Cerita Niloofar Rahmani, Pilot Afghanistan Pernah Diancam Mati Taliban

- Redaksi

Kamis, 14 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pilot perempuan pertama di Angkatan Udara Afghanistan, Niloofar Rahmani. I Istimewa

Pilot perempuan pertama di Angkatan Udara Afghanistan, Niloofar Rahmani. I Istimewa

sukabumiheadline.com I Niloofar Rahmani sempat menjadi perhatian dunia setelah mencetak sejarah menjadi pilot wanita Angkatan Udara Afghanistan pertama. Niloofar langsung menjadi ikon feminisme dan simbol harapan jutaan wanita di Afghanistan.

Dilansir CNN pada 19 Agustus 2021, Niloofar yang berusia 29 tahun itu awalnya mendaftar pada program pelatihan Angkatan Udara Afghanistan pada 2010 silam.

Namun, perjalanannya menjadi pilot tidaklah mulus. Niloofar sering diremehkan dan beberapa kali dianggap bahwa fisiknya tidak layak untuk terbang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Para pria memperlakukan saya seperti saya akan gagal. Saat itu saya baru berusia 18 tahun. Namun, saya mencoba mengabaikannya,” ucap Rahmani kepada BuzzFeed News.

“Para pria selalu mengatakan kalau saya akan gagal karena saya seorang wanita. (Fisik) saya juga dianggap lemah dan tidak bisa menerbangkan pesawat,” kenangnya.

Rahmani tak patah arang, ia justru makin bersemangat untuk mematahkan anggapan negatif terhadap dirinya.

Baca Juga :  Glenn Fredly The Movie ungkap sosok berharga dalam hidup sang penyanyi, satu Wanita Sukabumi

Tahun 2013, menjadi kenangan manis bagi Niloofar karena berhasil menjadi pilot wanita pertama yang menerbangkan fixed-wing jet di Angkatan Udara Afghanistan. Ia juga menjadi pilot wanita Angkatan Udara Afghanistan pertama sejak kejatuhan Taliban pada 2001.

Foto-fotonya saat mengenakan seragam Angkatan Udara Afghanistan, dengan kerudung, dan kacamata hitam sempat viral.

Pencapaiannya tersebut membuatnya mendapat International Women of Courage Award atau Penghargaan Keberanian Perempuan Internasional dari Kementerian Luar Negeri AS, pada 2015. Penghargaan itu langsung diberikan oleh Ibu Negara Amerika Serikat (AS) saat itu, Michelle Obama.

Namun, ketenaran Niloofar malah membuatnya menerima banyak ancaman pembunuhan, sehingga memaksa ia dan keluarganya harus berpindah rumah, setelah menjadi target Taliban.

“Mereka mengatakan kalau saya bukanlah wanita muslim yang baik. Saya sudah melupakan budaya muslim dan pantas dibunuh demi kehormatan,” tutur Niloofar kepada Fox 13.

Situasi itu membuatnya sering berpindah rumah, terkadang tiga kali dalam satu bulan. “Pemerintah Afghanistan tidak pernah mendukung saya dalam hal ini. Pihak Angkatan Udara juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah memaksa saya untuk berada di sana,” lanjutnya.

Baca Juga :  Nani Adiwijaya, bantu suami asal Sukabumi jadi perintis salon kecantikan di Indonesia

Setelah hidup bertahun-tahun hidup dalam ancaman, Rahmani akhirnya melarikan diri ke AS sementara orangtua dan saudaranya tinggal di Kabul, Afghanistan.

Setelah meninggalkan negaranya, Rahmani mengajukan hak asylum ke pemerintah AS. Pada 2018, Niloofar mendapatkan asylum atau suaka perlindungan dari pemerintah AS dan saat ini tinggal di Tampa, Florida.

Kini setelah Taliban kembali menguasai Afghanistan, Niloofar merasa sedih dan kecewa. Ia juga mengkhawatirkan keluarganya yang berada di Afghanistan.

“Para setan ini mendadak muncul kembali ke kota. Mereka (Taliban) tahu bahwa Afghanistan sepenuhnya berada di bawah kekuasaan mereka dan mereka akan mulai melakukan kekerasan dan hukuman. Mereka sudah melakukan itu sejak 20 tahun lalu, atau mungkin lebih kejam,” ucapnya.

Berita Terkait

Israel bikin undang-undang baru, izinkan hukum mati tahanan Palestina
Indonesia sediakan lahan pertanian 15 ribu hektare untuk Palestina di Kaltara
Zohran Mamdani, selangkah lagi Muslim jadi Wali Kota New York
Menteri Negara hamil 83 anak sekaligus, Albania geger
Presiden Kolombia gunakan barbuk emas sitaan kasus narkoba untuk bantu warga Gaza
Tim Pembentukan Negara Palestina resmi disahkan, Perancis ketua
Ini peta Palestina terbaru versi pemerintah Inggris dan keterangan yang diubah
Bantuan kemanusiaan ke Gaza dikawal kapal perang Italia dan Spanyol

Berita Terkait

Rabu, 5 November 2025 - 00:59 WIB

Israel bikin undang-undang baru, izinkan hukum mati tahanan Palestina

Sabtu, 1 November 2025 - 11:00 WIB

Indonesia sediakan lahan pertanian 15 ribu hektare untuk Palestina di Kaltara

Kamis, 30 Oktober 2025 - 18:51 WIB

Zohran Mamdani, selangkah lagi Muslim jadi Wali Kota New York

Selasa, 28 Oktober 2025 - 02:06 WIB

Menteri Negara hamil 83 anak sekaligus, Albania geger

Jumat, 17 Oktober 2025 - 21:39 WIB

Presiden Kolombia gunakan barbuk emas sitaan kasus narkoba untuk bantu warga Gaza

Berita Terbaru

Redenominasi Rupiah. l Istimewa

Regulasi

Redenominasi Rupiah: 2027 UMK Sukabumi Rp4,2 ribu

Jumat, 7 Nov 2025 - 17:41 WIB