut mengungguli pasangan lyos Somantri-Zainul yang hanya meraih 46% suara,” kata Dewex kepada sukabumiheadline.com, Senin (2/6/2025) pagi. Baca selengkapnya: MK tolak gugatan Iyos-Zainul, Asep Japar-Andreas sah Cabup/Cawabup Sukabumi terpilih

“Capaian besar atas raihan suara tersebut tentu merupakan bagian dari
kepercayaan publik terhadap kepemimpinan keduanya yang memiliki tagline ‘Melanjutkan Kebaikan’, dan kita ketahui bersama bahwa pasangan Asjap-Andreas merupakan calon yang berangkat dari Partai Besar yakni Partai Golkar, di mana partai tersebut merupakan pemenang pada kontestasi Pileg 2024 dengan raihan 10 kursi legislator di parlemen,” paparnya.

Tidak hanya itu, kata Dewex, Partai Golkar merupakan partai besutan mantan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, sehingga tidak bisa dinapikan bahwa kemenangan Asjap-Andreas pada Pilkada 2024 merupakan racikan strategi dan taktik Marwan Hamami dengan instrumen kekuasaan penuh yang dimilikinya.

Baca Juga :  10 kecamatan terbanyak dan sedikit dihuni penduduk non-Muslim di Kabupaten Sukabumi

Baca Juga: Bupati Sukabumi kembali kena boikot DPRD, Dewex: Belum 100 hari sudah 2 kali, #sukabumipesimis

“Sehingga tagline ‘Melanjutkan Kebaikan’ bila kita uraikan secara spesifik, tentu pekerjaan rumah bupati dan wabup saat ini sangatlah besar dan diperlukan akselerasi yang harus mampu menjawab keinginan dan harapan masyarakat tentang apa yang akan dijanjikan,” kata dia.

“Kita tahu bahwa kompleksitas masalah di Sukabumi tidak akan bisa diselesaikan dengan waktu sekejap. Karenanya, perlu gebrakan, yang kalau perlu, radikal,” kata Dewex.

Padahal, kata Dewex, Asjap-Andreas merupakan pasangan dengan komposisi figur yang tergolong ideal.

“Seharusnya keduanya bisa saling mengisi, di mana Asep Japar dengan latar belakang birokrat, adalah simbol kepemimpinan yang hanya terbisa bekerja sesuai kewajibannya. Sedangkan, Andreas sendiri merupakan pengusaha. Jadi wajar jika publik memiliki ekspektasi tinggi, dan menunggu gebrakan apa yang akan dilakukan pada 100 hari pasangan ini. Nyatanya, tidak ada!” jelasnya.

“Publik menunggu langkah stategis apa yang diambil untuk 100 hari pertama mereka, karena persoalan-persoalan yang dihadapi oleh Asjap-
Andreas ke depan, akan semakin pelik. Daeri persoalan infrastruktur, lapangan pekerjaan, kemiskinan, ekonomi, recovery bencana, hingga lingkungan dan banyak lagi,” urai Dewex.

Baca Juga: MK tolak gugatan Iyos-Zainul, Asep Japar-Andreas sah Cabup/Cawabup Sukabumi terpilih

Namun, lanjut mantan aktivis GMNI Sukabumi Raya itu, 100 hari kepemimpinan Asjap-Andreas belum ada gebrakan kongkret dan minim inisiatif.

“Dalam 100 hari ini kita lebih banyak
melihat lambannya pergerakan mereka dalam penanganan persoalan-persoalan di atas, terkhusus bagaimana menyelsaikan problem akut yang
terjadi di Kabupaten Sukabumi dan satu di antaranya adalah infrastruktur jalan yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi,” sesal dia.

“Padahal, bila kita melihat background dari bupati yang terakhir menjabat Kepala Dinas PU (Pekerjaan Umum), tentunya masalah tersebut sudah terpetkan sejak lima tahun lalu,” lanjut Dewex.

Tidak hanya itu, Dewex juga menyoroti Program “Sukabumi Sakti”, yakni program Sukabumi Sehat, Kuat, dan
Inspiratif. Program tersebut merupakan di bidang kesehatan, di mana masyarakat Sukabumi yang akan melalukan pengobatan di Puskesmas cukup hanya menunjukkan KTP, dan gratis.

“Namun, dalam praktiknya kita perlu mengkroscek secara langsung apakah hal tersebut sesuai dengan yang dijanjikan, atau tidak. Akan tetapi, hal tersebut bisa menjadi harapan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” ungkapnya.

Bupati terlemah sepanjang sejarah Sukabumi

Dewex lebih jauh menilai salah satu lambannya kepemimpinan Asjap-Andreas disebabkan buruknya komunikasi politik keduanya, serta partai politik pengusung pasangan tersebut.

“Buruknya komunikasi tersebut bisa dilihat dari terjadinya dua kali aksi boikot dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi,” kata Dewex.

“Hal itu juga menunjukkan bahwa Asjap-Andreas merupakan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi terlemah sepanjang sejarah. Dua kali paripurna tidak kuorum, itu luar biasa. Lemah,” katanya.

Baca Juga :  Brigjen TNI Maulana Ridwan, jenderal bintang satu asal Sukabumi atasan Letkol Teddy

Ia menilai peristiwa boikot Rapat Paripurna tersebut sebagai tamparan bagi Asjap-Andreas. Baca selengkapnya: Soal boikot Paripurna DPRD, Dewex: Asep Japar Bupati Sukabumi terlemah sepanjang sejarah

“Ini tamparan bagi eksekutif, dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi. Dengan dua kejadian tersebut, kita melihat sulitnya membangun sinergitas antara eksekutif dan legislatif dalam merumuskan program-program pembangunan bagi Kabupaten Sukabumi,” yakin Dewex.

Dewek juga menilai rendahnya kekompakan dalam mendukung Asjap-Andreas di parlemen merupakan anomali, mengingat Partai Golkar
memiliki 10 kursi, Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) 7 kursi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 5 kursi, dan
Partai Amanat Nasional (PAN) 3 kursi.

“Artinya, dukungan 50 persen kursi legislatif (dari total 50 kursi), sejatinya merupakan modal politik yang cukup baik, karena jika didukung komunikasi politik yang baik, tentunya dukungan bisa lebih besar lagi,” papar Dewex.

“Karenanya, rendahnya dukungan dari legislator, menjadi hal yang anomali, mengingat pasangan ini didukung sekira 50 persen anggota legislatif. Artinya bila komunikasi politik antara eksekutif dengan legislatif berjalan cair, maka kekuatan tersebut sudah cukup untuk menguatkan posisi eksekutif di
legislatif, sehingga apa-apa yang direncanakan oleh Bupati dan Wakil Bupati mampu ditopang dukungan legislatif,” jelas dia.

Nilai 2 dari 10

Lebih jauh, Dewex memberi nilai dua dari 10 untuk Program 100 Hari Asep Japar-Andreas.

“Uruaian-uraian tadi hanya gambaran kecil dari catatan kritis terhadap 100
Hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi. Menurut saya, 100 hari kerja pasangan ini layak nilai 2 dari 10,” kata Dewex.

Namun ke depan, Dewex mendorong akselerasi kinerja yang cepat dalam menjawab harapan masyarakat. Selain itu, dia berharap publik tidak terperangkap dalam dendam masa lalu. Baginya, kontestasi politik, Pilkada, merupakan proses demokrasi menuju pendewasaan bagi masyarakat.

“Dengan begitu, proses pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak lagi terkluster pada situasi politik masa lalu, karena diperlukan sinergitas dan kolaborasi seluruh instrumen politik dan elite di Kabupaten Sukabumi untuk
sama-sama memberikan andil sekecil apapun untuk kemajuan daerah,” urainya.

“Dengan begitu, Kabupaten Sukabumi yang Mubarakah, sebagaimana Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi idam-idamkan dapat diwujudkan, peningkatakan kesejahteraan masyarakat di berbagai sektor dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip keagamaan dan kebudayaan juga dapat diwujudkan” pungkasnya.

Untuk informasi, sukabumiheadline.com sudah menghubungi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfosan) Kabupaten Sukabumi, Mubtadi Latip, pada Sabtu (31/5/2025) atau tepat 100 Hari Kerja Asep Japar-Andreas, untuk wawancara terkait capaian 100 Hari Kerja Bupati dan Wabup Sukabumi.

Namun, Mubtadi Latip meminta waktu karena harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Sukabumi.

“Izin saya kabarin setelah ada release dari Bapelitbangda, ya kang,” kata Mubtadi Latip.

Sementara, Wabup Sukabumi, Andreas, belum merespons pertanyaan yang diajukan redaksi.

Berita Terkait

Hitung luas wilayah, jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi Utara dan calon ibu kota
Ini 9 Program 100 Hari Bupati/Wabup Sukabumi finish 31 Mei, mana sudah terwujud?
Kilas balik 1995: 3 kecamatan di kabupaten disetujui Soeharto gabung Kota Sukabumi
Pengertian dan perbandingan besar APBD kota dan kabupaten di Jawa Barat, Sukabumi berapa?
Brigjen TNI Maulana Ridwan, jenderal bintang satu asal Sukabumi atasan Letkol Teddy
Jumlah penduduk miskin 5 tahun terakhir, Kabupaten Sukabumi naik, kota turun
Menghitung luas dan jumlah penduduk Kota Sukabumi jika ditambah 7 kecamatan terdekat
10 kecamatan terluas dan tersempit, luas Kabupaten Sukabumi berbanding jumlah penduduk

Berita Terkait

Selasa, 3 Juni 2025 - 01:24 WIB

Hitung luas wilayah, jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi Utara dan calon ibu kota

Senin, 2 Juni 2025 - 01:37 WIB

Catatan kritis 100 Hari Kerja Bupati/Wabup Sukabumi, LKK beri nilai 2 dari 10

Sabtu, 31 Mei 2025 - 00:01 WIB

Ini 9 Program 100 Hari Bupati/Wabup Sukabumi finish 31 Mei, mana sudah terwujud?

Jumat, 30 Mei 2025 - 01:54 WIB

Kilas balik 1995: 3 kecamatan di kabupaten disetujui Soeharto gabung Kota Sukabumi

Senin, 26 Mei 2025 - 08:56 WIB

Pengertian dan perbandingan besar APBD kota dan kabupaten di Jawa Barat, Sukabumi berapa?

Berita Terbaru

Ilustrasi Sukabumi United FC - sukabumiheadline.com

Olahraga

Coming soon klub sepak bola profesional, Sukabumi United!

Selasa, 3 Jun 2025 - 10:00 WIB